FATHERING & SONSHIP 2

Akibat dari LAWLESSNESS (Ketiadaan Hukum) muncullah 5 Penyakit Generasi, yaitu :

1. Pemberontakan
, banyak anak-anak muda yang tidak dapat menghormati bapanya karena mereka kehilangan figure bapa. = figure bapa yang bagaimana ? = (bapa yang mengasihi – peduli – mengampuni – memberikan kesempatan yang kedua)
(Jangan kita hanya menengking roh zinah, roh dusta, roh jahat, roh peramal, roh tenung, roh perbudakan, kita juga perlu menengking “roh yatim” di dalam kehidupan bergereja / di dalam keluarga. Bisa saja kita memiliki pemimpin tetapi kita tetap merasa sendirian / tidak ada bapa. Atau kita mempunyai seorang ayah secara daging tetapi tidak memiliki seorang bapa yang mempunyai hubungan / relationship yang dekat dengan anaknya).

2. Free Sex, beberapa anak muda yang pernah kami layani, kelihatannya imut-imut, sederhana, polos, tutur kata sangat sopan dan penampilan tidak neko-neko. Tetapi terlibat di dalam hubungan sex bebas, bahkan sudah beberapa kali menggugurkan kandungannya. Ini dapat terjadi karena kurangnya perhatian yang didapat dari keluarga maka mereka cenderung mencari melalui kebebasan pergaulan hingga mengarah kepada free sex.
Ini adalah cara-cara iblis menghancurkan generasi selanjutnya atau sering kita sebut sebagai GENERATION ATTACK.
Kalau kita tidak mempersiapkan generasi selanjutnya dengan baik PREPARING THE NEXT GENERATION TO FEAR GOD maka generasi kita akan mengalami GENERATION ATTACK oleh iblis, dimana Iblis akan memunculkan penyakit-penyakit generasi seperti yang saya jelaskan lagi.
Penyakit apa lagi ?

3. Narkoba, anak-anak muda yang tidak memiliki pengarahan dan bimbingan yang tepat dari orangtua, atau pemimpin rohani akan mudah terpengaruh oleh pergaulan mereka hingga mencoba narkoba.
Dan waktu yang tepat bagi iblis menyerang mereka adalah pada saat mereka menghadapi masalah-masalah dan tidak ada pemecahannya karena tidak ada fathering / pembapaan, tidak ada tempat untuk mencurahkan isi hati / mengadu, tidak ada kasih yang mengalir, tidak ada yang peduli. Mereka akan lari kepada teman-teman mereka. Kalau teman-teman mereka bukan orang yang takut akan Tuhan, maka solusinya adalah : NARKOBA !
Contoh : Ada sebuah keluarga yang kami kenal, karena tidak ada perhatian dari bapanya (karena bapanya sendiri hidup di dalam perselingkuhan) seorang gadis statusnya masih murid SMA kelas 2 terlibat sex bebas dengan teman sekelasnya. Akhirnya dia hamil, melahirkan anaknya. Dia begitu putus asa dan akhirnya terlibat narkoba dan sex bebas yang lebih parah lagi.
Saya rindu setiap orang tua untuk mendidikl anak-anak yang Tuhan percayakan agar takut akan Tuhan. Dan biarlah hidup kita menjadi teladan / contoh bagi mereka untuk hidup takut akan Tuhan supaya gererasi selanjutnya adalah generasi yang bebas dari generation attack dari iblis. Kita menghasilkan generasi Ilahi yang takut akan Tuhan sehingga mereka di dalam kehidupannya boleh menjadi berkat bagi kota, bangsa dan negeri kita.

4. Fantasi, hal ini dapat terjadi karena adanya kemudahan-kemudahan teknologi. Dengan semakin berkembangnya internet maka dapat dengan mudah melakukan download situs-situs porno. Kita mengenal kata “cybersex” dimana anak-anak muda yang tidak takut Tuhan sangat menikmati hal itu, dengan berfantasi-ria lewat browsing internet di website porno yang jumlahnya jutaan.
Sebagai orang tua / bapa yang tidak ingin The Next Generation jatuh dalam dosa fantasi, arahkan mereka untuk menggunakan internet dengan tepat dan ajarkan untuk hidup di dalam kekudusan.

5. Idola, anak-anak muda cenderung memiliki idola, dan berpenampilan dan berlaku seperti yang diidolakan. Apa yang akan terjadi bila idola mereka tidak takut akan Tuhan dan apa yang mereka kerjakan adalah ketidakkudusan. Boleh memiliki idola tetapi jika kita lebih mementingkan idola kita daripada hubungan kita dengan Allah dan keluarga maka itu akan dapat merusak pemikiran kita. Sebaiknya kita mengidolakan Pribadi Tuhan Yesus sendiri.
Disini dapat kita lihat bahwa ”WE ARE FACING A SON’S PROBLEM MORE THAN A SIN’S PROBLEM!”
Oleh sebab itu sebagai bapa kita harus mempersiapkan putera kita (secara daging ataupun secara rohani) dengan membapai.

Ada 2 istilah untuk kata Putera :

1. Teknon (tek’-non) adalah Anak yang belum dewasa dan belum punya tanggung jawab. Ciri dari teknon ini adalah selalu meminta berkat tetapi begitu berkat datang jadi sibuk dengan berkatnya dan lupa pada Allah.
Suatu ketika pada saat anak saya berusia 4 tahun, ia merengek-rengek minta mainan mobil-mobilan. Akhirnya saya membelikan, tetapi setelah itu ia bingung dengan mainannya dan tidak bingung dengan yang membelikan mainan. Itu adalah contoh daripada teknon.

2. Uihos (hwe-os) adalah Putera yang dewasa dan sudah memiliki rasa tangung jawab
Orang percaya dapat dibedakan menjadi Tefios yaitu bayi rohani, ialah orang-orang yang baru bertobat dan mengenal Yesus, kemudian dari bayi rohani menjadi Putera yang bila sudah dapat bertanggungjawab ia akan dapat menjadi hamba dan akhirnya ia menjadi Partner Allah, maka kita harus berlomba-lomba untuk menjadi partner Allah bukan sekedar anak-anak terus. Allah ingin kita menjadi dewasa, bertanggungjawab dan sempurna. Sehingga suatu saat kita juga bisa membapai generasi selanjutnya.
Seorang yang bertanggung jawab akan melakukan sesuatu dengan penuh ketaatan, walaupun hal-hal yang dia harus kerjakan itu berat. Kita dapat disebut dewasa dari cara kita memenuhi tanggung jawab kita.
Bagaimana dengan kita putera-putera yang tidak mendapatkan pembapaan ? Jangan sampai ada ‘roh yatim’ di dalam kehidupan kita.

Contoh: DAUD
Daud di nomor duakan, disekiankan bahkan dilupakan. Dalam 1 Samuel 16:5-11 diceritakan bahwa bagaimana saat nabi Samuel mencari pengganti Saul untuk dijadikan Raja. Pada saat itu Daud dilupakan oleh ayahnya tetapi Samuel memanggil Daud. Maka jangan kecewa jika tidak ada yang mempedulikan kita sebab dalam Mazmur 27:10 dikatakan bahwa “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku”.

Bagaimana Reaksi DAUD saat tidak dipedulikan oleh Isai?

1. Tanggung jawab, meskipun tidak dipercaya oleh ayahnya. I Samuel 17:15 (Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem).
2. Daud Tetap Taat, I Samuel 17:20 ( Lalu Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi, seperti yang diperintahkan Isai kepadanya. Sampailah ia ke perkemahan, ketika tentara keluar untuk mengatur barisannya dan mengangkat sorak perang).
3. Sikap Hormat Dengan Tidak Menunda-nunda Perintah Ayahnya

Setialah dengan perkara kecil maka Allah akan memberikan kita perkara besar. Sekaranglah saatnya bagi kita untuk membangkitkan Anak/Putera Dan Bukan Pelayan (Hamba).

Beda antara Anak/Putera dengan Pelayan/Hamba adalah :

1. Anak memiliki DNA yang sama dengan Bapa jika pelayan tidak memiliki DNA tuannya
2. Anak memiliki Hak Waris jika Pelayan tidak memiliki Hak Waris
3. Anak Menerima Warisan jika Pelayan Menerima Upah

Seorang Anak Dapat Memiliki Hati Seorang Hamba Namun Seorang Hamba Tidak Mungkin Memiliki Hati Seorang Anak.

Seorang Anak Akan Gagal Mewarisi Sifat & Teladan Bapa jika :

1. Anak Masih Seorang Teknon / belum dewasa
2. Prioritas Anak Sebatas Tuntutan Kepada Bapa, hanya menuntut tanpa berpikir untuk bertanggungjawab
3. Tidak Menghargai Bapa Sebagai Sumber, menganggap diri selalu benar
4. Tidak Punya Waktu Berkualitas Dengan Bapa, sibuk dengan urusannya sendiri



Untuk kita Dapat Mewarisi Sifat & Teladan Bapa, kita harus melakukan beberapa hal, yaitu :

1. Dekat Dengan Bapa, segalanya dilakukan dengan hati yang rindu untuk dapat dekat dengan Allah
(Nearness is Likeness)
2. Punya Waktu Yang Berkualitas Dengan Bapa, mengandalkan / menggantungkan segalanya kepada Allah
3. Menangkap & Mewujudkan Rencana Bapa, dapat menangkap visi, misi Allah untuk apa kita hidup di bumi
Dengan Fathering & Sonship yang benar, maka generasi yang sekarang dan generasi yang selanjutnya turun temurun akan di berkat bagi kota, bangsa dan negeri ini. Indonesia Penuh KemuliaanNya. Amin !