MELAYANI TUHAN VS MELAYANI DIRI SENDIRI

YUNUS 4 : 1 - 11
1. Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. 2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. 3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." 4 Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" 5. Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. 6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. 8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." 9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"
Perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani diri sendiri sangatlah tipis. Kita bisa saja memakai alasan melayani Tuhan, tetapi sebenarnya kita tengah melayani kepentingan dan kepuasan diri sendiri.

Salah satu cara untuk menguji hal tersebut adalah dengan melihat respons yang kita berikan tatkala pelayanan kita tidak dihargai oleh orang lain, atau tatkala pendapat dan keinginan kita dalam pelayanan tidak diterima. Apabila respons kita adalah marah,bahkan sampai mengundurkan diri dari pelayanan, itu berarti kita tidak sedang melayani Tuhan tetapi melayani diri sendiri.

Salah seorang tokoh Alkitab yang pernah bersikap demikian adalah Yunus. Yunus marah tatkala melihat bahwa apa yang Tuhan lakukan ternyata tidak sesuai dengan keinginan dirinya (ayat 1). Yunus kecewa tatkala Tuhan mau mengampuni Niniwe, musuh besar bangsa Israel ketika itu. Akan tetapi, Tuhan tidak membiarkan Yunus terus menerus larut dalam kemarahannya. Tuhan menghibur dan mengubah sikap hati Yunus melalui tumbuh dan matinya sebuah pohon jarak.

Tuhan mengajarkan bahwa yang seharusnya Yunus layani adalah keinginan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Niniwe. Bukan keinginan hati Yunus yang menghendaki agar bangsa itu dihukum saja. Sikap hati yang lebih mementingkan keinginan Tuhanlah yang seharusnya dimiliki oleh setiap hamba-Nya.

Salah satu kesalahan yang kerap dihadapi para pelayan Tuhan adalah tatkala ia tidak lagi bisa membedakan mana keinginan Tuhan dan mana keinginan diri sendiri.

Sementara ini siapa yang kita layani ? TUHAN atau diri kita sendiri ?

MELAYANI BERARTI MENGERJAKAN URUSAN TUHAN BUKAN URUSAN KITA


MENGAMPUNI TANPA MELUPAKAN



Kejadian 50 : 15 - 21
15 Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya."
16 Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan :

17 Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya.
18 Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu."
19 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
21 Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.

Kepada seseorang yang pernah disakiti atau dikecewakan orang lain, kita kerap memberi nasihat seperti ini, "Sudah, lupakan. Yang lalu biarlah berlalu. Tidak usah diingat-ingat. Toh diingat pun tidak ada gunanya."
Sebuah nasihat yang baik dan kedengaran bijak, tetapi sebetulnya tidak tepat. Sebab tidak mungkin kita melupakan kesakitan dan kepahitan yang pernah kita alami. Betapa yang namanya pengalaman buruk, atau "kesakitan" yang ditimbulkan orang lain pada masa lalu tidak bisa kita hapus dari ingatan kita. Itu sudah menjadi sejarah hidup kita.

Yang bisa kita lakukan bukan melupakannya, melainkan mengingatnya dengan cara baru. Bukan menghapusnya dari ingatan kita, tapi memaknainya dari sudut pandang iman. Inilah yang dilakukan oleh Yusuf. Ia pernah begitu dibenci saudara-saudaranya. Mereka menganiaya, bahkan menjualnya sebagai budak. Ia kemudian bekerja di rumah Potifar. Difitnah oleh istri Potifar, lalu dipenjarakan. Sampai akhirnya ia menjadi orang penting di negeri Mesir.

Namun, Yusuf tidak membenci dan menyimpan dendam pada saudara-saudaranya. Saat mereka datang dalam posisi sebagai orang-orang yang meminta pertolongan, Yusuf menerimanya dengan tangan terbuka. Padahal, sebagai orang yang sangat berkuasa di Mesir, Yusuf bisa saja membalas perlakuan buruk mereka terhadapnya dulu.

Yusuf tidak melupakan perbuatan buruk saudara-saudaranya di masa lalu. Ia melihatnya dengan cara baru dari sudut pandang Allah. Ia bekata, "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan" (ayat 20). Dan, pengampunan pun terjadi.

TOKOH TERBESAR



Ia anak orang sederhana dan lahir di desa terpencil. Ia bertumbuh di desa, di mana Ia membantu sang ayah-si tukang kayu. Tiga tahun Ia menjadi pengkhotbah keliling. Tak punya kantor. Tak pernah menulis buku.

Ia tak pernah belajar formal untuk meraih gelar tertentu. Ia tak pernah ke luar negeri. Paling jauh Ia pergi tak lebih dari 200 mil dari tempat ia dilahirkan. Ia tak pernah mempromosikan diri atau berusaha menjadi tenar. Ia tak punya surat kepercayaan selain keberadaan diriNya sendiri. Ia penuh mukjizat, tetapi juga sangat radikal dan berani melawan arus tradisi serta kebiasaan. Ia baru berumur 33, ketika masyarakat menentangnya. Sahabat-sahabatnya melarikan diri. Ia diserahkan kepada musuh-musuhnya dan harus mati di kayu salib, di antara dua penjahat.

Dua puluh abad telah berlalu, tetapi hingga kini Ia tetap menjadi figur sentral dari sejarah umat manusia. Tokoh terbesar yang tak surut sepanjang zaman. Dari semua tentara, presiden, ilmuwan, politikus, ekonom, seniman, dan tokoh besar lain, belum pernah ada yang memengaruhi umat manusia, sebesar pengaruh yang Ia berikan.

Jika demikian, mengapa kita meragukan Yesus sebagai Tuhan yang mampu menolong kita? Mengapa kadang kita lebih memercayai perkataan manusia daripada perkataan-Nya? Tokoh terbesar itu selalu ada dan tetap ada, bahkan begitu dekat dengan kita. Kita patut bangga memiliki Allah seperti Dia. Izinkan Dia melakukan banyak hal di hidup kita, dan miliki banyak pengalaman besar bersama-Nya. Yesus bukan hanya tokoh historis, Dia Allah yang hidup !


Roma 10 : 9
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

UPAH YANG ADIL



Matius 20 : 1-16

1. "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. 4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.

5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. 8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. 9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.

11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati ? 16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Umumnya orang berpendapat bahwa banyak bekerja tentu akan banyak mendapat; banyak berprestasi pasti juga banyak mendapat. Firman Tuhan hari ini barangkali akan membuat kita bertanya, "Apakah Tuhan adil?"Dia memberi upah yang sama untuk jerih payah yang berbeda. MengapaYesus berkata demikian? Apakah pantas? Sebuah pernyataan yang sulitdipahami secara konkret, meski kalimatnya jelas dan lugas.

Setidaknya ada dua penjelasan mengenai hal ini.

Pertama, itu tak adil menurut kita karena kita berfokus pada upah-bukan Sang Tuan yang kitalayani. Bukankah motivasi kita dalam melayani semestinya untuk SangTuan? Fokusnya tak boleh pada diri sendiri, tetapi pada Sang Tuan.Sama seperti saat kita punya kesempatan melayani seorang raja,bukankah itu merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai? Berpijak pada pandangan tersebut, kita akan memahami bahwa upah bukanlah halyang terutama; bukan pada apa yang kita dapat, tetapi pada yang bisa kita beri.

Kedua, apabila kita protes, bukankah itu tandanya kita merasa iri hati ? (ayat 15). Seperti perumpamaan tentang anak yang hilang ( Lukas 15:11-32 ) - ketika si sulung memprotes kemurahan hati sang ayah kepada adiknya. Si sulung merasa ayahnya berlaku tidak adil karena ia sudah setia dan bekerja keras. Kita adalah manusia berdosa yang telah di selamatkan Tuhan dari sengat maut. Itu sebabnya Tuhan berhak atas hidup kita sepenuhnya, berhak memberikan apa pun yang pantas danperlu kita peroleh.

Baiklah kita fokus pada apa yang harus kita kerjakan dan berikan, bukan pada apa yang bisa kita peroleh.

BERITAKAN KABAR BAIK



Kubilai Khan adalah kaisar terbesar dalam sejarah Mongolia setelah Jenghis Khan, kakeknya. Pada abad ke-13, Kubilai Khan menerima kedatangan para pedagang Eropa. Setelah berbincang, kaisar tertarik dengan iman kristiani. Jadi, ia meminta agar ada seratus misionaris yang dikirim ke Mongolia untuk mengajar tentang Yesus. Namun, gereja di Eropa tak merespons. Mereka terlalu sibuk dengan urusan internal gereja, sehingga hanya ada dua misionaris yang dikirim, yaitu Nicholas dan William. Mereka pun tidak sampai ke Mongolia karena tak tahan menghadapi situasi perang yang sedang terjadi di Asia Tengah. Mongolia pun gagal dimenangkan bagi Kristus.

Kelalaian gereja pada masa lampau juga masih kerap terjadi pada zaman ini. Orang kristiani terlalu sibuk dengan urusan internal gereja. Akibatnya, gereja makin tertutup terhadap dunia di sekelilingnya karena "temboknya" semakin tinggi. Dan "tembok" itu membuat kita lupa bahwa semestinya kita ini menjadi pembawa berita baik bagi mereka yang masih banyak berdiri "di luar tembok".

Kita mesti meneladani semangat pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Ia berusaha membagikan Injil di tempat-tempat yang belum pernah mendengar nama Yesus. Inilah yang semestinya menjadi kerinduan setiap gereja. Kiranya setiap gereja kita terus setia melakukan hal ini. Urusan internal gereja memang tak dapat diabaikan, tetapi jika itu membuat gereja berhenti memberitakan Injil, perlahan-lahan gereja akan "mati" karena tak memenuhi tugas yang diembannya. Apakah gereja tempat Anda beribadah adalah gereja yang memberitakan Injil Kristus ?


Matius 28 : 19 - 20
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

IRONIS


Ironis adalah sebuah keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan hati dan pikiran kita. Setiap orang selalu mengharapkan yang terbaik untuk dirinya, oleh karena itu pasti mempunyai impian atau keinginan yang baik pula.
Tetapi, seringkali kita menjumpai bahwa apa yang terjadi tidaklah sesuai dengan harapan kita. Kadang, kita bahkan bertanya-tanya, bukankah Tuhan berkata bahwa Ia selalu menyertai kita ? Namun mengapa keadaan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan ?

Dalam Ayub 1:1 dikatakan bahwa: “Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur. Ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Tetapi, jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, yang terjadi pada Ayub adalah ironis. Anak-anaknya mati, harta bendanya habis, ia terkena penyakit, bahkan istrinya menyuruhnya untuk mendustai Tuhan.
Terkadang kita juga berada di posisi seperti itu. Kita sudah taat dan beribadah pada Tuhan, doa puasa, pelayanan, menabur, memberi perpuluhan, dan setia pada Tuhan. Tetapi yang terjadi adalah ironis, kita tetap saja mengalami masa-masa sulit. Banyak orang yang mengalami kejadian ironis lalu berpaling dan meninggalkan Tuhan. Namun Ayub tetap setia.

Mengapa kejadian ironis diijinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita ?

1. Ayub 42:5 ”Hanya dari kata orang saja aku mendengan tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” Ayat ini berbicara mengenai pengenalan. Mungkin selama ini kita mengetahui tentang Tuhan dari kotbah-kotbah para pendeta, dari buku-buku rohani, dari persekutuan-persekutuan yang kita ikuti, dll. Tetapi, pada kenyataannya tidak selalu seperti itu. Tuhan ingin mengajarkan pengenalan itu secara pribadi. Karena, tingkat pengenalan kita akan Tuhan mempengaruhi:

􀂏 Kedalaman hubungan kita untuk membentuk dasar yang kuat di dalam Tuhan. Sedalam apa kita mengenal Tuhan kita? Jika pengenalan kita hanya sebatas mujizat, maka suatu saat pasti kita akan kecewa karena Tuhan kita bukanlah Yesus Kristus, tetapi mujizat itu sendiri.

􀂏 Sikap hati kita. Jika seseorang mengenal Yesus dengan sungguh-sungguh, maka ia akan mempunyai sikap yang berbeda pada Tuhan dan sesamanya. Sikap berbicara tentang keseriusan kita mengikuti Tuhan. Serius berarti melibatkan seluruh kehidupan kita dan berfokus hanya pada Tuhan.

Ayub menemukan mutiara yang terpendam itu, yaitu pengenalan akan Tuhan. Tingkat pengenalan akan Tuhan mempengaruhi tingkat keberanian iman kita. Jika kita menghadapi tantangan, maka tingkat pengenalan itulah yang akan menentukan. Kita mengenal Tuhan yang akan selalu menyertai kita, bukan meninggalkan kita.
2. Matius 18:19-20 ”Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Ayat ini berbicara mengenai hubungan. Tuhan mau mengajarkan mengenai hubungan.
Mengapa iblis selalu mengacaukan hubungan antar manusia dan hubungan antara manusia dengan Tuhan ? Karena hubungan adalah substansi dasar dalam hidup. Jika kita tidak punya hubungan dengan Tuhan, maka kita tidak akan punya akses untuk mengenal Dia.
Yang menjauhkan kita dari Tuhan adalah dosa, oleh karena itu Yesus datang dan mati di kayu salib untuk memulihkan hubungan itu. Tuhan yang memiliki inisiatif untuk memperbaiki hubungan itu karena Dia benar-benar perduli. Tuhan juga berkata agar kita tidak menjauhkan diri dari persekutuan.
Hubungan itu menghidupkan, membuat orang bergairah, menguatkan, dan menyembuhkan.
Oleh karena itulah, iblis selalu berusaha menyuntikkan kebencian untuk menjauhkan kita dari orang lian. Oleh karena itu kita harus menjaga hubungan baik dengan Tuhan agar hubungan kita dengan sesama juga bisa terjaga dengan baik.

3. Kejadian 1:25-28 ”...Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya... (ayat 27). Ayat ini bicara mengenai potensi ilahi. Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambarNya, oleh karena itu potensi ilahi pasti ada dalam setiap kita. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, potensi ilahi itu hilang. Namun, akhirnya Yesus datang untuk memiulihkan potensi itu dalam diri setiap kita. Potensi ilahi itu sendiri diperlengkapi dengan :

􀂏 ”Allah memberkati mereka...” (ayat 28). Hal pertama yang diberikan adalah berkat. Berkat itu sendiri adalah kemampuan ilahi untuk menjadi berhasil. Berkat tidak selalu berbicara tentang materi atau kekuasaan (hal ini adalah sisi lain dari berkat). Pertanyaannya adalah: Mengapa kita tidak bisa berhasil? Hal itu adalah karena kesalahan kita sendiri. Kesuksesan tidak dilihat dari apa yang kita miliki, tetapi dari pengaruh Kerajaan Allah yang kita bawa bagi orang-orang di sekitar kita.

􀂏 ”...berkuasalah...” (ayat 28). Kita juga diberi kuasa / anointing. Tuhan mendesain kita untuk mengatasi permasalahan, bukan diatasi permasalahan. Setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Kita semua punya kuasa untuk mengatasi itu, tetapi kebohongan yang iblis berikan adalah: minder, ketidakpercayaan diri bahwa kita mampu mengatasi masalah itu.
Kita semua punya potensi ilahi yang harus kita kembangkan. Jangan sampai suatu saat Tuhan datang dan meminta potensi itu.

4. Ulangan 8:2-3 ”...Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kau kenal, dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan.”
Tuhan ingin merendahkan hati kita dan membentuk hati hamba. Kemurnian hati harus muncul dalam setiap hati umat Tuhan. Jika ada yang murni, pasti juga ada yang palsu. Jangan sampai kita menjadi orang Kristen palsu. Karunia, urapan, atau kuasa tidak menarik hati Tuhan. Yang paling menarik hati Tuhan adalah kemurnian hati. Jangan sampai kita tersandung karena kepalsuan. Suatu saat yang murni dan yang tidak murni pasti akan dipisahkan. Tuhan memang penuh kasih, tetapi ketegasanNya tidak bisa ditawar.

Sekalipun kita sedang dalam keadaan yang ironis. Sekalipun tampaknya Tuhan tidak menolong kita sekarang, mari kita terus memiliki hati yang mengasihi Tuhan. Tuhan sedang mencari keempat hal itu dalam hidup setiap kita.

LOVE



Kita adalah representasi / wakil dari Kerajaan Allah di muka bumi. Kita tidak hanya mewakili suatu gereja atau denominasi saja, tetapi mewakili Kerajaan Allah.

Saat kita menjadi representasi dari seseorang, maka kita harus mencerminkan orang yang kita wakili itu. Dan kita adalah representasi Allah.

Alkitab berkata bahwa "God is love", bukan Allah mempunyai kasih, tetapi Allah adalah kasih. Jika kita tidak bisa menunjukkan kasih, maka kita gagal menjadi representasi dari Allah karena Allah adalah kasih itu sendiri.

Inti dari semuanya adalah kasih.

Dalam hidup ini, kita harus mengutamakan hal yang utama atau first thing first! Tetapi, celakanya banyak orang Kristen yang membangun hal-hal yang tidak utama dan menelantarkan hal-hal yang utama.


Matius 22:36-40 menyebutkan bahwa: "...Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Oleh karena itulah, seharusnya parameter yang digunakan untuk melihat apakah kita berada di jalur yang benar atau tidak adalah: kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Jika demikian, maka dosa yang terutama dan utama adalah: tidak mengasihi Tuhan dan sesama.
1 Korintus 13:1-3 berkata: "...Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna ..." (ayat 2).

Wahyu 2:2-5 juga mengatakan hal yang sama, bahkan dikatakan bahwa: "...Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu, ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya jikalau engkau tidak bertobat."

Kehilangan kasih berarti kejatuhan, dan jika kita tidak bertobat maka kaki dian kita akan diambil. Kaki dian melambangkan revival atau kebangunan rohani. Jadi, jika kita tidak mengasihi, maka kita tidak akan mengalami kebangunan rohani.

Jika mengasihi ternyata begitu penting, lalu mengapa kita susah melakukannya?

Roma 12:2 mengatakan bahwa: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu..."

Perubahan fisik dan perilaku kita tergantung oleh pemikiran kita. Mengapa kita tidak bisa berubah? Mengapa kita tidak bisa mengasihi? Karena paradigma kita belum berubah, kita belum menerima paradigma yang baru.

Ada tiga paradigma baru yang harus kita miliki agar kita bisa mengasihi, yaitu :

1. Melepaskan kasih.
Kita sudah memiliki kasih di dalam diri kita, kita hanya perlu melepaskannya saja. Jangan bersikap seolah-olah kita masih belum memiliki kasih.

Roma 5:5 menyebutkan bahwa: "...karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan pada kita."

Saat Yesus dan Roh Kudus masuk ke dalam hati kita, kasih itu telah dicurahkan. Dalam bahasa aslinya, berarti: dicurahkan habis-habisan atau dicurahkan sampai habis.

Kasih itu sudah ada dalam diri kita, tetapi mengapa kita masih susah untuk mengasihi ? Hal itu karena kita belum melepaskan kasih.

Melepaskan kasih hanya perlu satu hal, yaitu : keputusan.

Mengampuni adalah salah satu proses melepaskan kasih. Kasih yang kita miliki sebesar kasih Allah, potensi itu sudah ada dalam diri kita, kita hanya perlu berlatih untuk melepaskannya.

Untuk mengampuni, kita hanya butuh keputusan untuk melepaskan atau mengalirkan kasih kepada orang yang bersalah kepada kita. Keputusan berbeda dengan perasaan. Perasaan selalu mengikuti keputusan.

Perasaan menggoda kita dan sering berlawanan dengan iman. Perasaan tidak pernah kekal, karena kasih bukanlah perasaan tetapi keputusan.


Ada tiga sumbat yang membuat kita tidak bisa mengasihi. Dalam 1 Timotius 1:5 dikatakan: "Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas."
kita belum memiliki ketiga hal itu, maka kita tidak akan bisa mengasihi.

Hal yang pertama adalah hati yang suci, artinya kita tidak menympan akar pahit dalam hati kita. Kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita, karena jika tidak demikian maka Bapa yang di Surga juga tidak akan mengampuni kesalahan kita.

Kedua adalah hati nurani yang murni. Bereskan jika kita punya salah (restitusi). Jika kita melakukan kesalahan dan belum meminta maaf, maka kita tidak akan memiliki hati nurani yang murni.

Hal ketiga adalah iman yang tulus ikhlas, selalu ingat bahwa seringkali iman berlawanan denga perasaan.

2. Menyerahkan kuasa.
Kita tidak bisa mengasihi dan berkuasa secara bersamaan. Saat kita mengasihi, kita harus melepaskan kuasa. Dalam Perjanjian Lama, Allah menunjukkan kekuasaannya, tetapi dalam Perjanjian Baru, Allah menunjukkan kasihNya.

Yesus tidak menganggap kesetaraanNya dengan Allah sebagi milik yang harus dipertahankan. Yesus datang ke dunia sebagai manusia, berupa hamba yang bisa mati di kayu salib. Ia kehilangan kuasa untuk menunjukkan kasihNya kepada kita. Semakin besar pengorbanan yang diberikan, maka semakin besar kasih yang ditunjukkan.

Ibu Teresa adalah seorang wanita yang sudah tua dan lemah, tetapi ia bisa menguasai dunia dengan kasihnya. Ia berkata: "kasih yang sejati harus menimbulkan rasa sakit, dan tanpa berani menderita, kita hanya melakukan tindakan sosial saja, bukan tindakan cinta."

Semakin kita ingin mengendalikan orang lain, maka semakin kita tidak bisa mengasihi. Oleh karena itu, lepaskanlah kuasa yang ada pada kita.

3. Kolose 3:23 "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia"
Jika kita melakukan segala sesuatunya dengan segenap hati seperti untuk Tuhan, maka kita dapat melakukannya dengan bebas.

Alkitab berkata bahwa apapun yang kau lakukan untuk saudaramu, berarti kau melakukannya untuk Tuhan. Jika kita gagal mengasihi sesama yang kelihtan, maka kita juga gagal mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan.

KIAMAT 2012


Film 2021 sudah / sedang diputar di bioskop-bioskop di Indonesia. Film yang berdurasi 2,5 jam sangat seru dan menegangkan. Sungguh menggugah melihat jalan-jalan di Los Angeles dan Las Vegas terbelah karena gempa ….. ada lava, tsunami.
Kehancuran bumi dilukiskan seolah-olah benar-benar terjadi. Film ini setidaknya berhasil mempertontonkan kepada manusia gambaran kehancuran bumi ini. Bumi ini memang sudah tua.

Sekarang pertanyaannya, akankah hal itu akan terjadi pada tanggal 12 Desember 2012 ?

Markus 13:32
Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.

Akankah suatu saat di masa yang akan datang bumi ini akan hancur / kiamat seperti digambarkan dalam film 2012 ?

II Petrus 3 : 10
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.


Apakah bumi akan hancur karena air atau api pada waktu kiamat ?

Kejadian 9:11
Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.

Yesaya 66 : 15
Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.

Sekarang telah jelas, bahwa hari kiamat akan datang dan tidak ada seorangpun yang mengetahui harinya. Bumi bukan musnah karena AIR BAH lagi seperti terjadi pada masa nabi Nuh tetapi oleh API.

Persoalannya bukan pada kapan hari kiamat akan terjadi, melainkan apakah kita sudah siap bila sewaktu-waktu hari itu tiba.

SUDAH SIAPKAH SAUDARA ?

Matius 24 : 42 - 44
42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.

SURAT DARI AYAH

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab.


Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu.

Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan putus asa !!! Bangkitlah !!!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. demikian juga dirimu.

Engkau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

AKU sering melihat melihatmu marah ketika kamu melihat orang lain berhasil. Untuk apa kamu menginginkan keberhasilan orang lain?

Bukankah AKU sudah menyediakan suksesmu sendiri ?

Kamu tidak pernah mengejarnya, jadi kamu tidak pernah bisa memilikinya. Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karya-Ku yang luar biasa atas hidup orang lain.

Jadilah seperti air.. Selalu mengalir... melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas. Anak-Ku, jangan mau dikalahkan oleh keadaan, tetapi kalahkan keadaaan.

Anak-Ku yang terkasih, jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik. Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman. Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu !

Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu. Bukankah untuk itu kau hidup ? Untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU ?

Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU.

Anak-Ku, ingatlah hal ini baik-baik. Aku selalu mebuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya.

AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis. AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !

Ayah yang selalu mengasihimu,
Yesus Kristus


Matius 28:20 b
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

BERTAHAN DALAM UJIAN



“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.” Yakobus 1:2

Menjalani hidup sebagai orang Kristen bukanlah berarti langkah kita menjadi mudah dan tanpa masalah; sebaliknya kita justru menghadapi banyak ujian/pencobaan. “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi 1:29). Namun ujian dan pencobaan yang kita alami itu semuanya mendatangkan kebaikan bagi kita. Tuhan ingin melihat sejauh mana kualitas iman anak-anak-Nya.

Ada dua kemungkinan yang akan terjadi apabila seseorang mengalami ujian dan pencobaan :

1) ia kecewa dan meninggalkan Tuhan, atau

2) akan semakin tekun dan melekat kepada-Nya sehingga imannya semakin bertumbuh dan dewasa.


Adakalanya Tuhan memperingatkan kita dengan keras melalui keadaan atau situasi yang kita alami supaya kita belajar bergantung penuh kepada-Nya dan berdiri di atas dasar iman yang teruji. Iman yang teruji tidak terjadi dalam semalam, namun harus melewati proses yang panjang, yang di dalamnya terkandung unsur ketekunan dan kesetiaan.

Beberapa proses ujian yang harus kita alami adalah:


1. Kelimpahan

Hal lain, selain masalah dan penderitaan, yang terkadang diijinkan untuk menguji iman kita adalah kelimpahan. Banyak anak Tuhan yang jatuh dalam dosa justru pada waktu ia diberkati dan dalam kelimpahan. Ketika sedang susah atau dalam keadaan miskin biasanya seseorang lebih mengutamakan Tuhan dan selalu berusaha untuk dekat dengan Dia, berdoa pun all out, tetapi pada waktu mengalami pemulihan, diberkati dan menjadi kaya, ia mulai lebih dekat dengan hartanya dibanding dengan Tuhan; yang diutamakan dan dicari bukan lagi Tuhan, melainkan dunia dengan segala kesenangannya.


2. Peristiwa buruk

Hal ini pernah dialami Ayub, padahal ia seorang yang “...saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:1). Semua anaknya mati, hartanya ludes, isterinya mengutuki dia, bahkan tubuhnya penuh borok. Namun Ayub tetap kuat karena dia tahu bahwa Tuhan sedang memprosesnya. Karena lulus dalam ujian, kehidupan Ayub dipulihkan secara luar biasa (baca Ayub 42:10-17).
Jangan pernah undur dari Tuhan saat dalam pencobaan, karena selalu ada rencana-Nya yang indah di balik semua ini!

Seorang yang mau maju tidak akan pernah memandang tekanan sebagai beban yg akan menyebabkannya jatuh. Sebaliknya, tekanan hidup dijadikan pendorong semangat untuk berusaha dan bertekun, jangan pernah menyerah, Tuhan menyertai dan menopang orang-orang yang percaya serta selalu berharap padaNya.

KEGAGALAN SAUL



Saul tahu dia dipilih oleh Tuhan. Tuhan punya rencana dalam hidupnya, tetapi Saul tidak mempunyai karakter untuk mencapai itu.

1 Samuel 13: 13, nabi Samuel berkata kepada Saul:”Perbuatanmu itu bodoh, engkau tidak mengikuti perintah Tuhan Allahmu yang diperintahkanNya kepadamu, sebab sedianya Tuhan mengokohkan kerajaanmu untuk selama- lamanya.”

Saul dipanggil oleh Tuhan (1 Samuel 9: 17), diurapi oleh Tuhan (1 Samuel 10: 1), diubah oleh Roh Allah (1Samuel 10: 6,9,11,12), dipilih oleh rakyat (1 Samuel 10: 24) dan bersumpah untuk taat. Tetapi mengapa Saul gagal?

ADA 4 HAL YANG MENYEBABKAN SAUL GAGAL :

1. Saul tidak taat kepada Firman Tuhan (1 Samuel 13: 1- 13)
Nabi Samuel menyuruh Saul ke Gilgal untuk menunggu dia selama 7- hari disana. Setelah Saul menunggu selama 7- hari, ternyata Samuel tidak kunjung tiba, maka rakyat mulai gelisah dan kemudian meninggalkan Saul. Pada waktu itu pasukan Filistin sedang mengepung bangsa Israel. Karena Samuel belum datang juga, maka Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban yang mana seharusnya bukanlah bagian dia untuk melakukannya.
Disini, Saul tidak taat: Ia mulai dengan otoritasnya sebagai raja dan yang kemudian menggunakan pikirannya atau logikanya sendiri. Pada waktu rakyat pergi meninggalkan Saul pasti mereka mencemooh Saul, dan kecewa terhadap raja yang dikirakan perkasa tetapi ternyata cuma menunggu dan bergantung kepada Samuel.
Jadi, Saul mulai berpikir, akukan raja, dan mengapa aku mesti menunggu samuel, bukankah aku sudah diurapi ?
Akhirnya Saul melanggar perintah Tuhan.

2. Saul sombong (1 Samuel 15: 12)
Sebelum Saul terpilih menjadi raja, Saul adalah orang yang minder. Hal ini terbukti, sewaktu Saul ditemui oleh nabi Samuel untuk diurapi, maka Saul berkata, “Bukankah aku seorang suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel? Dan bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku Benyamin?“(1 Samuel 9: 21). Dan ketika pada waktu diadakan suatu undian, Saul terpilih sebagai orang yang ditunjuk oleh Tuhan, tetapi ia, bersembunyi diantara barang- barang (1Samuel 10: 22). Ini sebagai bukti bahwa Saul, sebelum ia menjadi raja, adalah seorang yang minder.
Setelah ia diurapi, diubah oleh Roh Allah dan diberi kuasa, ia menjadi sombong. Hal ini terbuti dari:
- Saul membangun t untuk tugu peringatan nghormati dirinya sendiri (1 Samuel 15: 12)
- Ketika Saul ditegor oleh Samuel, ia memberikan alasan untuk perbuatannya yang salah serta mencari kambing-hitam: rakyat yang menjadi kambing-hitam (1 Samuel 13: 8- 12; 1 Samuel 15: 14, 15, 21)
- Saul tidak pernah menerima tegoran dengan rendah hati (1 Samuel 15: 30)

Daud telah berbuat dosa yang jauh lebih besar daripada Saul. Tetapi yang membuat Daud selalu diterima dan bahkan menjadi orang yang berkenan di hati Allah adalah kerendahan hati Daud: Ketika ia berbuat dosa (berzinah dan melakukan pembunuhan yang berencana), nabi Natan datang kepada Daud dengan suatu tegoran. Lalu Daud menerima tegoran itu dan merendahkan hatinya di hadapan Tuhan.


3. Saul serakah (1 Samuel 15: 17- 19)
Saul dikenal dengan keserahannya: Seharusnya ia membunuh semua ternak- ternak orang- orang Amalek, tetapi ia memilih ternak yang baik dan membawanya. Solah- olah semua ini ia lakukan untuk Tuhan, yaitu mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan. Tetapi sebenarnya motivasi Saul adalah serakah.

4. Saul takut kepada orang banyak (1 Samuel 15 : 24)
Kejatuhan Saul yang pertama karena rakyat telah meninggalkan dia: Ketika mereka sedang dikepung oleh tentara Filistin, nabi Samuel tidak kunjung datang untuk mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.
Kejatuhan Saul yang kedua adalah ketika rakyat menuntut supaya jarahan orang- orang Amalek tidak dibinasakan, melainkan dibawa pulang. Disini Saul takut terhadap rakyat dan mengizinkan rakyat untuk melakukan hal itu.
Saul melanggar firman Tuhan karena rakyat. Saul tidak masuk dalam rencana Tuhan, disebabkan karena takut kepada orang banyak atau takut dengan apa kata orang terhadap dirinya.

Saul dipanggil oleh Tuhan, diurapi oleh Tuhan, diubah oleh Roh Allah, dipilih oleh rakyat dan bersumpah untuk taat. Tetapi mengapa Saul gagal?
Saul gagal karena karakternya!

Tuhan hanya berpesan kepada Saul, ketika ia terpilih menjadi raja atas Israel yang pertama demikian:


“Hanya takutlah akan Tuhan dan setialah beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu……….Tetapi jika kamu terus berbuat jahat, maka kamu akan dilenyapkan, ……….” (1Samuel 12: 24- 25)

Setelah Saul ditolak oleh Allah, Allah tidak membunuh Saul atau menurunkan Saul dari kursi kerajaannya, atau membuat Saul hidup didalam kemiskinan / melarat, tetapi Saul tetap menjadi raja, dan terus melakukan perang dengan bangsa Kanaan, serta menang, sekalipun diluar rencana Tuhan.

Tetapi, perhatikan baik- baik, didalam 1Samuel 16: 4, dikatakan ”Roh Tuhan telah undur dari Saul dan dia diganggu oleh roh jahat daripada Tuhan.” Apabila roh jahat itu menyerang Saul, maka Saul menjadi gelisah, frustasi, depressi dan tidak merasa ada damai sejahtera dalam hidupnya.

Nabi Yeremia menuliskan bahwa “Rencana Tuhan adalah rencana damai sejahtera” (Yer. 29: 11).

Jadi apabila kita sudah keluar dari rencana Tuhan maka kita akan kehilangan damai sejahtera dalam hati dan digantikan dengan frustasi, gelisah, depressi, cemas, dll.

Hati- hati bagi kita yang sudah keluar dari rencana Tuhan, kegagalan pasti mengikuti ......

KEBENARAN TENTANG "NERAKA"



Neraka itu ada .....
Ingat bahwa, setiap manusia siapapun dia sedang :

1. Menuju kepada hari kematiannya (sewaktu-waktu bisa terjadi)
2. Menuju tahta pengadilan Tahta Allah yang tidak dapat disuap
3. Menuju masa kekekalan (di surga - di neraka)


Kebenaran tentang kebenaran "NERAKA" :



Roma 10 : 9

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.


TAAT DAN BIJAKSANA


Kecenderungan manusia adalah mau menjadi bijaksana dan taat, tetapi kenyataannya sering terjadi yang sebaliknya.


BIJAKSANA

Apa pilihan jawaban kita dari pernyataan di bawah ini ?
IBU MANDUL, ANAKNYA JUGA MANDUL !

Pilihan jawaban :

a. Ya
b. Tidak

Maka kebanyakan dari kita akan menjawab : BELUM TENTU !
Bijaksana bukan jawaban kita “BELUM TENTU” ?

(Untuk direnungkan : Kalau ibu mandul bagaimana bisa ibu tersebut melahirkan seorang anak. Apalagi ada pernyataan anaknya mandul. Itu tidak masuk akal.)

Itulah kecenderungan manusia, mau kelihatan lebih "BIJAKSANA" atas jawabannya, idenya, pertimbangannya , dan lain sebagainya.

Yesaya 5:21
Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar!

Mazmur 147:5
Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.



TAAT

Di dalam sebuah kelas, seorang guru menyuruh salah seorang murid untuk menirukan apa yang diucapkannya.
Guru : Buku, buku, buku ……..
Muridpun menirukan ….. : Buku, buku, buku ……..
Gurunya berkata lagi : Buku, buku, buku, buku ……..
Murid : Buku, buku, buku, buku ……
Gurunya bertanya : Berapa kali saya menyebutkan kata buku ?
Murid menjawab : 7 kali, pak .

Kelihatannya luar biasa sekali jawaban murid itu, betul ia telah menghitung bahwa kata “buku” telah disebutkan sebanyak 7 kali.

Tetapi bukan itu yang dikehendaki gurunya, yang dikehendaki meniru apa yang diucapkannya. (Berapa kali saya menyebutkan kata buku ? ). Bukan menyuruh si murid untuk menghitung berapa kata “buku” itu, (yaitu sebanyak 7 kali)
Seharusnya murid menirukan : Berapa kali saya menyebutkan kata buku ?
bukan “7 kali, pak”.

Manusia pertama jatuh ke dalam dosa karena ketidaktaatan.
Itulah bukti kecenderungan manusia, tidak "TAAT".

Amsal 13 : 13
Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.

THE TRUTH ABOUT HIS NAME



Apakah anda tahu tentang fakta-fakta ini ?


Download file : THE TRUTH ABOUT HIS NAME . doc


Saya yakin anda belum mengetahuinya sampai saat ini.


Kematian adalah pasti, namun Alkitab menuliskan tentang kematian yang tidak dapat ditentukan kapan waktunya tiba.


Buatlah kajian pribadi tentang ini.

Dalam Galatia 6:7, Alkitab mengatakan: "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya"

TERPERANGKAP DALAM BOTOL



"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada TUHAN dan yang sempurna". Roma 12:2


Di Afrika menangkap monyet merupakan sebuah hal yang lumrah. Ada berbagai cara yang dilakukan untuk menangkap monyet. Apakah itu dengan memasang perangkap, dengan jaring dan lain2. Hari ini di radio saya mendengar salah satu cara yang terbilang unik untuk menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup agar bisa dijual ke kebun binatang atau sirkus-sirkus di Amerika.


Metode penangkapannya adalah dengan menggunakan botol-botol berat berleher panjang yang berisikan kacang. Botol-botol itu cukup diletakkan di tanah, dan keesokan harinya ketika si pemburu kembali, ia akan mendapatkan monyet terperangkap didekat setiap botol. Bagaimana hal ini bisa terjadi ?

Aroma kacang akan menarik minat monyet. Mereka akan mendekat, memasukkan tangannya ke dalam botol dan menggenggam kacang sebanyak - banyaknya. Karena tangan mereka telah berisi kacang, tangan itu tidak muat lagi untuk ditarik keluar dari botol.


Sangat gampang sebenarnya bagi si monyet untuk lolos, yakni cukup dengan melepaskan kacang dalam genggaman dan menarik tangannya keluar. Namun yang terjadi, monyet tidak mau melepaskan kacang dan terus berusaha menarik tangannya berikut kacang-kacang yang ada. Akibatnya monyet pun terperangkap.


Kita bisa menertawakan kebodohan monyet-monyet itu, tapi sebenarnya kalau kita mau jujur, kita pun sering terperangkap dengan cara yang sama. Seringkali kita sulit melepaskan diri dari dosa-dosa kedagingan seperti harta, tahta, wanita, keangkuhan hidup, keinginan mata dan lain sebagainya, meskipun kita tahu hal itu tidak berkenan di hadapan Allah bahkan bisa berujung pada hukuman kekal.

Banyak juga yang sulit lepas dari belenggu masa lalu, dan terus berjalan tanpa arah dengan membawa "botol berat" itu.


Yeremia 36:26 menuliskan: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."


Disini kita melihat bahwa pembaharuan adalah merupakan karya Allah melalui Roh Kudus. Artinya Allah akan senantiasa siap untuk memberikan kelepasan dari belenggu apapun yang mengikat anda. Tapi ingatlah bahwa kita pun mempunyai peran dalam proses itu. Kita harus rela untuk memberikan diri kita diperbaharui oleh Tuhan. Tidak seperti hewan, kita memiliki akal budi, yang tidak lain adalah kemampuan kita untuk membedakan hal baik dan buruk, kemampuan untuk bersikap akan sebuah keadaan berdasarkan hati nurani kita. Semua itu telah dipersiapkan Tuhan kepada kita semua.


Jika ada di antara kita masih terperangkap pada botol-botol ini, sadarlah bahwa jalan keluar akan kita temukan apabila kita mau melepaskan hal-hal yang membelenggu kita.

Sebuah pertobatan dan pengakuan sungguh-sungguh dihadapan Tuhan bisa menjadi langkah pembuka. Kemudian beri diri anda untuk diubahkan, diperbaharui dan dibentuk kembali oleh Roh Kudus. Ingatlah bahwa semua itu telah disediakan Allah buat kita semua tanpa terkecuali. Sebuah pembaharuan budi melalui pertobatan akan melepaskan kita dari perangkap yang selama ini mengikat kita.

GAYA HIDUP MEMBERI


3 Yohanes 1 : 1 – 2


Dalam ayat tersebut, Tuhan ingin kita sehat bukan hanya secara fisik, emosional tetapi sehat dalam segala hal. Dalam terjemahan bahasa Yunani kata “baik-baik” adalah “eodou” atau dalam bahasa Inggris juga disebut “prosper” yaitu “makmur.”


Tuhan ingin kita hidup makmur, makmur bukan secara biasa tetapi makmur dalam segala hal atau makmur yang lengkap, baik secara emosional, fisik, spiritual dan juga makmur dalam hal keuangan.


Bagaimana kita bisa menuju hidup makmur?
Banyak sekali cara untuk kita bisa hidup makmur karena Tuhan tidak keberatan untuk kita menjadi kaya dan diberkati luar biasa oleh-Nya. Kemakmuran biasa disangkut pautkan dengan kata kaya. Kita boleh kaya, tetapi kita tidak boleh cepat kaya karena jika kita mengingini diri kita cepat kaya maka kita akan mematikan segala sesuatu yang baik dalam kehidupan kita semata mata agar menjadi kaya.


Terdapat beberapa prinsip untuk kita bisa hidup makmur dalam kehidupan kita :


Prinsip pertama : Tuhan ingin kita mengalami Financial Freedom atau kebebasan keuangan
Sebagai bukti, dalam Alkitab Yesus berbicara mengenai perumpamaan dan itu berkaitan dengan keuangan sebanyak 2/3 bagian dari Alkitab. Itu menandakan bahwa betapa Tuhan concern terhadap keuangan kita dan rindu memberkati kita tetapi disaat kita diberkati, Tuhan ingin agar kita tidak tamak dan sombong, namun justru diberkati untuk memberkati.
Tuhan ingin kita selain diberkati juga memberkati, seperti halnya Tuhan kita yang memiliki gaya hidup memberi termasuk memberi hidupNya mati dikayu salib untuk menebus dosa kita.
Kita juga harus mempunyai sikap terhadap harta kita, sehingga kita tidak akan kuatir lagi akan berkat yang sudah Tuhan berikan sehingga kita akan mengalami secara nyata kehidupan yang benar-benar disebut dengan kehidupan yang memiliki kebebasan keuangan. Percayalah disaat kita memberkati maka Tuhan akan lebih memberkati kita, apa yang kita tabur maka itulah yang kita tuai.



Prinsip kedua : Segala yang ada pada kita adalah milik Tuhan, kita hanyalah pengelola.
Hal ini harus benar-benar disadari sehingga kita tidak memelihara sikap ‘kikir’ atau pelit. Selain itu, dengan menyadari hal ini maka kitapun lebih bertanggung jawab terhadap harta yang Tuhan percayakan dalam hidup kita.
Seperti halnya kisah dari Alexander the Great atau Alexander Agung, dimana sebelum ia meninggal berpesan agar disaat dia meninggal dunia, dia ingin agar peti matinya diberi lubang pada tangan kanan dan kirinya sehingga tangannya bisa dkeluarkan. Ini dilakukan agar rakyatnya dapat melihat bahwa dia mati dengan tidak membawa apa-apa. Dan itu terjadi, disaat dia meninggal, peti matinya dilubangi pada sisi kanan dan kiri dan tangannya dikeluarkan dengan kondisi tangan yang kosong dengan tidak membawa apa-apa.
Hindarilah sikap hidup yang pelit atau kikir, karena harta yang ada kita bukanlah milik kita sendiri melainkan milik Tuhan. Kekikiran dapat dikalahkan dengan kita menyadari hal tersebut.


Apa beda antara “Pemilik” dengan “Pengelola” dalam hal berkat yang sudah ada?
Pemilik = Bertanggung jawab dengan dirinya sendiri sehingga tidak ada control terhadap berkat yang ada.
Pengelola = Bertanggung jawab penuh kepada pemiliknya, sehingga ada kontrol yang baik dalam setiap pemakaian harta benda yang dipercayakan.
Seperti halnya talenta, disaat Tuhan memberikan satu talenta dan kita mengembangkannya maka Tuhan akan tambah-tambahkan terus. Tetapi disaat kita sudah diberi talenta tetapi kita tidak mengembangkannya maka Tuhan akan mengambil talenta yang sudah Tuhan berikan dari kita.


Pemilik = cenderung untuk memuaskan dirinya sendiri
Pengelola = cenderung untuk menyenangkan hati pemiliknya, dan dalam hal ini kita menyadari bahwa pemilik segala harta itu adalah Tuhan sendiri.



Uang bersifat netral tetapi dari kenetralannya itu, jika kita tidak mengerti dimana posisi kita antara pemilik atau pengelola, maka kita cenderung untuk mengunakan uang untuk memuaskan nafsu kita. Jadi siapakah pemilik dari uang yang ada pada kita? Hanya satu yaitu Tuhan. Maka kita harus menyadari bahwa kita hanya sebagai pengelola dan sekarang adalah bagaimana kita menggunakan keuangan kita untuk menyenangkan hati Tuhan.


Bagaimana supaya kita bisa mengalami financial freedom?
Milikilah gaya hidup memberi.
Bukan hanya berbicara mengenai memberi dalam bentuk keuangan tetapi kita juga harus memberi dalam bentuk perhatian dan senyum kepada orang lain. Hati-hati dengan muka muram, karena muka yang muram akan menimbulkan dan mengundang dosa. Seperti dalam kisah yang terdapat dalam Kejadian 4, yang menceritakan antara adik dan kakak yaitu kain dan habel dalam hal memberikan persembahan kepada Tuhan.


Tuhan tidak overlook (hanya memperhatikan seseorang tertentu, dan tidak mampu memperhatikan yang lain saat bersamaan) tetapi semuanya bisa Tuhan lihat saat bersamaan. Satu hal yang harus kita ketahui, gaya hidup memberi akan melepaskan kita dari sifat kekikiran yang bisa membawa kita dalam kehancuran.
Ingat, saat berkat yang Tuhan berikan kita genggam dan tidak mau ditaburkan, maka besarnya berkat hanya sebesar genggaman itu. Namun saat kita mulai memberi dan menabur maka berkat yang segenggam bisa berlipat.


Kita harus menyikapi gaya hidup sesuai dengan firman Tuhan yaitu Memberi, menerima, dan mengelola. Terbalik dengan prinsip dunia yaitu Menerima, mengelola, dan belum tentu memberi (bila ada sisa baru memberi).


Salah satu bentuk memberi juga yaitu memberi pelukan kepada orang yang terluka, sebagai bentuk perhatian kita. Hanya dengan sebuah pelukan, hal itu dapat melepaskan kasih Tuhan yang menyembuhkan orang tersebut.


Dalam hal keuangan, kita memberi dalam bentuk mengembalikan persepuluhan kedalam rumah perbendaharaan Tuhan. Hal ini harus kita lakukan dengan taat dan dengan kasih, karena Tuhan berjanji membuka tingkap langit dan mencurahkan berkatnya sampai berkelimpahan kepada yang taat melakukannya.


Milikilah gaya hidup memberi dan jadilah pengelola bukan pemilik dari berkat yang sudah diberikan oleh Tuhan dalam hidup kita.

HUMILITY

Filipi 2:1-14 menceritakan tentang Yesus yang mengalami penurunan sewaktu Dia mengikuti kehendak Bapa. Tetapi justru dari penurunan yang Dia alami Allah Bapa meninggikan Dia (Filipi 2:9). Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama).
Seperti Tuhan Yesus, kita pun harus mau dan bersedia untuk berjalan menurun ke bawah.

Penurunan bukan berarti melakukan dosa, tetapi penurunan adalah sikap hati yang merendahkan diri, menyangkal diri dan tidak mencari pujian sia-sia. Perlu kita ketahui bahwa jalan menuju puncak menurut kamus Alkitab adalah jalan menuju ke bawah atau kerendahan hati, sedangkan menurut kamus dunia justru jalan kepuncak adalah menghalalkan segala cara, ambisi pribadi yang dikedepankan dsb. Sangat berbeda konsep jalan menuju puncak ala dunia dengan pengertian alkitab.

Yakobus 4:6 “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Tuhan tidak suka akan orang yang congkak, tetapi Tuhan suka akan orang yang rendah hati dan ganjaran bagi orang yang rendah hati adalah kasih karunia yang hanya dari Allah Bapa saja.

Hidup adalah sebuah pilihan, apa yang kita kejar dalam hidup ini mencerminkan pilihan hidup kita. Apakah hidup kita untuk mengejar harta di dunia ataukah untuk mengejar harta di sorga ? Matius 6:21 “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Marilah kita mengintrospeksi diri kita masing-masing, sekarang ini dimanakah hati kita berada.

Mengapa kita harus mau mengalami penurunan? Matius 5:48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." Kita harus mengalami penurunan supaya kita semakin lama semakin sempurna seperti Bapa kita di sorga. Sempurna berasal dari kata Teleios yang berarti dewasa,matang.
Jadi sempurna yang dimaksudkan adalah menjadi dewasa sesuai dengan kehendak Bapa.
Untuk sampai ke puncak kita harus menganggap orang lain lebih dari diri kita dan kita harus mau melepaskan penyerahan hak-hak kita kepada Allah Bapa. Untuk mengerti tentang semua ini kita harus memiliki sumber nasihat, yaitu:

1. Penuhi dengan firman
Kita harus rutin membaca firman, firman adalah perkataan Tuhan yang seringkali menjadi rhema yang akan menuntun kita dan menjadi pegangan dalam menjalani hidup.

2. Ada persekutuan roh yang akan menimbulkan kasih mesra
Kita harus terus membangun keintiman dengan Roh Kudus sehingga kasih mesra akan melingkupi sekitar kita.

3. Ada belas kasihan (Compassion)
Kebahagiaan tertinggi dalam hidup karena memberi bukan karena mendapat!

Merendahkan diri adalah sebuah pilihan, jika kita memilih untuk rendah hati maka kita akan rendah hati.

Turun ke bawah adalah untuk mendapat peninggian dari Bapa. Kita adalah anak panah yang apabila kita mau mengalami penurunan maka anak panah ini akan ditarik ke belakang dulu(penurunan) sehingga anak panah ini akan melesat jauh ke depan. Apakah kita mau melesat dan mengalami peninggian dari Tuhan? Jika ya, Siapkanlah diri kita untuk mengalami penurunan dalam hidup terlebih dulu.

NABI PALSU



Mat 7:15

"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Matius 24 : 11

Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.


Matius 24:23

Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya.
24:24 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
24:25 Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.
24:26 Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.

Download file : NABI / YESUS PALSU DI SIBERIA ( documents + pictures)

SEIKAT KEMBANG





Seorang pria turun dari sebuah mobil mewah yang diparkir di depan kuburan umum. Pria itu berjalan menuju pos penjaga kuburan. Setelah memberi salam, pria yang ternyata adalah sopir itu berkata, “Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil itu? Tolonglah Pak, karena para dokter mengatakan sebentar lagi beliau akan meninggal!


”Penjaga kuburan itu menganggukan kepalanya tanda setuju dan ia segera berjalan di belakang sopir itu.Seorang wanita lemah dan berwajah sedih membuka pintu mobilnya dan berusaha tersenyum kepada penjaga kuburan itu sambil berkata, “Saya Ny. Steven. Saya yang selama ini mengirim uang setiap dua minggu sekali kepada Anda. Saya mengirim uang itu agar Anda dapat membeli seikat kembang dan menaruhnya di atas makam anak saya. Saya datang untuk berterima kasih atas kesediaan dan kebaikan hati Anda. Saya ingin memanfaatkan sisa hidup saya untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolong saya.”


“O, jadi Nyonya yang selalu mengirim uang itu? Nyonya, sebelumnya saya minta maaf kepada Anda. Memang uang yang Nyonya kirimkan itu selalu saya belikan kembang, tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara anak Anda.” jawab pria itu.“Apa, maaf?” tanya wanita itu denga gusar.“Ya, Nyonya. Saya tidak menaruh kembang itu di sana karena menurut saya, orang mati tidak akan pernah melihat keindahan seikat kembang.Karena itu setiap kembang yang saya beli, saya berikan kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, atau mereka yang sedang bersedih. Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga mereka dapat menikmati keindahan dan keharuman kembang-kembang itu, Nyonya,” jawab pria itu.


Wanita itu terdiam, kemudian ia mengisyaratkan agar sopirnya segera pergi.Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan.“Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya? Saya Ny. Steven. Saya datang untuk berterima kasih atas nasihat yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Anda benar bahwa memperhatikan dan membahagiakan mereka yang masih hidup jauh lebih berguna daripada meratapi mereka yang sudah meninggal..Ketika saya secara langsung mengantarkan kembang-kembang itu ke rumah sakit atau panti jompo, kembang-kembang itu tidak hanya membuat mereka bahagia, tetapi saya juga turut bahagia.Sampai saati ini para dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh, tetapi saya benar-benar yakin bahwa sukacita dan pengharapan adalah obat yang memulihkan saya!”


Moral cerita : Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena mengasihani diri sendiri akan membuat kita terperangkap di kubangan kesedihan.


Ada prinsip yang mungkin kita tahu, tetapi sering kita lupakan, yaitu dengan menolong orang lain sesungguhnya kita menolong diri sendiri.




Amsal 17 : 22


Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

MENGUCAP SYUKUR VS BERSUNGUT-SUNGUT

Jika anda pikir anda tidak bahagia, lihatlah mereka ......








Jika Anda berpikir gaji anda rendah, bagaimana dengan dia ?




Jika Anda pikir Anda tidak punya banyak teman ...







Ketika Anda merasa ingin menyerah, pikirkan pria ini ....




Jika Anda berpikir Anda menderita dalam hidup, apakah Anda menderita sebanyak dia?








Jika Anda mengeluh tentang sistem transportasi, bagaimana dengan mereka?



Jika masyarakat tidak adil dengan Anda, bagaimana dengan dia ?







1 Tes 5:18


Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

SEPOTONG KUE


Tuhan, mengapa hal ini terjadi kepadaku ? Mengapa Tuhan ? Aku tidak tahan .... Aku tidak suka .... Aku benci dengan semua yang terjadi padaku ... !!!!
Mau tahu jawabannya ..... ?
Jawabannya : SEPOTONG KUE (download file Powerpoint)

Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

666 - ANGKA ANTIKRIS



Wahyu 13
13:18 Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.




DOWNLOAD FILE POWERPOINT : ANTIKRIST - 666

GADIS BUTA


Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.

Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Gadis itu berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia. Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya.

Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?" Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan sangat sedih, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik bola mataku."

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Yesaya 53 : 1 - 5

53:1. Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
53:4. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.