ARAH LAYAR




Pernah mengamati perahu layar yg berlayar di laut ? Mana yg lebih menentukan arah perahu layar tersebut, arah angin atau arah layar ? Tentu saja arah layar. Buktinya, ada angin kencang bertiup dari arah selatan tetapi tetap saja perahu tersebut bisa bergerak ke arah Barat atau Timur. Bahkan, pelaut yg berpengalaman bisa berlayar ke arah yg bertentangan dengan arah angin itu. Pelaut tersebut memang tidak bisa mengubah arah angin tetapi dia bisa mengubah arah layarnya menuju tempat yg dikehendakinya.



Yang menentukan tercapai tidaknya tujuan hidup kita bukanlah arah angin yaitu situasi & kondisi yg terjadi di sekeliling kita. Yang menentukan arah layar yaitu keputusan kita dalam merespon situasi & kondisi tersebut.



Kadang kita dihadapkan situasi & kondisi yg bertentangan dengan tujuan kita. Masalah, tekanan hidup & situasi di sekeliling, bisa menjauhkan kita dari tujuan yg ingin dicapai. Namun ingat, hidup adalah pilihan!!! Arah layar yg menentukan!!!! bukan arah angin.



Kita tidak bisa menolak datangnya masalah. Meski demikian, kita bisa mengubah arah layar. Kita bisa mengubah masalah menjadi berkat.



Ke mana arah angin tidak terlalu penting. Yg terpenting adalah bagaimana mengarahkan layar kita.



"Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah." (Amsal 15:24).

MOTIVASI PELAYANAN YANG TIDAK MURNI !






Tuhan menginginkan setiap kita untuk melakukan segala sesuatu dengan hati yang murni. Di dalam 1 Petrus 2 : 9 berkata, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu yang memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa kita adalah umat-umat pilihan yang dipilih untuk menjadi pelayan bukan hanya sebagai seorang jemaat karena kita semua adalah hamba-hamba Tuhan.




Sebagai seorang pelayan Tuhan, kita perlu waspada terhadap setiap motivasi-motivasi pelayanan kita. Bulan ini kita sedang berada di dalam tema “Be Watchful” atau waspadalah, dimana kita harus terus belajar untuk menjadi waspada dalam segala hal termasuk motivasi kita termasuk motivasi yang tidak murni dalam pelayanan. Mungkin dalam benak kita, pelayanan adalah menjadi pemain musik, Usher, Worship Leader, ataupun pengkhotbah yang selalu tampil di depan mimbar. Tetapi perlu kita ketahui bahwa pelayanan tidak hanya di dalam lingkup gereja. Dalam keseharian kita dalam mengikuti kehendak TUHAN pun adalah salah satu bentuk pelayanan kita.




Eli adalah salah satu hamba TUHAN yang telah melayani umat-Nya dengan sangat baik. Tetapi, karena ia tidak mewaspadai motivasi-motivasi yang salah, maka iapun jatuh kedalam dosa. Di dalam 1 Samuel 2 : 29 berkata, ”Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?” Ayat ini menjelaskan mengenai apa saja yang telah membuat TUHAN murka kepada Eli. Pertama, kata “loba” di dalam ayat ini berarti serakah akan hal-hal yang bukan milik sendiri. Eli menjadi serakah akan korban sembelihan yang seharusnya menjadi hak TUHAN. Selain itu hal yang kedua, Eli juga lebih menghormati anak-anaknya daripada TUHAN. Hal ini berarti Eli tidak lagi meletakkan TUHAN sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Sedangkan hal yang terakhir, Eli menggemukkan dirinya sendiri dan mencari keuntungan secara pribadi sehingga iapun menjadi egois dan melupakan esensi dari korban sembelihan.




Selain Eli, anak-anak Eli juga melakukan dosa yang sama. Hofni dan Pinehas juga melayani di bait Allah dengan motivasi yang sangat salah. Dapat kit abaca di dalam 1 Samuel 2 : 12 -16 dan juga di dalam 1 Samuel 2 : 22 yang mengatakan bahwa Hofni dan Pinehas bersalah atas motivasi mereka dalam melayani. Pertama, mereka tidak mengindahkan TUHAN. Dalam bahasa aslinya, kata mengindahkan berasal dari kata “Yahda”, yang berarti mengenal. Jika seseorang tidak mengindahkan TUHAN, maka orang itu tidak mengenal TUHAN. Kedua, Hofni dan Pinehas serakah dan mencuri apa yang menjadi milik TUHAN. Mungkin kita tidak pernah mencuri sesuatu yang bersifat fisik termasuk perpuluhan kita kepada Tuhan. Tetapi kita juga harus waspada agar tidak mencuri Kemuliaan TUHAN ketika melayani. Hal ini benar-benar harus diwaspadai. Karena TUHAN adalah satu-satunya yang layak mendapatkan kemuliaan. Ketiga, Hofni dan Pinehas mengancam jemaat. Bahkan, dalam ayat 16, mereka mengancam akan menggunakan kekerasan kepada jemaat dan mereka tidak lagi layak disebut sebagai pelayan TUHAN. Karena yang mereka lakukan adalah melayani diri mereka sendiri. Keempat, Hofni dan Pinehas tidak hidup dalam kekudusan. Dalam ayat 22, tertulis bahwa mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan. Mereka melupakan kasih Agape yang seharusnya mereka contoh dari TUHAN. Karena itu, untuk menghindari itu semua, kita harus tetap mengembangkan kasih Agape kita kepada TUHAN dan terus menjaga kekudusan kehidupan kita.




Hukuman bagi mereka yang bermain-main dengan hal ini adalah kematian. Baik Eli, maupun Hofni dan Pinehas mengalami kematian yang tragis. Ini membuktikan bagaimana TUHAN membenci hal ini. Lalu, apakah hal-hal yang pantas disebut sebagai motivasi murni dalam melayani TUHAN? Jika kita membaca di dalam Mazmur 84 : 1 - 11 dimana mazmur ini ditulis oleh Bani Korah. Bani Korah adalah orang yang luar biasa dalam menciptakan mazmur bagi TUHAN. Namun, nenek moyang mereka bukanlah orang yang mengikuti kehendak TUHAN dengan baik. Dulunya, nenek moyang Bani Korah memberontak kepada TUHAN. Karenanya, TUHAN membuat bumi menelannya hidup-hidup termasuk semua pengikutnya. Namun, bani Korah Tidak Kecewa kepada TUHAN. Ia tetap mengikuti TUHAN walaupun TUHAN telah menghukum nenek moyangnya dengan keras.




Sama halnya seperti seorang Bani Korah yang memiliki teladan dalam memiliki motivasi yang murni dimana dalam pelayanan akan Tuhan adalah tidak kecewa terhadap apapun juga. Mengapa? Petama, Karena setiap kali kita kecewa, kita akan bersungut-sungut kepada TUHAN. Di dalam Bilangan 11 : 1 menjelaskan bahwa ketika bangsa Israel bersungut-sungut, murka TUHAN bangkit di antara mereka. TUHAN membenci orang-orang yang tidak bersyukur; karena berkat TUHAN adalah berkat yang terbaik bagi setiap orang. Kemudian, TUHAN akan membuat apa yang kita keluhkan benar-benar terjadi. Bahkan, ia akan membatalkan janji-Nya, sama seperti yang TUHAN lakukan kepada bangsa bangsa Israel ketika berada di dalam padang gurun.




Kedua, kita harus menjadi lapar dan haus akan TUHAN. Jemaat Efesus adalah Jemaat yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang mau berjerih payah, tekun, sabar, tidak kompromi pada dosa, dan mau berkorban bagi TUHAN. Tetapi Wahyu 2 : 4 berkata,”Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” TUHAN ingin kita agar kita tetap haus dan lapar akan Tuhan.




Ketiga, kita harus menjadi jawaban bagi orang-orang yang membutuhkan kita. Charles Spurgeon adalah seorang pendeta yang terkadang menjual telur-telur ayamnya. Biasanya, kita akan memberi diskon kepada kerabat-kerabat dekat kita. Tetapi, Charles Spurgeon tidak melakukannya. Karena itu, ia disebut-sebut sebagai orang yang pelit. Sampai pada akhirnya orang lain mengetahui bahwa ia menggunakan laba dari penjualan telur tersebut untuk janda-janda miskin yang membutuhkan uang. Charles Spurgeon adalah seseorang yang telah berhasil melayani dengan motivasi yang murni.




Keempat adalah memiliki tujuan yang pasti. Apapun yang kita lakukan, TUHAN ingin agar kita benar-benar melakukannya dengan rencana dan rancangan yang pasti. Karena dengan rencana yang pasti, kita dapat mengetahui apa, bagaimana, kapan, dan mengapa kita melayani TUHAN. Terakhir adalah memprioritaskan hal-hal roahani. Jadikanlah kerohanian dalam TUHAN sebagai prioritas utama dalam hidup kita. Karena dengan kerohanian dalam tempat tertinggi, kita dapat melakukan apapun yang TUHAN kehendaki dalam hidup kita.




Waspadailah semua motivasi buruk dalam melayani, dan lakukanlah yang terbaik untuk TUHAN, bukan untuk diri sendiri.

ALLAH YANG REALISTIS




Semakin besar tantangan hidup yang kita hadapi, maka kita pun semakin rindu akan kehidupan rohani yang realistis, yang dapat membantu kita menghadapi tantangan tersebut.



Terlalu sering kita menjadi jemaat yang "berpikir sangat surgawi sehingga mengalami kesulitan untuk berpikir secara duniawi." Ya, kebanyakan dari antara kita jarang bisa menyeimbangkan antara hal-hal yang bersifat rohani dan hal-hal yang realistis.



Penulis Os Guinness mengungkapkan bahwa biasanya kita "berpikir terlalu realistis sehingga mengorbankan hal-hal yang rohani atau sebaliknya berpikir terlalu rohani sehingga mengorbankan hal-hal yang bersifat realistis." Secara paradoks, hanya Allah yang dapat melakukan keduanya dnegan seimbang. Allah menjadi realistis dalam diri Yesus Kristus yang datang ke dunia. Yesus, sang Putra Allah, benar-benar menjelma menjadi manusia. Itu sebabnya Guinness berkata bahwa sosok yang paling rohani itu (Allah) telah bersikap paling realistis.



Cara Allah menghadapi Elia merupakan sebuah contoh sikap Allah yang realistis. Guinness menunjukkan bahwa "Allah menolong depresi Elia bukan dengan mengkhotbahinya, melainkan dengan memintanya makan dan tidur." Setelah itu, barulah Dia memberitahukan kesalahan Elia dengan lembut.



Jika Anda patah semangat karena terlalu lelah atau bekerja terlalu keras, mungkin pertolongan pertama yang Allah sarankan bagi Anda adalah tidur lebih banyak atau berlibur satu hari.



Pertolongan yang paling realistis biasanya justru menjadi pertolongan yang paling rohani.



Markus 6:31


Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat.


911

Kebanyakan orang Amerika tahu bahwa dengan menekan nomor 9-1-1 mereka akan dihubungkan dengan tim penolong darurat. Begitu sederhananya cara itu sehingga anak-anak usia pra-sekolah pun dapat menyelamatkan nyawa anggota keluarganya dengan cara tersebut.


Suatu ketika, seorang wanita dihadang oleh perampok saat ia dan bayi laki-lakinya berada di dalam mobil. Diam-diam, wanita itu menekan nomor 9-1-1 melalui telepon genggamnya. Telepon itu dibiarkan aktif saat petugas 911 menerimanya, sementara si perampok tidak menyadarinya. Melalui alat penerima berita di mobil polisi, operator mendengarkan perbincangan sang ibu dengan si perampok. Ibu muda tersebut dengan cerdik memberi gambaran tentang lokasi kejadian. Polisi pun dengan mudah menemukan mereka dan menangkap penjahat tersebut.


Dalam keadaan darurat, pertolongan hanya sejauh tiga tekanan tombol telepon. Namun sering kali keadaan-keadaan yang kita hadapi tak dapat diselesaikan dengan pertolongan manusia, tetapi pertolongan ilahi. Bila itu terjadi, kita dapat menghubungi sejenis bantuan 9-1-1 yang lain, yakni Mazmur 91:1. Di sana kita dapat menemukan pertolongan dan perlindungan dari Allah yang Mahakuasa. Ayat ini selalu mengingatkan bahwa Allah adalah "tempat perlindungan" kita, sehingga kita dapat tinggal tenang di bawah naungan-Nya.


Ketika menghadapi kegentingan hidup, sering kali kita mencoba berjuang dengan kekuatan sendiri. Kita lupa bahwa yang paling kita butuhkan, yakni perlindungan Allah dan penghiburan hadirat-Nya, selalu tersedia bagi siapa saja yang memintanya. Pada saat krisis rohani melanda, hubungi Mazmur 91:1


MAZMUR 91


91:1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa


91:2 akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."


91:3 Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.


91:4 Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.


91:5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,


91:6 terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.


91:7 Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.


91:8 Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.


91:9. Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,


91:10 malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;


91:11 sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.


91:12 Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.


91:13 Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.


91:14 "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.


91:15 Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.


91:16 Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku."

LOVE THEM !

SEPUCUK SURAT DARI AYAH DAN IBU




Anakku,


Ketika aku menjadi tua,


Kuharap kamu mengerti dan bersabar kepadaku



Jikalau aku memecahkan piring atau menumpahkan sup dimeja


itu karena .... tanganku semakin lemah dan mataku semakin kabur,



Aku harap engkau tidak berteriak dan membentakku



Orang yang tua sangat peka dan mudah tersinggung


..... sering mengasihani diri sendiri ketika engkau berkata


dengan nada dan suara yang keras



Ketika pendengaranku berkurang


dan tidak dapat mendengarkan apa yang kamu katakan


Aku harap kamu tidak memanggilku "Tuli"


Tolong ulangi apa yang kamu katakan,


atau tuliskan di sehelai kertas apa yang kamu ucapkan



Maafkan aku, anakku


Aku telah menjadi tua



Ketika lututku menjadi lemah


Kuberharap engkau bersabar membantuku untuk berdiri.



Seperti yang pernah kulakukan ketika kamu masih kecil


Belajar untuk berjalan


Tolong papahlah aku



Ketika aku terus mengulangi kata-kataku


seperti rekaman yang rusak


Kuberharap engkau terus mendengarkanku


Jangan menganggap itu hal yang lucu atau


bosan mendengarkanku



Apakah engkau masih ingat ketika masih kecil


dan menginginkan sebuah balon ?


Kamu mengulangi kata-katamu hingga kamu memperolehnya



........... Juga maafkan, bau badanku


Aku berbau tidak sedap sebagaimana bau orang yang sudah tua


Jangan memaksaku untuk mandi


Tubuhku sudah lemah


Orang yang tua mudah sakit ketika mereka kedinginan


Kumohon engkau tidak merasa jijik akan aku



Apakah engkau masih ingat ketika masih kecil


Aku mengejarmu kesana kemari


karena kamu tidak mau mandi



Kuharap engkau dapat bersabar kepadaku


ketika aku sering ngambek


Itu bagian dari menjadi tua


Kamu akan mengerti ketika engkau menjadi tua



Dan jika engkau mempunyai waktu luang


Kuberharap kita dapat berbincang


walau hanya beberapa menit saja



Aku selalu sendirian dan kesepian


dan tidak siapapun yang dapat aku ajak bicara


Aku tahu kamu sibuk dengan pekerjaanmu


Bahkan ketika engkau tidak suka cerita-ceritaku


Sediakan waktu untukku



Apakah engkau masih ingat ketika masih kecil


Aku selalu mendengarkan cerita-ceritamu


tentang boneka dan mainanmu



Ketika waktunya tiba ....


Aku sakit dan hanya terbaring di ranjang


Kuberharap engkau bersabar untuk merawatku



Maafkan aku, anakku .......


Jika aku tidak sengaja membuat basah tempat tidur


dan mengotorinya



Kuberharap engkau bersabar merawatku


selama beberapa waktu akhir kehidupanku



Lagipula, aku tidak akan bertahan lebih lama lagi


Ketika waktu kematianku telah tiba ...


Kuharap engkau memegang tanganku


dan memberikan kekuatan bagiku untuk menghadapinya



Dan jangan kuatir .....


Ketika akhirnya aku bertemu Sang Pencipa kita ....


Aku akan membisikkan ke telingaNya


untuk memberkati hidupmu


Karena engkau mengasihi ayah dan ibumu



Terima kasih untuk perhatianmu yang begitu besar



Kami mengasihimu,


ayah dan ibu



MENGASIHI ORANG TUA ADALAH KEHENDAK TUHAN !



KELUARAN 20 : 12


Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.


"MENCURI" (MILIK MANUSIA = MILIK ALLAH)

Seorang pencuri di New Jersey melakukan pencurian sebanyak 7.000 dolar dalam bentuk perhiasan, koin kuno, dan uang tunai dari seorang janda. Semua barang yang dicuri tersebut merupakan barang-barang peninggalan suaminya yang masih tersisa.

Saat memilah-milah barang curiannya, pencuri itu menemukan beberapa amplop persembahan gereja berisi uang yang akan dipersembahkan wanita itu kepada Tuhan. Tanpa melihat isinya terlebih dahulu, pencuri itu langsung memasukkan semuanya ke dalam amplop lain, menuliskan alamat, lalu mengirimkannya ke gereja wanita itu.


Ketika sang pendeta tahu apa yang telah terjadi, ia berkomentar, "Ini adalah ciri khas kebingungan moral zaman ini. Orang berpikir bahwa mencuri dari janda dan anak-anak dianggap tidak apa-apa, sementara mencuri dari gereja dianggap tindakan tercela."

Pencuri itu mengabaikan satu kebenaran penting: Dosa terhadap sesama adalah dosa terhadap Allah. Mungkin kita semua cenderung berpikir bahwa batas harta kepunyaan Allah berakhir di belakang gereja. Namun, sebenarnya tidaklah demikian. Segala harta benda di dunia ini dan setiap orang adalah kepunyaan Allah. Jika kita menghormati Dia, itu berarti kita juga harus menghormati harta benda yang telah dipercayakan Allah kepada anak-anak-Nya.

Orang yang takut akan Allah dan yang menyadari bahwa berbuat dosa terhadap sesama berarti berdosa terhadap Dia adalah seorang yang bijaksana.

- SEGALA SESUATU ADALAH MILIK ALLAH, KITA HANYALAH PENGELOLANYA -

Roma 11 :36


Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

PRIORITY ON THE MOON

Apollo 11 landed on the lunar surface on Sunday, July 20, 1969. Most of us know Armstrong's historic statement as he set foot on the lunar surface, "To a man, this is indeed a small step, but a giant step for mankind." However, few people know the first food eaten there.

In aerospace, Buzz Aldrin had brought a box of holy communion provided by his local church. Aldrin sent a radio broadcast to earth asking listeners to contemplate the events that happened that day, then gave thanks to God.

Then, without a broadcast over the radio in order to maintain privacy, Aldrin poured wine into a silver cup. He read, "I am the vine, ye are the branches: He that abideth in me, and I in him, the same bringeth forth much fruit: for without me ye can do nothing. " (John 15:5). In silence, he gave thanks and ate bread and drank wine.


God is everywhere, and our worship should reflect the reality. Wherever we go, God is near to us ( Psalm 139 ). Buzz Aldrin celebrated that experience on the lunar surface. Being thousands of kilometers away from earth, he took the time to converse with the One who creates, redeems, and fellowships with him.

Whether you are away from home? On a mountain top or a dark abyss? Whatever your situation, your fellowship with God in Christ is just by means of prayer.




PSALM 139 : 1 - 12


139:1 O lord, thou hast searched me, and known me. 139:2 Thou knowest my downsitting and mine uprising, thou understandest my thought afar off. 139:3 Thou compassest my path and my lying down, and art acquainted with all my ways. 139:4 For there is not a word in my tongue, but, lo, O LORD, thou knowest it altogether. 139:5 Thou hast beset me behind and before, and laid thine hand upon me. 139:6 Such knowledge is too wonderful for me; it is high, I cannot attain unto it. 139:7 Whither shall I go from thy spirit? or whither shall I flee from thy presence? 139:8 If I ascend up into heaven, thou art there: if I make my bed in hell, behold, thou art there. 139:9 If I take the wings of the morning, and dwell in the uttermost parts of the sea; 139:10 Even there shall thy hand lead me, and thy right hand shall hold me. 139:11 If I say, Surely the darkness shall cover me; even the night shall be light about me. 139:12 Yea, the darkness hideth not from thee; but the night shineth as the day: the darkness and the light are both alike to thee.




PRIORITAS DI BULAN


Apollo 11 mendarat di permukaan bulan pada Minggu, 20 Juli 1969. Kebanyakan kita tahu pernyataan bersejarah Armstrong ketika ia menapakkan kaki di permukaan bulan, "Bagi seorang manusia, ini memang langkah kecil; tetapi ini langkah raksasa bagi umat manusia." Namun, hanya sedikit orang yang mengetahui makanan pertama yang disantap di sana.


Dalam pesawat angkasa luar itu, Buzz Aldrin telah membawa sebuah kotak perjamuan suci yang disediakan gerejanya. Aldrin mengirimkan siaran radio ke bumi untuk meminta para pendengarnya merenungkan berbagai peristiwa yang terjadi hari itu, kemudian mengucap syukur.



Lalu, tanpa disiarkan melalui radio demi menjaga keleluasaan pribadi, Aldrin menuang anggur ke dalam piala perak. Ia membaca, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak" (Yohanes 15:5). Dalam keheningan, ia mengucap syukur, makan roti, dan minum anggur.



Allah ada di mana-mana, dan penyembahan kita harus mencerminkan kenyataan ini. Dalam Mazmur 139 dikatakan bahwa ke mana pun kita pergi, Allah berada dekat dengan kita. Buzz Aldrin merayakan pengalaman itu di permukaan bulan. Dalam jarak ribuan kilometer jauhnya dari bumi, ia meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan Dia yang menciptakan, menebus, dan bersekutu dengannya.



Apakah Anda jauh dari rumah? Apakah Anda seakan-akan berada di puncak gunung atau jurang yang gelap? Apa pun situasi Anda, persekutuan Anda dengan Allah di dalam Kristus hanyalah sejauh doa.



MAZMUR 139 : 1 - 12


139:1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; 139:2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. 139:3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. 139:4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. 139:5 Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. 139:6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. 139:7. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? 139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. 139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, 139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku. 139:11 Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," 139:12 maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.

WARBLER



Burung warbler yang mungil dan berleher putih, menghabiskan musim panasnya di Jerman dan musim dinginnya di Afrika. Ketika hari-hari semakin pendek karena pergantian musim, burung dewasa menuju ke utara, meninggalkan anak-anak mereka. Beberapa minggu kemudian, burung-burung muda itu terbang ribuan kilometer melintasi daratan dan lautan yang asing untuk bergabung dengan keluarga mereka.


Bagaimana mereka bisa menemukan tempat yang sama sekali asing bagi mereka? Eksperimen ilmiah menunjukkan bahwa mereka memiliki pengetahuan naluriah tentang garis bujur, garis lintang, dan kemampuan mengetahui arah dengan pedoman bintang. Allah memberi mereka kalender, jam, dan data navigasi yang diperlukan untuk terbang ribuan kilometer ke tempat induk mereka.


Para ahli evolusi mengatakan, dunia yang menakjubkan dan rumit ini terbentuk secara kebetulan. Namun, apakah itu lebih mudah diterima daripada percaya bahwa Allah menciptakan burung warbler yang menakjubkan ini? Bagi saya, anggapan bahwa semuanya itu terjadi secara kebetulan justru tidak masuk akal.


Hikmat Allah dapat dilihat jelas pada ciptaan-Nya. Hasil perbuatan tangan-Nya di alam semesta ini menyatakan dengan jelas akan keberadaan dan kuasa-Nya, sehingga Paulus menggunakannya sebagai argumen untuk menyatakan kesalahan manusia dan penghukuman. Ia menulis bahwa manusia tidak dapat berdalih untuk tidak beriman kepada Allah yang telah menciptakan semuanya itu.


Roma 1 : 18 - 25


1:18 Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. 1:19. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. 1:20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. 1:21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. 1:22 Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. 1:23 Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. 1:24 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. 1:25 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.


BE SPOTLESS

Konsep tidak bercacat pertama kali muncul pada kisah Harun saat menyeleksi umat Israel yang layak menjadi imam dalam mempersembahkan bakaran bagi Allah. Di dalam Imamat 21 : 17-21 tercatat,



"21:17 "Katakanlah kepada Harun, begini: Setiap orang dari antara keturunanmu turun-temurun yang bercacat badannya, janganlah datang mendekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya,

21:18 karena setiap orang yang bercacat badannya tidak boleh datang mendekat: orang buta, orang timpang, orang yang bercacat mukanya, orang yang terlalu panjang anggotanya,


21:19 orang yang patah kakinya atau tangannya,


21:20 orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya atau yang bular matanya, orang yang berkedal atau berkurap atau yang rusak buah pelirnya.


21:21 Setiap orang dari keturunan imam Harun, yang bercacat badannya, janganlah datang untuk mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN; karena badannya bercacat janganlah ia datang dekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya".



Pemahaman tidak bercacat pada Perjanjian Lama secara lahiriah dan dapat dinilai secara jasmani. Hal ini bertolak belakang dengan Perjanjian Baru yang dinyatakan 1 Petrus 2 : 9 yang ditujukan kepada orang Yahudi secara keseluruhan, dan umat Tuhan sebagai gerejaNya.


Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.



Pengertian tidak bercacat pada Perjanjian Lama tidak boleh dijadikan satu-satunya tolak ukur bagi umat Kristiani. Selama ini, konsep tanpa noda pada Perjanjian Lama telah disalah mengerti oleh runtutan generasi yang akhirnya terus menghasilkan buah yang buruk.



Kesalahpahaman manusia dalam memakai konsep di PL telah membawa penyimpangan pada aplikasinya dan terus diturunkan pada anak cucunya. Contohnya adalah munculnya para imam Farisi, orang Saduki dan ahli taurat. Mereka hanya berfokus dan mementingkan keadaan lahiriah dalam beribadah.



Orang-orang ini lebih mementingkan apa yang terlihat diluar, mencari penghormatan dari orang sekitar melalui kegiatan ibadah yang rutin mereka lakukan.



Pemahaman yang salah ini terus menerus berlanjut hingga akhirnya Rasul Paulus menulis di dalam surat Filipi 3 : 18 - 19,



3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.


3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.



Manusia tidak pernah pusing ketika buah roh tidak terpenuhi, dan menyepelekan dosa yang mereka perbuat. Tetapi mereka cenderung kuatir dan bingung ketika perut kosong. Inilah salah satu bukti bahwa selama ini manusia secara tidak sadar telah dilingkupi oleh pemahaman yang salah mengenai tanpa noda dari segi lahiriah.



Saat ini, bergereja bukan tentang aktif melayani, mengalami kepenuhan. Tetapi perlu dikaji ulang apakah yang menjadi dasar motivasinya dalam ibadah.



Yesus Tuhan pernah menegur dengan keras orang Farisi yang tercatat pada Matius 23 : 26 - 27 ,



26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.


27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.



Melalui ungkapan Yesus tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak bercacat tidak hanya ditinjau dari segi lahiriah, tetapi justru diawali dalam diri kita.



Tidak bercacat harus dipahami dalam kerangka kedatangan Yesus yang kedua. Jadi ketidakcacatan harus didapati dalam menyambut kedatangan Yesus Kristus. Orang Yahudi memulai ketidakcatatannya dari sisi jasmani. Tapi Tuhan menuntut kita untuk memulainya dari roh. Hal ini tertulis di dalam 1 Tesalonika 5 : 23,



Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.



Orang percaya yang lahir baru masih sering jatuh bangun dalam dosa. Hal ini dikarenakan ia memiliki prioritas yang salah dalam mengusahakan hidup kudus. Jika dimulai dari tubuh / fisik, kekudusan tidak akan terjaga lama, karena daging ini lemah. Sebaliknya kalau prioritas itu adalah roh maka roh akan menguasai jiwa dan mengarahkan tubuh untuk bergerak sesuai dengan kehendak Tuhan.



Poin terpenting kedua setelah memulai dengan roh ialah terus memenuhi hidup dengan Firman Tuhan. Firman Tuhan yang kita baca dan renungkan akan berdiam dalam suatu tempat didalam kita. Ibrani 4 : 12 menyatakan,



4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.



Firman Tuhan akan menjadi lapisan pelindung baru dalam antara jiwa dan roh yang akan membantu kita menjadi tidak bercacat dalam menyambut kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya.



Hidup ini tidak mudah. Tetapi hidup akan menjadi mudah ketika roh dan Firman menyatu. Orang kudus dapat jatuh dalam dosa tetapi tidak hidup dalam dosa.



Mari kita hidup tanpa bercacat dalam menyambut kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya dengan prioritas roh kita dan Firman Tuhan.

ANCAMAN DARI DALAM

Sebuah kapal yang tengah berlayar di lautan lepas diterjang amukan badai dahsyat. Para awak kapal berjuang keras mengendalikan kapal yang oleng. Tiba-tiba terdengar suara benturan keras dari ruang bawah. Dua orang awak kapal berlari turun. Ternyata sepucuk meriam terlepas dari ikatannya. Tepat ketika kedua awak itu sampai di ruang bawah, meriam itu tengah meluncur deras terbawa ayunan ombak menuju lambung kapal. Tanpa berpikir dua kali, keduanya segera bertindak; menarik meriam itu dan mengikatnya kembali di tempatnya. Andai meriam itu jadi menabrak lambung kapal, bahaya yang mereka hadapi jauh lebih besar dari amukan badai di luar.



Gereja seumpama kapal yang tengah berlayar di lautan dunia. Ia harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan ancaman dari luar. Namun, tidak jarang yang lebih berbahaya adalah tantangan dan ancaman dari dalam tubuh gereja sendiri. Kekerasan hati, kesombongan, iri dengki, egoisme, dan ambisi pribadi dari segelintir orang, yang berujung hilangnya damai sejahtera dan sukacita di gereja. Atau, bahkan berakhir dengan perpecahan. Tidak jarang gereja bisa bertahan terhadap rupa-rupa tekanan dari luar, tetapi ambruk karena pertengkaran di dalam. Menyedihkan!



Untuk itu, tidak ada cara lain selain kembali ke prinsip dasar hidup kristiani, yaitu kasih. Kasih yang bertolak dari damai sejahtera Kristus, dan yang terwujud dalam belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, dan pengampunan. Hanya dengan begitu perpecahan jemaat dapat dihindarkan.



Kolose 3 : 14



Di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

TUHAN PEMBELAKU

Anne Greene lahir pada tahun 1628, di Steeple Barton, Oxfordshire. Dia bekerja untuk Sir Thomas Read di Dunstew sebagai pembantu rumah tangga. Selama bekerja disana ia dinodai oleh cucu tuannya hingga mengandung dan melahirkan seorang anak.


Selama mengandung anak tersebut, Anne Greene merasa sangat tertekan, sering jatuh sakit sehingga pada saat kelahiran anak tersebut, menurut bukti medis, anak yang dilahirkan tersebut mati.



Pengadilan akhirnya menjatuhkan hukuman mati kepadanya dengan tuduhan pembunuhan atas bayinya. Pada 14 Desember 1650 ia menerima hukuman gantung di Oxford. Greene meminta beberapa teman-temannya untuk memukul dan menarik tubuhnya yang berayun setelah digantung untuk memastikan bahwa dia sudah mati.



Setelah tergantung selama setengah jam, tubuh Greene diturunkan dan diberikan pada pihak universitas untuk bahan kuliah anatomi. Namun, setelah di kampus, peti dibuka dan dokter mendengar suara bernapas dari tenggorokannya. Mereka segera memberinya minum. Dua belas jam setelah eksekusi, Anne sudah bisa bicara beberapa kata.



Beberapa tahun kemudian Anne akhirnya menikah dan punya 3 orang anak, serta dapat hidup 15 tahun lagi setelah peristiwa eksekusi yang membuatnya terkenal..



Kejadian ini membuktikan bahwa Tuhan itu hidup dan Ia sanggup membela orang-orang yang dikasihiNya menurut kehendakNya.



Mazmur 9 : 5


Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta.

GUNUNG MT. HELENS


Pada 20 Maret 1980, Gunung St. Helens di Washington, sebuah gunung berapi yang disangka orang tidak aktif lagi, tiba-tiba bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh. Penduduk setempat dievakuasi ke jarak "aman" sekitar 12,8 km dari gunung tersebut. Beberapa waktu kemudian, sisi gunung mulai menggelembung. Namun, para ilmuwan tidak mengkhawatirkan hal itu karena berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai gunung berapi, gunung-gunung itu tidak pernah meletus dari samping.



Kemudian pada tanggal 18 Mei lereng Gunung St. Helens meletus dan memuntahkan berton-ton reruntuhan ke bawah dengan kecepatan 250,5 km/jam. Semenit kemudian, gunung berapi itu meletus ke atas dengan kekuatan yang setara dengan 500 bom atom! Letusan yang sangat besar ini merusakkan hutan seluas 59.600 hektar dan menewaskan 57 orang. Para ilmuwan mengira peristiwa-peristiwa alam akan berlangsung seperti sebelumnya. Namun ternyata mereka keliru!


Kitab 2 Petrus menceritakan kepada kita bahwa suatu saat di masa depan, keyakinan keliru semacam ini juga akan dirusak oleh panasnya api hari kiamat (3:4-7). Namun, berita baiknya adalah Allah akan membangun "langit yang baru dan bumi yang baru" (ayat 13). Dia menghendaki agar "jangan ada yang binasa", dan dengan sabar menanti agar lebih banyak orang menemukan keselamatan sejati dalam Putra-Nya Yesus (ayat 9). Mereka hanya perlu menerima keselamatan yang ditawarkan-Nya.


Sudahkah Anda memercayakan keselamatan Anda kepada Yesus?



2 Petrus 3 : 1 - 18

3:1. Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan, 3:2 supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu. 3:3. Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. 3:4 Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."


3:5 Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, 3:6 dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. 3:7 Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. 3:8. Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.


3:9. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. 3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. 3:11. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup 3:12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.


3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. 3:14 Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.


3:15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.


3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.


3:17 Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh. 3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.


MENGENAL TUHAN





Suatu tragedi besar bahwa banyak orang menjalani hidup ini tanpa pernah mengenal Pencipta mereka. Mengabaikan hubungan ini akan membuat mereka kehilangan maksud keberadaan mereka serta hak istimewa terbesar yang diberikan kepada umat manusia, - yaitu, mengenal Allah. Bahkan orang Kristen sendiri dapat menganggap remeh kehormatan untuk mengenal Kristus lebih intim lagi. Hasrat besar Paulus untuk mengenal Tuhan membuatnya memperhitungkan segala hal lainnya tidak berarti bila dibandingkan dengan berkat yang besar ini. Sekalipun orang percaya dapat menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka, melayani-Nya dengan setia dan mengharapkan untuk bersama ia di surga, namun banyak dari kita yang tidak memiliki rasa lapar untuk mengenal Dia saat ini.


Bagaimana kita dapat merasa puas hanya dengan diselamatkan saja dan tidak tertarik sama sekali dengan hubungan yang paling memuaskan dan menyenangkan yang pernah ditawarkan kepada kita? Mengejar Kristus dengan hasrat Paulus menuntut sebuah harga – melewatkan waktu berdua dengan Tuhan, menyerahkan kehendak kita dan belajar untuk mengenal-Nya melalui penderitaan. Meskipun keselamatan adalah anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma, keintiman dengan Tuhan adalah proses yang mahal, namun imbalannya tak ternilai dan kekal.


Kebudayaan memenuhi kita dengan berbagai informasi dan pengalih perhatian yang dapat memenuhi pikiran dan hati kita, sehingga membuat kita tidak tertarik untuk membangun hubungan yang lebih dalam dengan Kristus. Beberapa orang bahkan belajar banyak fakta tentang Tuhan daripada mengenal Dia secara pribadi.


Periksalah diri kita untuk mengetahui apa yang menghambat hasrat kita terhadap Tuhan. Pikirkanlah cara untuk meluangkan waktu setiap hari untuk berdua dengan Tuhan. Saat kita hendak melakukan rutinitas, carilah tuntunan-Nya dan dengarlah suara-Nya. Pada akhirnya, kita pun akan menganggap segalanya sampah bila dibandingkan dengan pengenalan akan Kristus.




1 Korintus 3 : 7 - 14


3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, 3:9. dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, 3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. 3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. 3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, 3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.




SENTUHAN HATI

TERLAMBAT !


Suatu kali, Washington Post mengingatkan tentang insiden tragis yang dialami kapal Titanic. Di ruang kendali, petugas sedang sibuk menjalankan tugasnya. Telepon berdering. Satu menit berlalu. Pada menit kedua, si petugas tak mau diganggu karena terlalu sibuk. Menit ketiga pun berlalu sangat cepat. Setelah si petugas selesai dengan tugasnya, barulah ia mengangkat telepon yang pesannya berbunyi, "Ini tempat pengintai pada haluan kapal. Gunung es persis di depan! Putar haluan!" Dengan cepat si petugas ke ruang kendali, tetapi terlambat! "Kebanggaan segala lautan" itu menabrak gunung es dan menewaskan 1.600 jiwa.


Andai si petugas menanggapi telepon itu, mungkin film Titanic tak perlu dibuat. Tiga kesempatan dilewatkan dan ketika hendak menanggapi panggilan itu, ia sudah terlambat! Hal yang sama kerap dilakukan banyak anak Tuhan saat mendengar suaraNya. Kebanyakan dari kita sebenarnya sudah mendengar jelas apa yang menjadi peringatan dan kehendak Tuhan, tetapi kerap kali kita meremehkan semuanya itu.


Bila kesempatan itu ternyata merupakan yang terakhir, maka jika kita tidak serius menanggapinya, bisa-bisa kita pun akan "tenggelam". Firman Allah mengingatkan kita agar selalu berjaga-jaga. Jika tidak demikian, bisa-bisa kita mengabaikan kesempatan yang Tuhan berikan -- kesempatan untuk bertobat, untuk melakukan kehendakNya, untuk melayani-Nya, atau yang lain. Perbedaan nyata antara lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana dalam bacaan kita adalah bahwa yang bijaksana selalu berjaga-jaga (ayat 4), sementara yang bodoh terlambat menjaga minyaknya (ayat 3,10). Jangan terlambat!


Matius 25 : 1 -13

25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. 25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. 25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, 25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. 25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. 25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. 25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. 25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! 25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

BUNGA DAN DAUN



Sun Zi menulis buku dengan judul Sun Zi Bingfa (seni berperang) yang sangat fenomenal lebih dari 2.300 tahun yang lalu. Ternyata, prinsip-prinsip strategi kemiliteran yang terdapat dalam buku tersebut dianggap masih relevan hingga saat ini. Bahkan, prinsip-prinsip itu banyak dipakai dalam dunia bisnis yang sarat intrik, juga dalam hubungan antarmanusia yang kompleks. Sun Zi pernah mengungkapkan sebuah perumpamaan yang sangat mengena berbunyi: "Sekuntum bunga sesungguhnya menjadi elok berkat dukungan daun-daun yang hijau." Daun hijau yang memiliki klorofil (zat hijau daun) -- sekalipun tidak seelok bunga -- mempunyai fungsi yang sangat vital, yakni sebagai pemasok nutrisi karbohidrat melalui proses fotosintesis dari air dan gas asam arang, serta penyinaran cahaya matahari.


Jemaat Korintus terkenal dengan reputasinya yang buruk. Walaupun mereka sudah percaya kepada Yesus, namun kehidupan mereka belum mencerminkan ajaran Kristus yang sesungguhnya. Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Korintus bahwa mereka adalah surat Kristus (ayat 3). Ini berarti bahwa ketika surat itu dibaca, maka ia harus mencerminkan Kristus yang sesungguhnya. Kristus harus tampak secara jelas dan bukan samar-samar melalui kehidupan nyata setiap hari. Gypsy Smith, seorang penginjil besar di zamannya, mengajarkan bahwa sebenarnya ada lima Injil. Ketika mengucapkan kalimat terakhir, para pendengarnya memprotes dalam hati. Namun belum sempat memprotes, ia menjelaskan sambil menyebutkan masing-masing Injil yang dimaksud. Menurutnya, Injil itu terdiri dari Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan yang kelima adalah orang kristiani itu sendiri.


Kekristenan dan ajarannya sesungguhnya sangat menarik. Namun, yang terkadang membuatnya kurang menarik adalah orang-orang kristiani yang mengilustrasikannya. Sungguh sayang bila ini terus terjadi. Dunia menanti ilustrasi nyata. Mari minta Roh Kudus menolong kita untuk menunjukkannya dengan baik.


1 Korintus 12 :12

Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.


Efesus 5 : 30

Karena kita adalah anggota tubuh-Nya.

HARA HACHI BU



Penduduk kota Okinawa, Jepang, berjumlah sekitar satu juta jiwa. Dan 900.000 orang di antaranya berusia di atas 100 tahun. Tahun 2008 majalah BBC News mendaulat masyarakat Okinawa sebagai salah satu komunitas penduduk dengan tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Apa rahasianya? Konon, karena penduduk Okinawa sangat kuat menjaga dan menjalankan tradisi hara hachi bu. Itu pepatah Jepang yang artinya: makanlah hanya sampai 80% kenyang. Dengan kata lain, makan secukupnya, jangan sampai kekenyangan.


Makan secara berlebihan tidak hanya tidak sehat secara jasmani, tetapi juga secara rohani. Sebab itu menunjukkan ketidakmampuan mengendalikan diri. Perintah Tuhan kepada umat Israel dalam peristiwa turunnya manna adalah, "Ambillah secukupnya" (Keluaran 16:16). Sejajar dengan ucapan Yesus: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku" (Matius 16:24). Secara sederhana menyangkal diri artinya: menahan diri atau mengendalikan diri.


Manusia cenderung memilih hal yang "enak". Walau "secara akal", tahu itu tidak sehat, tidak baik, tetapi karena "secara rasa" menyenangkan, enak, nikmat, jadinya tetap dilakukan juga. Padahal tidak jarang "yang enak" itu justru bisa menjerumuskan. Di sinilah pentingnya penyangkalan diri. Salah satu batu uji paling sederhana berkenaan dengan sikap menyangkal diri adalah: makan. Sebab biasanya kalau sudah enak makan, orang jadi suka lupa diri; makan terus sampai perut tidak lagi muat menampung makanan. Kita perlu belajar mengendalikan diri, mulai dengan mengendalikan pola makan.

MAKAN UNTUK HIDUP BUKAN HIDUP UNTUK MAKAN

Keluaran 16 : 13 - 17


13 Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. 14 Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. 15 Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu. 16 Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa." 17 Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit.