PAST-PRESENT-FUTURE

Pada lukisan "An Allegory of Prudence", seniman Venesia abad ke-16, Titian, memotret Kebijaksanaan sebagai seorang lelaki berkepala tiga. Kepala pertama adalah kepala orang muda yang menghadap masa depan, yang kedua kepala orang dewasa yang menatap masa kini, dan yang ketiga kepala orang tua bijaksana yang menatap masa lampau. Di atas kepala mereka, Titian menulis ungkapan Latin yang artinya, "Dari contoh masa lalu, manusia masa kini bertindak bijaksana supaya tidak menghancurkan masa depan.

Kita butuh hikmat seperti itu untuk mengatasi kecemasan akibat kegagalan masa lampau, dan ketakutan akan terulangnya kegagalan yang sama di masa datang, yaitu kecemasan yang terus menghalangi kita hidup sepenuhnya di masa kini.
Paulus bisa melupakan masa lalunya dan menantikan masa depannya. Itu tidak berarti bahwa ingatannya dihapus. Ini berarti Paulus bebas dari rasa bersalah dan kesombongan yang ia rasakan akibat perbuatannya di masa lampau, karena Allah telah mengampuninya. Sikap ini memungkinkannya hidup di masa kini dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Yesus Kristus. Ia punya hasrat yang mendorongnya, yaitu mengenal Kristus lebih baik.

Sambil menutup tahun 2010, mari kita arahkan kembali diri kita kepada Kristus. Yesus akan memampukan kita untuk hidup sepenuh-nya di masa kini, karena kita memperoleh kebijaksanaan dari masa lampau dan menghadapi masa depan dengan penuh keberanian.
Filipi 3 : 13 - 14
13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

DEAD SEA

Laut Mati itu mati karena kekikirannya. Tahun berganti tahun, laut itu senantiasa menerima aliran air tetapi tak pernah mengalirkan air keluar. Ada yang masuk, tetapi tak ada yang keluar. Ini sama dengan orang yang selalu menerima makanan rohani tetapi tak pernah mau membagikannya kepada orang lain. Pada akhirnya, kehidupan rohaninya akan mati.

Seorang siswa menemui seorang dosennya dan mengeluh bahwa ia tidak mencapai kemajuan dalam pelajarannya. Lalu, ia bertanya apakah ia memang memerlukan seorang guru privat. "Seorang guru privat?" kata profesor yang bijak itu. "Yang kamu butuhkan adalah seorang murid!"
Penulis dari surat yang ditujukan bagi jemaat di Ibrani mengancam jemaat itu karena mereka seharusnya sudah mampu menjadi pengajar, namun sebaliknya mereka malah seperti bayi yang masih minum susu rohani. Yesus mengajarkan bahwa kita harus bermurah hati dalam melayani orang lain.

Seorang pria berkata kepada saya, "Saya tidak belajar banyak dari Alkitab sampai saya mulai mengajar Sekolah Minggu. Sejak itu saya mulai membagikan Firman, dan bukan hanya menerima." Cara yang paling baik untuk belajar adalah dengan mengajar orang lain. Berapa banyak yang Anda berikan setelah Anda menerima? Pelajarilah Firman, bukan hanya untuk mencari berkat dan keuntungan pribadi, tetapi juga untuk dibagikan kepada sesama.
Mengapa Laut Mati itu mati? Sebab laut itu terlalu banyak menerima dan tidak pernah memberi. Jangan lakukan kesalahan yang sama. Pada hari ini, ceritakan kepada seseorang apa yang telah Anda pelajari. Bagikan berkat dan Anda akan diberkati.
Lukas 6:38
Berilah dan kamu akan diberi.

BERTUMBUH DEWASA

Bila tidak berhati-hati, maka orang Kristen dapat kehilangan makna Natal yang sebenarnya. Halford E. Luccock memperingatkan mengenai bahaya ini dalam tulisannya yang begitu menggugah pikiran kita. Ia menulis: "Kita dapat terpesona dengan kisah tentang seorang bayi yang membuat kita begitu sentimentil. Namun kisah ini tidak mendorong kita untuk berbuat sesuatu dan juga tidak menuntut perubahan dalam cara berpikir dan cara hidup kita.
Pertanyaan yang penting bagi kita ialah: Apakah Natal yang kita rayakan hanya merupakan cerita mengenai seorang bayi, ataukah lebih dari itu, kisah abadi mengenai seorang bayi yang bertumbuh menjadi sesosok Pribadi yang menebus dunia ini dari segala dosanya, dan yang telah memanggil kita untuk bersekutu, dengan tujuan-Nya yang agung dan mulia?"

Ketika malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yusuf, ia berkata, "Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (Matius 1:21). Kita dapat menangkap makna kedatangan Kristus secara utuh bila kita juga melihat kelahiran Yesus dari sisi penyaliban dan kebangkitan-Nya.
Dengan mata yang terbuka lebar di hari Natal ini, tanggapilah Allah dengan kasih dan komitmen atas diberikan-Nya sang Putra kepada kita. Arahkan pikiran, tindakan, dan motivasi Anda untuk memuliakan sang Bayi yang telah bertumbuh dewasa dan mati untuk dosa-dosa kita.

Ibrani: 12
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

PENGAMPUNAN KIM PHUC


Saat perang Vietnam, seorang tentara Amerika menjatuhkan bom dari pesawat dan melukai bocah perempuan berusia 9 tahun, bernama Kim Phuc. Sekujur tubuh Kim terbakar. Namun, karena keajaiban Tuhan, setelah 17 kali dioperasi, Kim bisa terus hidup sampai kini. Setelah mengikut Kristus, ia menyatakan sudah mengampuni orang yang melukainya.
Suatu hari, seorang pendeta menemuinya dan memohon maaf kepadanya dengan air mata berlinang. Rupanya, dialah mantan tentara yang menjatuhkan bom waktu itu! Ia telah bertobat.

Setiap orang membutuhkan pengakuan dosa. Itu sebabnya, Yakobus menasihati jemaat agar "saling mengaku dosa". Dosa yang tidak kita selesaikan bisa mengakibatkan penderitaan, bahkan penyakit. Bagaikan sampah yang dipendam di hati. Jika dibiarkan, sampah itu akan merusak dan membuat kita hidup dalam dendam dan kepahitan. Hanya lewat pengakuan, hidup kita akan dilegakan, batin pun dibebaskan dari rasa bersalah. Dan, alangkah baiknya bila pengakuan itu kita lakukan di hadapan Tuhan, juga di hadapan orang yang telah kita lukai. Ini akan menjadikan kita "benar". Kita disebut "benar" bukan karena tak pernah berbuat dosa, melainkan karena kita mau mengakui dosa, hingga dibenarkan Tuhan.

Mari periksa diri kita; adakah dosa yang telah lama kita simpan dan belum diakui di hadapan Tuhan? Bila ada, mari segera mengaku dosa kepada-Nya. Juga meminta maaf kepada orang yang kita lukai. Dia akan membuang beban di hati kita.
Yakobus 5 : 16
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh.

REALISTIC GOD

Semakin besar tantangan hidup yang kita hadapi, maka kita pun semakin rindu akan kehidupan rohani yang realistis, yang dapat membantu kita menghadapi tantangan tersebut.
Terlalu sering kita menjadi orang yang "berpikir sangat surgawi sehingga mengalami kesulitan untuk berpikir secara duniawi." Ya, kebanyakan dari antara kita jarang bisa menyeimbangkan antara hal-hal yang bersifat rohani dan hal-hal yang realistis.

Penulis Os Guinness mengungkapkan bahwa biasanya kita "berpikir terlalu realistis sehingga mengorbankan hal-hal yang rohani atau sebaliknya berpikir terlalu rohani sehingga mengorbankan hal-hal yang bersifat realistis."

Secara paradoks, hanya Allah yang dapat melakukan keduanya dengan seimbang. Allah menjadi realistis dalam diri Yesus Kristus yang datang ke dunia. Yesus, sang Putra Allah, benar-benar menjelma menjadi manusia. Itu sebabnya Guinness berkata bahwa sosok yang paling rohani itu (Allah) telah bersikap paling realistis.

Cara Allah menghadapi Elia merupakan sebuah contoh sikap Allah yang realistis. Guinness menunjukkan bahwa "Allah menolong depresi Elia bukan dengan mengkhotbahinya, melainkan dengan memintanya makan dan tidur." Setelah itu, barulah Dia memberitahukan kesalahan Elia dengan lembut.

Jika Anda patah semangat karena terlalu lelah atau bekerja terlalu keras, mungkin pertolongan pertama yang Allah sarankan bagi Anda adalah tidur lebih banyak atau berlibur satu hari.

Pertolongan yang paling realistis biasanya justru menjadi pertolongan yang paling rohani.

1 Raja-Raja 19 : 4 - 8
19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
19:5 Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"
19:6 Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.
19:7 Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."
19:8 Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

PERGILAH !

Pastor Juan Zuccarelli dari Argentina terpanggil untuk melayani para tahanan di penjara yang berbahaya. Suatu saat ia mengadakan KKR dalam penjara, dan sepertiga dari tahanan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Tahun 2003, gubernur Buenos Aires menawarkan Pastor Juan untuk mengoperasikan penjara Kristen. Pastor Juan juga diberi tanggung jawab mengelola satu penjara yang dinamakan "Christ the Only Hope" ( Penjara : Yesus satu-satunya harapan ).

Pastor Juan meresponi panggilan untuk membawa pengaruh pada "sampah-sampah" masyarakat. Dimana orang takut untuk mendekati para tahanan, ia justru mendekati, mengasihi, memeluk dan membawa mereka kepada Kristus. Banyak orang diberi pengharapan dan hidup berkemenangan setelah mereka memberikan hidup mereka kepada Kristus.

Demikian juga dengan hidup kita, mungkin kita mempunyai saudara, teman ataupun diri kita sendiri yang dianggap masyarakan sebagai sampah karena hal-hal masa lalu yang kita lakukan. Seperti Kristus mengubah hidup para tahanan, demikian juga Ia sanggup mengubah hidup kita. Kita akan dipakaiNya membawa pengaruh yag besar jika kita menyerakan diri kita untuk pekerjaan kerajaanNya.

Yohanes 4 : 13 : 14
4:13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Matius 28 : 18 - 20
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

BENCANA TERAKHIR


Manusia tercepat dunia, sprinter Usain Bolt, "hanya" bisa berlari dalam kecepatan 10,4 meter per detik ketika menciptakan rekor dunia 100 meter dengan waktu 9,58 detik pada Kejuaraan Dunia 2009.
Kecepatan berlari manusia tercepat di dunia ini ternyata kalah jauh dari laju awan panas hasil letusan gunung berapi yang disebut "wedhus gembel" oleh penduduk sekitar Gunung Merapi dan "pyroclastic flows" oleh dunia ilmiah.
EA Bryant, dalam "Natural Hazards" terbitan 1991, menyebut kecepatan awan panas terkecil bisa mencapai 30 meter per detik, sedangkan yang besar bisa berkecepatan 200 meter per detik atau 20 kali kecepatan Usain Bolt berlari.
Awan mematikan ini pun bisa sangat tebal. Misal, pada letusan Gunung Pinatubo di Filipina tahun 1991, tebal awan panas mencapai 30-50 meter, namun di daerah lain bisa lebih tebal lagi hingga 220 meter. Jangkauannya bisa sejauh 100 km dari pusat letusan di gunung api.
Yang fantastis, mengutip EA Bryant, awan panas bisa setebal 1.000 meter. Jika rata-rata tinggi badan orang Indonesia 165 cm, maka tebal awan panas bisa setinggi 600 orang dewasa yang dijejerkan ke atas. Sungguh mengerikan bukan ?
Hal tersebut masih belum apa-apa dibandingkan suatu bencana yang akan terjadi pada saat hari Tuhan tiba. Segala sesuatu akan hancur seperti yang tercantum pada ayat 2 Petrus 3 : 10, "Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap".

Sudah siapkah kita kalau hari tersebut datang tiba-tiba ?
2 Petrus 3 : 11 - 14
3:11. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup 3:12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. 3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. 3:14 Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

TERPELESET KULIT JERUK

Pada tahun 1911, Bobby Leach, seorang stuntman, terjun di air terjun Niagara dalam sebuah tong baja yang dirancang khusus. Ia selamat dan hanya mengalami cedera ringan. Kisah keberaniannya menjadi buah bibir di mana-mana. Beberapa tahun kemudian, Bobby Leach diberitakan meninggal dunia di New Zealand. Penyebabnya "sederhana". Saat berjalan kaki di New Zealand, ia terpeleset kulit jeruk. Jatuh. Patah kaki parah. Akhirnya meninggal karena komplikasi.

Kita bisa saja sanggup menghadapi bahaya besar, tetapi justru kalah dengan tantangan kecil. Kita siap berhadapan dengan masalah besar, tetapi malah kelimpungan ketika berhadapan dengan masalah sepele. Kita bisa tegar menahan gempuran "air terjun Niagara", tetapi tidak berdaya karena "kulit jeruk". Begitulah risiko kalau kita lalai, menganggap remeh, atau merasa hebat.

Itu juga yang terjadi pada Goliat ketika menghadapi Daud. Ia menganggap remeh "anak kecil" yang kemerahan dan elok parasnya itu. Merasa "besar" dan sanggup "menanganinya" dengan mudah. Namun, sejarah mencatat akhir tragis dari sang pendekar kebanggaan bangsa Filistin itu. Sebetulnya Goliat telah kalah sebelum batu umban Daud menghantamnya, yaitu saat ia lengah dan meremehkan lawannya.

Jadi, selalu waspada itu penting; dalam setiap keadaan dan kesempatan. Jangan sampai kita lengah. Jangan mudah menggampangkan sesuatu. Jangan menyepelekan tantangan sekecil apa pun. Kelengahan adalah awal dari kejatuhan. Ingat, bahkan kulit jeruk pun bisa menewaskan seorang Bobby Leach.

Ibrani 12:5
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya.

HALLOWEEN

Kata Halloween berasal dari kata All Hallows' Eve. Itu merupakan malam sebelum sebuah hari libur keagamaan di negara Inggris pada Abad Pertengahan, yang kemudian dikenal sebagai hari para orang kudus. Hari itu merupakan hari yang dikhususkan oleh gereja untuk mengenang orang-orang kudusnya.

Namun, perayaan Halloween pada zaman sekarang ini lebih mirip dengan kebiasaan-kebiasaan kafir yang berasal dari Eropa Kuno. Orang-orang terpandang pada zaman itu percaya bahwa roh-roh orang mati gentayangan pada malam tanggal 31 Oktober, sehingga mereka menyalakan obor dan meletakkan makanan
bagi pengunjung yang tidak diharapkan ini. Mereka melakukan hal itu karena merasa takut. Mereka berpikir bahwa mereka akan dilukai jika tidak melakukannya.

Alkitab memperingatkan kita untuk tidak bermain-main dengan hal gaib ataupun terobsesi oleh penyihir dan roh orang mati. Lalu apakah yang dapat dilakukan oleh orang-orang kristiani? Seorang pendeta yang kreatif mengadakan pertemuan khusus. Ia meminta beberapa jemaat gereja untuk datang dengan mengenakan kostum pahlawan Alkitab dan orang kudus besar di dalam sejarah gereja. Dengan cara yang dramatis mereka mengingat kecukupan anugerah Allah di dalam hidup umat-Nya.

Ya, teladan para saksi yang seperti awan yang mengelilingi kita, seperti yang disebutkan di dalam Ibrani 12:1, telah menguatkan iman kita. Mengingat mereka di hari Halloween dapat mengingatkan kita akan kemenangan karena kepercayaan kita kepada Tuhan.

Ibrani 12 : 1
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Ibrani 11 : 32
Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak
menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi.

HONOUR YOUR PARENTS

Waktu itu tahun 1727. Di sebuah toko buku kecil di Lichfield, Inggris, seorang pria yang terbatuk-batuk sedang mengepak buku-buku untuk dijual di kios bukunya di pasar, tepatnya di Uttoxeter. Di tengah batuknya, ia menyuruh putranya yang berusia 18 tahun untuk mengantarkan buku-buku itu. Namun si anak muda yang sedang asyik membaca novel klasik Latin itu tidak mengindahkan perintah sang ayah meski ia mendengarnya. Kereta angkutan yang hendak ke pasar telah tiba, dan pria itu berjalan keluar di tengah guyuran hujan sambil membawa sendiri buku-bukunya, dan melakukan perjalanan sejauh 32 km ke pasar.

Lima puluh tahun kemudian seorang pria tua berdiri berjam-jam di tengah guyuran air hujan di sebuah kios buku di Uttotexer. Tatkala badai reda, perlahan ia kembali ke kereta yang menunggunya dan pulang. Di situlah ia menundukkan kepala dan menangis tersedu-sedu. Ia adalah sastrawan yang terkenal dan jenius, Samuel Johnson. Rupanya ia terkenang akan apa yang telah diperbuatnya terhadap sang ayah bertahun-tahun yang lalu.

Menghormati orangtua bukanlah sekadar kewajiban, tetapi merupakan hak istimewa. Sebagai anak, kita menghormati mereka dalam bentuk ketaatan; sebagai orang dewasa, kita menghormati mereka dengan cara menelepon, mengunjungi, serta mempedulikan mereka-yang jelas membutuhkan pengorbanan diri kita. Apabila kita kehilangan kesempatan untuk menunjukkan kasih dan penghormatan kepada mereka, maka kelak kita akan sangat menyesalinya.

Perintah yang harus kita ikuti sederhana: "Hormatilah ayahmu dan ibumu." Allah selalu memberikan ganjaran atas ketaatan .

Efesus 6 : 2 - 3
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

INTERNET

Lewat internet, kini orang bisa belajar tentang apa saja dan bertemu dengan siapa saja yang ia inginkan. Analisis The Washington Post (Maret 2007) menunjukkan, ada 408 juta halaman website membahas soal seks dan 396 juta halaman membahas soal agama. Jadi, seorang anak bisa dengan mudah mendapatkan semua informasi; baik tentang seks maupun Tuhan, hanya lewat komputer di kamarnya. Bahkan ia bisa bergabung dengan kelompok pecandu narkoba, kelompok penggemar pornografi, kelompok religius, atau puluhan ribu kelompok lainnya. Munculnya aksi teroris, misalnya, dipicu oleh adanya website yang mempromosikan cara membuat bom bunuh diri!

Pemazmur menjelaskan bahwa di hadapan kita selalu terbentang dua jalan: jalan orang fasik atau jalan orang benar. Seseorang bisa memilih jalan kefasikan karena daya tarik atau pengaruh orang lain. Ia "berjalan menuruti nasihat" mereka yang mempromosikan gaya hidup melawan kehendak Tuhan. Ia "duduk dalam kumpulan pencemooh"; mendengarkan pendapat mereka yang memandang remeh Tuhan dan tak punya rasa takut kepada-Nya. Dengan bergabung atau bersekutu bersama kelompok itu di dunia maya, iman kita bisa terkikis perlahan-lahan, sampai kita menjadi "sekam yang ditiupkan angin". Orang terhilang yang dimakan setan zaman.

Teknologi modern membuat orang kini jauh lebih mudah untuk berjalan menuruti nasihat orang fasik. Maka, hati-hatilah ketika membuka sebuah halaman website. Sebelum memencet tombol "klik", bertanyalah lebih dulu: ke mana "klik" ini akan menuntun saya? Jalan orang fasik atau jalan orang benar?

Mazmur 1
1:1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 1:4. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. 1:5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; 1:6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

MARLIN'S LOVE

Marlin dan Coral, sepasang ikan badut, sedang menanti telur-telur mereka menetas. Mereka asyik membicarakan nama anak-anak mereka nanti. Mereka juga mengenang masa indah pertemuan mereka dulu. Namun, rupanya bahaya mengintai mereka. Seekor barakuda berkelebat dan menerjang sarang mereka! Akibatnya, Marlin kehilangan Coral dan seluruh telur mereka. Seluruhnya? Oh, ternyata masih tertinggal satu butir! Dengan penuh sayang Marlin melindungi telur itu, dan bertekad untuk selalu melindunginya. Nemo, nama ikan dari telur yang tersisa itu, sudah dicintai ayahnya, bahkan sebelum ia menetas.

Cinta Marlin dalam film Finding Nemo mengingatkan kita akan kasih ilahi. Namun kasih-Nya jauh lebih besar! Mari kita perhatikan. Manusia baru bisa menyambut bahagia seorang anak saat mereka tahu ada janin yang hadir dalam kandungan seorang wanita. Namun sungguh luar biasa Allah. Dia telah mencintai kita bahkan sebelum kita hadir di rahim ibu kita (Maz 136 : 13)!

Selanjutnya, orang mungkin menyukai kita karena berwajah cantik atau tampan, berdompet tebal, berbakat mengagumkan, berkedudukan tinggi, atau berjasa baik. Dengan kata lain, kita dicintai karena kinerja atau kebaikan kita. Namun, Allah mengasihi kita jauh sebelum kita mampu melakukan sesuatu bagi Dia (ayat 16). Allah bahkan tetap mengasihi sekalipun kita kerap memberontak kepada-Nya, karena Dia telah memutuskan untuk mengasihi kita.

Hari ini, sejak kita bangun di pagi hari, kasih Allah sudah menyambut kita. Mari kita menghambur ke dalam pelukan-Nya dan mengucap syukur!

Mazmur 139 : 16
Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.

CASTAWAY

Dalam film berjudul Castaway, Tom Hanks berperan sebagai Chuck Noland, seorang manajer Federal Express yang sangat menghargai waktu. Ia terdampar di sebuah pulau padang gurun terpencil. Karena hubungannya dengan manusia dan kenyamanan modern terputus sama sekali, mau tak mau ia harus mempelajari keterampilan primitif manusia gua. Ia melakukan usaha ekstra untuk belajar menangkap ikan, membuat api dengan menggesek-gesekkan ranting, dan memecah kelapa untuk mendapatkan air serta dagingnya yang manis.

Film tersebut begitu kaya akan pemandangan tentang betapa sulit hidup jadinya bagi seseorang yang terdampar di padang gurun. Dalam Alkitab, padang gurun sering menjadi latar karya agung Allah di hati manusia. Yesus biasa menyepi ke padang gurun untuk berdoa dan mendapatkan petunjuk (Markus 1:35). Dengan latar yang hampir sama, Allah memberi makan Nabi Elia yang sedang putus asa dengan makanan surgawi (1 Raj. 19:1-10), dan di padang gurun, seorang Etiopia merenungkan Injil (Kis. 8:26-40). Setelah bertobat, Paulus menyepi ke padang gurun di Arab dan diajar oleh Roh Kudus (Gal. 1:15-18).

Apakah Anda juga sedang merasakan pengalaman "padang gurun"; terkucil dari teman-teman dan keluarga? Jika ya, barangkali Tuhan ingin mengajarkan kepada Anda iman dan kegigihan, yang tak akan pernah Anda pelajari dalam kerumunan orang-orang sibuk .

Mazmur 119 : 71
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.

RACOON

Rakun adalah binatang yang lucu dan menyenangkan. Tapi awas ...., bisa saja satu menit ia akan merapat di pangkuan anda seperti malaikat yang sempurna, tetapi menit berikutnya ia akan bergerak seperti iblis yang jahat. Jika tidak dicegah, ia akan menyerbu tong sampah, merusak taman bunga dan melakukan banyak hal lainnya yang pasti akan sangat merepotkan dan merugikan kita.
Meskipun ia seekor binatang peliharaan yang menyenangkan, harus disadari bahwa tindakan-tindakannya yang merusak tersebut dikendalikan oleh nalurinya yang liar. Bagaimanapun ia akan selalu memiliki sifat alami seekor rakun, dan harus diawasi dengan ketat walaupun ia tampak jinak.

Ketika kita mengamati perilaku seekor rakun, terlihat adanya kemiripan dengan sifat dosa yang tetap kita miliki sebagai orang kristiani, meskipun Roh Kudus sudah tinggal di dalam diri kita. Paulus menyebut hal ini sebagai "daging" yang di dalamnya "tidak ada sesuatu yang baik" (Roma 7: 18). Hal tersebut memang dapat kita kekang, tetapi tetap ada di dalam diri kita.
Apabila kita tidak dikendalikan oleh Tuhan setiap hari, maka "diri" kita yang lama akan memperagakan kapasitasnya sebagai pencari kesenangan yang menghancurkan dalam berbagai cara.

Meskipun kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17), kita masih memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa. Tetapi kita tidak perlu dikendalikan olehnya, karena kita dipersatukan dengan Kristus dan Roh Kudus tinggal di dalam diri kita. Dengan menaati firman Allah dan berserah kepada Roh Kudus (Roma 8:11), kita dapat menang atas daging sifat alami seekor binatang yang ada di dalam diri kita.

Galatia 5 : 25
Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.

TO BE CONTINUED

Apakah Anda menyukai cerita bersambung? Bayangkan seandainya Anda sedang membaca artikel dalam sebuah majalah atau sedang menonton acara televisi selama setengah jam, dan Anda sampai pada adegan ketika sang pahlawan terjun ke air untuk menyelamatkan kekasihnya yang hampir tenggelam. Kemudian Anda dibiarkan penasaran dengan kata-kata: "Bersambung." Sungguh mengesalkan bukan !

Suatu ketika saya merasakan sesuatu yang berbeda ketika melihat tulisan pada sebuah batu nisan dari seorang pengikut Kristus. Tulisan itu berbunyi : BERSAMBUNG DI ATAS SANA.

Ya, hidup ini merupakan bab pertama dari buku kehidupan. Entah bab itu panjang atau pendek yang jelas itu bukan akhir kehidupan, melainkan masih bersambung. Menurut orang-orang percaya, bab itu akan bersambung di surga dengan Tuhan kita. Tidak ada kata "bersambung" antar bab ; Anda tidak perlu menunggu sambungannya sampai bulan depan atau mendengarkan babak kesimpulannya minggu depan. Bab dua langsung mengikuti bab pertama tanpa perhentian. Bab itu berlanjut dengan segera, karena kita "beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan" (2 Korintus 5:8).

Apakah isi dari bab selanjutnya dalam kehidupan Anda? Cepat atau lambat bab itu akan ditulis, entah di surga atau di neraka. Ingat, ketika tiba saatnya bagi Anda untuk meninggalkan dunia ini, itu bukanlah akhir kisah. Kisah kehidupan Anda akan "bersambung" -- tetapi di mana?

KEMATIAN MERUPAKAN BAB TERAKHIR DARI PERJALANAN WAKTU DI DUNIA INI
TETAPI MERUPAKAN BAB PERTAMA DARI KEKEKALAN

1 Yohanes 5 : 13
5:13 Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.

PIKIRKANLAH PENDARATANNYA !

Pada sebuah halaman buku berjudul 365 Stupidest Things Ever Said (365 Hal Paling Bodoh yang Pernah Diucapkan) tertulis sebuah ungkapan yang menggelikan: "Jika Anda membeli buku kami yang berjudul, 'Enam Langkah Mudah untuk Terbang', kami mohon maaf karena kelalaian kami yang tidak menyertakan bab terakhir, yakni tentang 'Bagaimana Mendarat Dengan Aman'. ' Kirimkan nama dan alamat Anda kepada kami dan kami akan mengirimkan salinan bab itu secepatnya. Setiap permintaan akan segera kami balas."

Sungguh tidak dapat membayangkan bagaimana seorang pilot dapat menerbangkan pesawat tanpa mengetahui cara mendaratkannya. Tetapi sebenarnya ada suatu hal yang lebih gila lagi telah terjadi di dunia kita ini.

Saat ini juga banyak orang juga telah "menerbangkan" hidupnya tanpa memikirkan tujuannya dan apa yang akan terjadi sesudah mereka meninggal. Mereka seperti seorang mahasiswa yang menulis, "Saya tidak akan memikirkannya sampai hal itu benar-benar terjadi. Toh, kematian saya masih panjang dan jauh."
Berapa pun usia kita saat ini, kita perlu memikirkan akhir dari kehidupan kita. Paulus menekankan betapa penting dan mendesaknya hal ini ketika menulis, "Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu" (2 Korintus 6:2).

Jika Anda belum percaya kepada Kristus, percayalah kepadaNya sekarang juga! Kemudian tatkala penerbangan Anda mengarungi hidup telah selesai, yakinlah bahwa Anda mendarat dengan selamat di surga.

Ibrani 9 : 27
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.

PEMBUNUH

Sebuah surat kabar melaporkan sebuah kekerasan tragis yang terjadi di Amerika Selatan. Seorang pria telah membunuh sahabatnya ketika mereka sedang berdebat mengenai perbedaan pandangan politik mereka. Ketika ditanya mengapa ia melakukannya, ia menjawab dengan kata-kata yang menakutkan ini: "Kami memulai diskusi dengan damai, hingga kemudian kami berdebat. Karena kehabisan kata-kata, saya membunuhnya."

Tragedi ini mengingatkan kita akan pengajaran Yesus dalam Matius 5 tentang hubungan yang erat antara amarah dan pembunuhan. Pertama-tama Dia menekankan bahwa amarah itu begitu serius (ayat 21-22). Dia memperingatkan kita bahwa amarah yang disertai kebencian sama seperti pembunuhan, yang juga akan dihukum oleh Allah. Kemudian Dia memberi nasihat praktis tentang bagaimana seseorang yang memiliki ganjalan di hatinya dapat meredakan amarah (ayat 23-26).

Kita semua harus benar-benar memperhatikan kemarahan yang ada dalam hati kita. Kita mungkin berpikir bahwa kita dapat mengendalikannya. Sayangnya, sering kali justru kemarahan itu yang mengendalikan diri kita dan menyebabkan kita berbuat hal-hal yang tidak mungkin kita lakukan pada saat kita berpikir jernih.
Itulah sebabnya kemarahan yang tak terselesaikan perlu dipandang sebagai bom waktu yang dapat meledak, menghancurkan diri sendiri, dan menyebabkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki pada diri orang lain. Memang benar bahwa tidak semua kemarahan itu salah. Namun semua amarah perlu disadari dan diakui sebelum hal itu membawa kita pada suatu "pembunuhan".


Yakobus 1 : 19 - 20
1:19. Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
1:20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

KETIDAKPASTIAN HIDUP

Satu-satunya kepastian dalam hidup sesungguhnya adalah ketidakpastian belaka. Sebagaimana Kitab Suci mengingatkan, kita "tidak tahu apa yang akan terjadi besok" (Yakobus 4:14). Pengembang real estat Larry Silverstein dapat memberikan kesaksian tentang kebenaran ayat itu. Meski memiliki tanah yang menjanjikan di New York, menurut kesaksiannya, ia terobsesi untuk menjadikan Menara Kembar World Trade Center sebagai property yang dikelolanya juga. Keinginannya menjadi kenyataan. Enam minggu sebelum kedua gedung pencakar langit yang menakjubkan itu dihancurkan para teroris, ia telah mendapatkan kontrak sewa pusat perdagangan yang mewah itu selama 99 tahun seharga 3,2 miliar dolar.

Yang menyedihkan, upaya pemuasan mimpi kita kadang kala dapat berubah menjadi mimpi buruk. Hal ini mengingatkan kita tidak hanya tentang ketidakpastian hidup, tetapi juga tentang perlunya menyatukan kehendak kita dengan kehendak Allah. Pengalaman mengajarkan bahwa jika kita membiarkan kesombongan mengendalikan hidup kita, maka upaya pemuasan impian yang dipaksakan akan berubah menjadi debu dan abu.

Memiliki keinginan adalah sah-sah saja, tetapi kitab Yakobus memberi tahu kita bagaimana melakukan pendekatan terhadap keinginan itu. Daripada menganggap bahwa rencana dan impian kita akan terwujud, lebih baik kita berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu".

Bila kita menyerahkan rencana kita pada kehendak Allah, kita bisa menikmati damai sejahtera-Nya di tengah ketidakpastian hidup ini.

Yakobus 4 : 13 - 17
13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", 14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." 16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. 17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

GURUN PENYIMPANGAN

Dahulu, Muynak merupakan kota pelabuhan nelayan yang berkembang pesat di tepi Laut Aral. Namun kini Muynak hanyalah kota di tepi gurun pasir. Keadaannya menyedihkan dan berbau amis. Lambung kapal yang sudah rusak dan berkarat berderet menutupi bukit-bukit pasir. Padahal dulunya semua kapal itu berlayar di atas permukaan sumber mata air kehidupan di Asia Tengah.

Perubahan itu mulai terjadi sekitar tahun 1960. Saat itu perencana kota pemerintah Uni Soviet mulai membelokkan sumber mata air Laut Aral untuk mengairi perkebunan kapas terbesar di dunia. Tak seorang pun tahu bahwa kelak kebijakan itu ternyata menimbulkan kerusakan lingkungan. Cuaca di situ berubah menjadi sangat panas. Musim bertanam menjadi dua bulan lebih pendek, dan 80 persen tanah perkebunan hancur diterjang oleh badai garam yang berasal dari dasar laut.

Kejadian yang menimpa kota Muynak itu sama seperti dengan apa yang terjadi pada jemaat Efesus. Pada saat jemaat itu mengalami perkembangan rohani yang pesat, para orang percaya di kota Efesus malah mengalihkan perhatian mereka dari Kristus dan menyibukkan diri dengan berbagai pelayanan yang dilakukan atas nama-Nya (Wahyu 2:2-4). Mereka tidak lagi memperhatikan hal terpenting dalam hubungan mereka dengan Kristus, yaitu kasih mereka kepada-Nya.

Tuhan, tolonglah kami untuk segera mengenali dan bertobat dari berbagai hal yang mengalihkan perhatian kami untuk mengasihi-Mu. Alirilah jiwa kami yang gersang ini dengan air hidup-Mu.

Ibrani 12 : 1-2
12:1. Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

HORMATILAH AYAH IBUMU

Kemarin pada saat saya membeli makanan di sebuah rumah makan, terlihat ada sebuah poster tertempel di dinding dengan tulisan yang "very touching" tentang orang tua di usia dimana mereka sudah kehilangan banyak kemampuan dan tidak dapat berbuat banyak lagi bahkan tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Isi tulisan di poster tersebut adalah sebagai berikut :

Kalau aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.

Kalau pakaianku terciprat sup, kalau aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Kalau aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar,bersabarlah mendengarkan,janganlah memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil,aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tertidur.

Kalau aku memerlukanmu untuk memandikanku,janganlah marah padaku.
Ingatlah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi ?

Kalau aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.

Kalau aku tak dapat berjalan,ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Kalau aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting,asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Kalau kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini.

Sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran,aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Apakah kita mempunyai hati untuk terus menghormati dan mengasihi kedua orang tua kita, apapun kondisi mereka dan apapun kondisi kita ?

Ulangan 5 : 16
Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

THE PROBLEM OF WISDOM

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp. 100.000,- apabila dibawa ke gereja untuk dipersembahkan ; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan !

Betapa lamanya untuk melayani Allah selama satu jam ; namun betapa singkatnya kalau kita menonton TV atau film di bioskop.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata untuk berdoa secara spontan ; namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang.

Betapa sulitnya untuk membaca satu perikop Kitab Suci ; namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam sebuah pertandingan atau konser ; namun lebih senang duduk paling belakang di gereja.

Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari Injil untuk dibagikan dengan orang lain ; namun mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran dan informasi / berita dari browsing internet ; namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan Kitab Suci.

Amsal 4 : 5 - 7
4:5 Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.
4:6 Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.
4:7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.

STOP GOSSIPING !

Sebuah moto di stiker bumper kendaraan mengkampanyekan pengendalian gosip: "Hentikanlah loshon hora". Gerakan ini dimulai oleh Rabi Chaim Feld di Cleveland, Ohio, yang mengatakan bahwa Alkitab melarang orang mengucapkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain dengan cara apa pun. Loshon Hora adalah frasa dari bahasa Ibrani yang berarti perkataan yang negatif atau keji, yakni suatu perkataan jahat yang dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar.

Rabi Feld berkata, "Jika Anda belum pernah bertemu Michael, tetapi seseorang memberi tahu Anda bahwa ia adalah orang yang tolol, maka citra Michael telah rusak di hadapan Anda, bahkan sebelum Anda bertemu dengannya."

Seseorang berkata, "Ketika Anda tergoda untuk menggosip, tariklah napas melalui hidung." Ini memang cara yang baik untuk menjaga kita agar tetap tutup mulut, tetapi kita pun membutuhkan pemecahan masalah yang menyentuh inti masalah.

Penawar racun gosip adalah kasih. Kasih menetralkan racun dalam hati kita sebelum lolos keluar melalui bibir kita. Alkitab menyatakan, "'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!'
Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat" (Roma 13:9,10).

Kapan pun kita tergoda untuk melontarkan perkataan negatif tentang seseorang, meski itu benar, mintalah Allah menolong Anda untuk menghentikan gosip itu. Daripada melontarkan loshon hora, akan jauh lebih baik bila kita mengucapkan sepatah kata yang berisi kebaikan dan kasih.

Roma 13 : 9 - 10
13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

KACA MOZAIK

Robert Schuller dalam buku Kisah Kasih Allah bercerita tentang sebuah karya mozaik di istana Kerajaan Teheran. Karya mozaik itu adalah salah satu karya terindah di dunia. Namun, siapa menduga bahwa mozaik itu terbuat dari sebuah cermin pecah. Mulanya, seorang arsitek memesan cermin dari Paris untuk dipasang di tembok istana. Ketika pesanan itu datang, alangkah kecewanya mereka karena cermin itu sudah pecah. Sang kontraktor bermaksud membuang pecahan cermin itu, tetapi si arsitek justru menggunakan pecahan-pecahan cermin itu untuk membuat mozaik indah yang terdiri dari serpihan kaca yang berwarna perak, berkilau, dan memendarkan cahaya.

Kisah Rahab juga serupa mozaik indah. Ia adalah perempuan kafir dan seorang pelacur. Namun, karena imannya kepada Tuhan dan tindakannya yang berani menyelamatkan para pengintai, Rahab diselamatkan. Ketika itu seluruh Yerikho dicekam rasa takut terhadap Israel, tetapi Rahab tidak membiarkan ketakutan maupun masa lalunya yang kelam menghambatnya. Ia berpaling kepada Tuhan. Tuhan pun menghargai iman Rahab. Ia dan seisi keluarganya tidak hanya terhindar dari pemusnahan (Yosua 6:25); ia menjadi leluhur dari Raja Daud dan bahkan masuk ke dalam silsilah Yesus dalam Matius 1.

Setiap kita pernah membuat kesalahan pada masa lalu. Bahkan mungkin, kita punya masa lalu yang begitu kelam. Mungkin kita merasa hidup kita sudah hancur. Namun, kisah Rahab mengingatkan kita; Tuhan sanggup mengubah hidup yang hancur sekalipun, menjadi baru.
Seperti apa pun hidup kita, jika dibawa ke hadapan-Nya, akan diubah menjadi karya seni yang indah dan berharga.

Yesaya 43 : 4
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, .......

RENDAH HATI



"Bagaimana pendapat Anda tentang calon-calon tadi?" Itulah pertanyaan yang dilontarkan seorang wartawan majalah berita kepada seorang wanita muda di Universitas Dartmouth seusai diadakannya acara debat di antara para calon presiden. Wanita muda itu tidak mengucapkan sepatah kata pun mengenai posisi calon-calon itu maupun kemampuan mereka sewaktu berdebat. Ia hanya mengucapkan, "Tak seorang pun di antara mereka yang memiliki kerendahan hati."

Benjamin Franklin, negarawan pertama Amerika, membuat daftar sifat karakter yang hendak ia kembangkan dalam hidupnya. Bila sudah berhasil menguasai satu sifat, ia melangkah pada sifat berikutnya. Menurutnya, ia dapat melakukannya dengan baik, hingga tiba saatnya ia harus mengembangkan kerendahan hati. Setiap kali ia menganggap dirinya membuat kemajuan yang berarti, ia pun berpuas diri dan menjadi sombong.

Kerendahan hati adalah sebuah sifat yang sukar dipahami. Bahkan murid-murid Yesus bergumul dalam hal ini. Tatkala Yesus mendapati mereka sedang berdebat tentang siapa yang terbesar, Dia menanggapi, "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya" . Lalu, Dia menggendong seorang anak kecil dan menunjukkan bahwa kita perlu melayani sesama dengan penuh kerendahan hati seolah kita sedang melakukannya bagi Kristus.

Apabila seorang wartawan berita mendatangi sahabat, tetangga, atau saudara seiman kita, dan bertanya tentang diri kita, akankah mereka menyebut kita rendah hati?

Markus 9 : 35
Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."

TIDAK PATAH SEMANGAT

Wilma Rudolph, lahir dari keluarga yang sangat miskin 23 Juni 1940, di Tennesee, USA. Dia adalah anak ke-20 dari 22 bersaudara. Ayahnya hanya seorang porter KA / kuli angkut barang, ibunya hanya tukang masak dan cuci baju tetangga. Hidup mereka benar-benar miskin.
Saat usia 4 tahun, ia menderita radang paru-paru dan demam tinggi yg menyebabkan kakinya lumpuh karena polio. Orang tuanya tak mampu membeli obat karena waktu itu Amerika masih ada rasialisme yg membuat orang-orang kulit hitam mendapatkan perlakuan buruk dalam kesehatan dan pendidikan. Akhirnya, la harus menggunakan kruk / penyangga. Dokter menyatakan bahwa kakinya akan lumpuh selamanya.

Ibunya terus berdoa kepada TUHAN dan memberi keyakinan pada Wilma bahwa ia pasti normal kembali. Di saat yang buruk, kakinya yg lumpuh semakin mengecil dan hanya terjuntai ke bawah tak bereaksi apapun. Namun Wilma terus mengucapkan kata-kata iman & berkata : "Aku akan menjadi wanita tercepat di dunia di lintasan lari." Ia terus mencoba berdiri, walau sudah ribuan kali ia mencoba dan jatuh. Ia tak menyerah.

Pada usia 9 tahun, ia nekat melanggar nasehat dokter dengan membuang tongkatnya dan melangkah untuk pertama kalinya yang menurut dokter-dokter takkan pernah dapat dilakukannya. Selama 3 tahun ia terus mencoba melangkah, berjalan dan berlari.

Pada usia 13 tahun ia mengikuti lomba lari pertama kalinya dan menjadi peserta satu-satunya yang berkaki tak sempurna. Ia kalah. Tapi Wilma terus melaju. Ia terus bertanding diratusan lomba dan mengalami ratusan kekalahan.
Hingga suatu hari ia berhasil menang lomba lari dalam satu kejuaraan Propinsi yg membuatnya berhasil meraih beasiswa di Tennesee State University dan mempertemukannya dengan seorang pelatih atletik bernama Ed Temple. Wilma berkata pada Ed : "Saya ingin menjadi wanita tercepat di-lintasan atletik dunia."

Dibawah bimbingan Ed, Wilma terus berlatih siang malam, mengatasi berbagai rintangan, bertanding dalam ratusan lomba dan terus melaju hingga akhirnya sejarah mencatat, pada Olimpiade tahun 1960, Wilma Glodean Rudolph, Seorang wanita kulit hitam pertama yg pernah menderita polio & lumpuh, akhirnya menjadi juara Olimpiade dan memenangkan 3 medali emas di lintasan lari 100 meter, 200 meter dan estafet 400 meter. Ia akhirnya menjadi wanita tercepat di dunia di lintasan lari.

Yesaya 40 : 31
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

SALAH LIHAT

Sir Percival Lowell adalah astronom ternama pada akhir abad ke-19. Ketika melihat planet Mars dari teleskop raksasa di Arizona, ia melihat ada garis-garis di planet itu. Menurutnya, itu adalah kanal-kanal buatan makhluk planet Mars. Lowell mengabdikan seluruh hidupnya untuk memetakan garis-garis itu. Namun, foto satelit kini membuktikan tidak ada kanal di Mars. Lantas apa yang dilihat Lowell? Ternyata ia melihat pembuluh-pembuluh darah di matanya sendiri saat melihat teleskop! Ia menderita penyakit langka.

Sama seperti Lowell, kita pun bisa salah memandang orang lain. Sifat-sifat buruk orang lain tampak begitu besar dan nyata, sehingga kita terdorong untuk menegur dan menghakiminya. Padahal tanpa sadar kita pun punya sifat buruk itu, bahkan mungkin lebih parah! Ini ibarat orang yang mau mengeluarkan serpihan kayu dari mata orang lain, padahal ada balok di matanya sendiri. Sebuah perbuatan munafik yang tidak akan berhasil. Seseorang harus menyadari dulu sifat-sifat buruknya sendiri, lalu berusaha mengatasinya.


Sikap suka menghakimi kerap muncul dalam keluarga. Bisa terjadi dalam hubungan antara orangtua dan anak, atau suami dan istri. Kedekatan membuat kita sangat mengenal cacat cela orang-orang yang kita kasihi. Akibatnya, kita menjadi sangat mudah menemukan kesalahan mereka. Ini yang harus kita waspadai. Lain kali, sebelum menuduh dan mencaci-maki, periksalah diri sendiri dulu. Belum tentu kita lebih baik dari mereka. Jadi, lebih baik saling menasihati daripada saling menghakimi.


Matius 7 : 1 - 5
7:1. "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

PEMADAMAN LISTRIK

Pemadaman listrik di kota Pontianak, ibukota propinsi Kalimantan Barat adalah hal yang biasa. Pada saat saya sedang mengedit posting tulisan ini, hari ini hingga jam 12.00 WIB telah terjadi tiga kali pemadaman. Pemadaman dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan tanpa alasan yang jelas oleh pihak pengelola. Minimal sekali sehari dengan durasi pemadaman setengah jam hingga dua jam. Tanggal 27 Juni 2010 terjadi pemadaman 4 kali dengan durasi cukup lama. Nomor telepon pengaduan selalu bernada sibuk. Selain mengganggu aktivitas masyarakat, ternyata pemadaman listrik itu memperpendek umur barang-barang elektronik bahkan merusakkannya.

Sama seperti kehidupan rohani semakin banyak “pemadaman-pemadaman” dalam arti “dosa-dosa” yang dilakukan, semakin kita akan melihat banyak hal yang akan menjadi “rusak” oleh karenanya.

Dosa zinah merusak hubungan keluarga antara suami, istri dan anak-anak. Sekarang ini banyak keluarga yang rusak, kecewa, kepahitan gara-gara dosa tersebut. Alkitab juga mencatat banyak kisah kejatuhan akibat dosa kesombongan, misalnya pada kisah runtuhnya menara babel (Kejadian 11:1-9), raja Nebukadnezar yang dihukum menjadi seperti lembu (Daniel 4:1-37), atau lihat kisah raja Herodes yang akhirnya ditampar malaikat dan mati dimakan cacing-cacing (Kisah Para Rasul 12:20-23). Dan kalau kita membaca akhir dari kisah-kisah di dalam Alkitab tersebut bukankah semuanya berakhir dengan kekacauan dan kerusakan ?

Sementara ini adakah dosa-dosa kita simpan rapi-rapi dan mungkin tidak ada orang yang tahu ? Hati-hati ! Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah. Ingat upah dosa adalah maut.
Oleh sebab itu akuilah, bertobat dan ambil komitmen baru untuk hidup kudus.

I Yohanes 1 : 9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

I Yohanes 3 : 6

Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.

MENYENANGKAN TUHAN

Ada cerita tentang seorang bapak dengan anak laki-laki dan keledainya. Mereka menuntun keledainya hendak ke pasar. Sang bapak berjalan di samping, sedang anaknya duduk di atas keledai. Beberapa orang yang melihat berkata, "Anak itu tidak memiliki rasa hormat kepada orangtua, masak bapaknya berjalan, dianya sendiri naik keledai?"

Tidak enak mendengar kata-kata itu, sang bapak gantian duduk di atas keledai, dan anaknya berjalan. Orang-orang yang melihat berkata pula, "Kok tega sekali orangtua itu, enak-enak duduk di atas keledai sedang anaknya dibiarkan berjalan?" Mendengar itu, sang bapak meminta anaknya duduk di atas keledai bersamanya. Namun, orang-orang yang melihat berkata, "Kejam sekali, masak keledai tua begitu ditunggangi dua orang?"
Bapak dan anak itu pun turun dari keledai dan berjalan beriringan. Ternyata omongan orang-orang tidak berhenti sampai di situ. Beberapa orang yang melihat mereka berkata pula,"Dasar bodoh, punya keledai kok tidak ditunggangi?"

Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Apabila kita berusaha menyenangkan semua orang, seperti bapak-anak dalam cerita di atas,kita akan "capek" dan "bingung" sendiri. Panggilan kita hidup didunia ini bukanlah untuk menyenangkan hati manusia, tetapi menyenangkan hati Tuhan. Karena itu, standar atau ukuran atas sikap dan perilaku kita adalah Tuhan sendiri; apakah sikap dan tindakan kita menyenangkan Tuhan. Seperti kata Rasul Paulus, "Maka kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita"

1 Tesalonika 2 : 4
Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.

JANGAN BANGGA

Ternyata manusia itu gak ada hebatnya ...................


Jangan bangga punya PARAS ELOK karena akhirnya tetap jadi TENGKORAK.

Jangan bangga punya MOBIL MEWAH karena kendaraan terakhir cuma MOBIL JENAZAH sewaan.

Jangan bangga punya tempat tidur yang empuk karena tempat tidur terakhir cuma PETI KAYU yang keras.

Jangan bangga punya RUMAH MEWAH karena rumah terakhir pasti KUBURAN.

Jangan bangga dengan TITEL yang hebat dan banyak karena titel terakhir adalah ALMARHUM.

Maka dari itu TAKUT AKAN TUHAN ADALAH PERMULAAN HIKMAT DALAM HIDUP.

Amsal 1 : 7
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.


PENSIL YANG BERGUNA

Seorang pembuat pensil sebelum mengutus pensilnya ke dunia memberikan empat pesan.

1. Kamu bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, tetapi hanya jika kamu mau berada di tangan seseorang.

2. Kamu akan menderita setiap kali kamu diruncingkan, tetapi kamu perlu itu untuk menjadi pensil yang baik.

3. Bagian yang terpenting dari hidupmu adalah bagian yang ada di dalam, bukan bagian luarnya.

4. Pada permukaan mana pun juga, selalu tinggalkan jejakmu dan teruslah menulis.

Ilustrasi di atas menyimpan kebenaran rohani yang luar biasa.

Pertama, kita memiliki potensi yang luar biasa dan mampu melakukan hal yang besar. Hanya saja kalau kita membiarkan diri berada di tangan Tuhan.

Kedua, ada kalanya kita akan mengalami proses-proses pengeratan dan peruncingan yang sangat menyakitkan. Itu membuat kita sangat menderita, tetapi mau tidak mau kita akan melewati proses itu demi kebaikan kita sendiri. Proses pengeratan kedagingan kita akan membuat karakter ilahi muncul dalam hidup kita.

Ketiga, bagian yang terpenting dalam hidup kita adalah bagian yang ada di dalam. Jangan pernah terjebak dengan hal-hal yang hanya merupakan penampilan luar saja. Tuhan tidak pernah tergiur dengan topeng-topeng kita. Tuhan lebih melihat kedalaman hati kita.

Keempat, di mana pun Tuhan taruh kita, selalu tinggalkan jejak atau tulisan-tulisan yang benar-benar bisa memengaruhi orang yang membacanya. Jadilah orang kristiani yang berpengaruh dan selalu meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap orang yang bertemu dengan kita.

2 Korintus 3 : 1 - 6
3:1. Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?
3:2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
3:4 Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
3:5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
3:6. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

LEMAH = KUAT

Di Hawai, ada seorang cacat yang tidak punya tangan kanan sejak lahir, namun tangan kirinya normal. Sewaktu masih kecil, ia sering dihina dan diolok-olok oleh teman2nya. Ia menjadi rendah diri (minder) karena kecacatannya itu.
Pada suatu hari, dia bertemu seorang guru beladiri (di Hawai banyak orang keturunan Jepang yang ahli beladiri), dan Guru itu bertanya kepadanya “Apakah kamu mau kalau saya mengajarimu ilmu beladiri supaya kamu menjadi percaya diri?” Jawabnya dengan semangat “Mau, saya sangat mau!”

Akhirnya, orang cacat itu diajari satu jurus kuncian dan ia diminta untuk terus mempraktikkannya. Hingga berminggu-minggu lamanya, murid itu terus menerus mempraktikkan satu jurus itu saja. Pada minggu ke-16 murid itu merasa sudah pandai. Ia lalu berkata “Guru, tolong ajarkan kepada saya jurus yang lainnya.” Gurunya menjawab “Praktikkan jurus itu lagi, sekarang belajar lebih cepat, dan lebih kuat!” Setelah beberapa minggu, ketika muridnya mengatakan “Guru saya sudah ahli.” Gurunya menjawab, “Kamu harus lebih kuat dan lebih cepat lagi, kamu harus banyak lawan tanding!” Gurunya bertanya “Apakah kamu sudah ahli?” Kalau memang sudah ahli selanjutnya kamu bisa mempraktikannnya dengan lawan tandingmu.” Ternyata jurusnya bekerja dengan sempurna dan ia bisa mengalahkan pada lawan tandingnya dengan mudah.

Gurunya puas dengan hasil tersebut, dan berkata. “Baiklah, sekarang kamu akan saya daftarkan dalam pertandingan bela diri berkelas.” Namun si murid berteriak, “Guru! Saya kan baru bisa menguasai satu jurus, tapi mengapa anda sudah mendaftarkan saya?” Gurunya menjawab “Tidak masalah!” Kemudian sang murid berpikir, “Oh, kalau saya didaftarkan ke suatu pertandingan, mungkin saya akan diajarkan jurus yang baru karena pertandingan masih 8 minggu lagi.” Ternyata tidak, dia hanya tetap diajari satu jurus yang sama, satu jurus kuncian, terus menerus hanya diajari satu jurus itu. Dalam latih tanding dia dapat mengalahkan semua lawan tandingnya. Lalu ia berkata “Guru, apakah saya harus mengikuti pertandingan hanya berbekal satu jurus ini?” Gurunya menjawab, “Sudahlah, yang penting kamu terus praktik lawan tanding yang lebih cepat dan lebih kuat untuk menyempurnakannya.” Murid yang cacat itu bertanya lagi, “Apakah saya tidak diajari jurus lainnya?” Gurunya berkata dengan lantang. “Tidak!” Kemudian murid itu berkata “Guru, kalau nanati saya kalah, saya akan menjadi sangat malu.” Gurunya memberikan semangat, “Tidak masalah, kamu ikut saja.”

Tibalah hari pertandingan itu. Si murid tersebut tetap hanya menggunakan satu jurus untuk bertarung dengan semua lawannya. Ketika menghadapi lawan pertama, dengan cepat ia bisa mengunci lawannya dan dengan cepat pula lawan itu tidak bisa bergerak sama sekali dan menyerah. Demikian seterusnya hingga babak ketiga, dia hanya menggunakan satu jurus dan berhasil mengalahkan semua lawannya dengan cepat. Kemudian dia masuk babak semi final, dan dia berkata kepada gurunya, “Waduh guru….., sudah tiga kali saya menggunakan jurus ini, nanti saya akan ketahuan oleh lawan saya selanjutnya, please, tolong saya diajarkan jurus sakti yang lainnya agar saya bisa menang lagi”. Gurunya menjawab dengan tegas “Sudahlah, kamu pakai jurus itu saja dengan lebih cepat dan lebih kuat.”

Akhirnya. Dengan sedikit terpaksa murid itu maju ke babak semifinal dengan tetap menggunakan satu jurus tadi, dan ternyata lawannya dapat dikunci dengan cepat dan menyerah kalah. Ia berteriak merayakan kemenangannyaAkhirnya ia mencapai babak final. Kali ini lawannya adalah juara bertahan selama tujuh kali berturut2. Secara spontan ia berkata lagi kepada gurunya, “Waduh Guru….,, Kali ini saya benar2 tidak berkutik, dia juara bertahan dengan rekor tujuh kali mempertahankan gelarnya. Saya empat kali menang hanya menggunakan satu jurus yang sama terus-menerus, bagaimana saya bisa menang melawan juara ini?” Murid itu tampak mulai tertekan dan berkata, “Tolong…, ajari saya jurus sakti yang baru, tolonglah saya guru!” Gurunya menjawab, “Tidak! Kamu tetap masuk final hanya dengan satu jurus itu dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi!”

Dan ketika akhirnya ia berhadapan dengan juara bertahan itu dengan hanya menggunakan satu jurus yang digunakan sebelumnya, ternyata dalam waktu singkat juara bertahan itu dapat terkunci dan menyerah kalah. Kemudian dia merayakan kemenangannya dengan kegembiraan yang luar biasa.
Malam harinya ketika murid tersebut pulang, ia disambut dengan pesta yang sangat meriah. Dan ketika semua sudah pulang dari pestanya, yang masih tinggal hanya dia dan gurunya. Mereka duduk di tepi pantai melihat ombak yang menderu dan memecah di tepian pantai dalam sinar cerah bintang dan rembulan.

Kemudian si murid bertanya kepada gurunya, “Guru, saya tidak habis pikir, mengapa saya bisa jadi juara dengan hanya satu jurus?” Gurunya menjawab, “Ada dua hal mengapa kamu bisa menjadi pemenang. Pertama , Teknik kuncianmu itu adalah teknik kuncian yang paling hebat di dunia beladiri, sangat sulit diantisipasi, apalagi kalau kamu jalankan dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Kedua, teknik kuncian kamu ini sebenarnya ada penawarnya atau ada cara menghindarinya. Tetapi untuk melakukannya lawanmu harus memegang tangan kananmu, dan kamu tidak punya tangan kanan…….!!”

2 Korintus 12 : 10
Karena itu aku rela dan senang di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. sebab jika aku lemah maka aku kuat.