HORMATILAH AYAH IBUMU

Kemarin pada saat saya membeli makanan di sebuah rumah makan, terlihat ada sebuah poster tertempel di dinding dengan tulisan yang "very touching" tentang orang tua di usia dimana mereka sudah kehilangan banyak kemampuan dan tidak dapat berbuat banyak lagi bahkan tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Isi tulisan di poster tersebut adalah sebagai berikut :

Kalau aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.

Kalau pakaianku terciprat sup, kalau aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Kalau aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar,bersabarlah mendengarkan,janganlah memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil,aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tertidur.

Kalau aku memerlukanmu untuk memandikanku,janganlah marah padaku.
Ingatlah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi ?

Kalau aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.

Kalau aku tak dapat berjalan,ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Kalau aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting,asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Kalau kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini.

Sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran,aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Apakah kita mempunyai hati untuk terus menghormati dan mengasihi kedua orang tua kita, apapun kondisi mereka dan apapun kondisi kita ?

Ulangan 5 : 16
Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

THE PROBLEM OF WISDOM

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp. 100.000,- apabila dibawa ke gereja untuk dipersembahkan ; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan !

Betapa lamanya untuk melayani Allah selama satu jam ; namun betapa singkatnya kalau kita menonton TV atau film di bioskop.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata untuk berdoa secara spontan ; namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang.

Betapa sulitnya untuk membaca satu perikop Kitab Suci ; namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam sebuah pertandingan atau konser ; namun lebih senang duduk paling belakang di gereja.

Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari Injil untuk dibagikan dengan orang lain ; namun mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran dan informasi / berita dari browsing internet ; namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan Kitab Suci.

Amsal 4 : 5 - 7
4:5 Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.
4:6 Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.
4:7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.

STOP GOSSIPING !

Sebuah moto di stiker bumper kendaraan mengkampanyekan pengendalian gosip: "Hentikanlah loshon hora". Gerakan ini dimulai oleh Rabi Chaim Feld di Cleveland, Ohio, yang mengatakan bahwa Alkitab melarang orang mengucapkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain dengan cara apa pun. Loshon Hora adalah frasa dari bahasa Ibrani yang berarti perkataan yang negatif atau keji, yakni suatu perkataan jahat yang dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar.

Rabi Feld berkata, "Jika Anda belum pernah bertemu Michael, tetapi seseorang memberi tahu Anda bahwa ia adalah orang yang tolol, maka citra Michael telah rusak di hadapan Anda, bahkan sebelum Anda bertemu dengannya."

Seseorang berkata, "Ketika Anda tergoda untuk menggosip, tariklah napas melalui hidung." Ini memang cara yang baik untuk menjaga kita agar tetap tutup mulut, tetapi kita pun membutuhkan pemecahan masalah yang menyentuh inti masalah.

Penawar racun gosip adalah kasih. Kasih menetralkan racun dalam hati kita sebelum lolos keluar melalui bibir kita. Alkitab menyatakan, "'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!'
Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat" (Roma 13:9,10).

Kapan pun kita tergoda untuk melontarkan perkataan negatif tentang seseorang, meski itu benar, mintalah Allah menolong Anda untuk menghentikan gosip itu. Daripada melontarkan loshon hora, akan jauh lebih baik bila kita mengucapkan sepatah kata yang berisi kebaikan dan kasih.

Roma 13 : 9 - 10
13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

KACA MOZAIK

Robert Schuller dalam buku Kisah Kasih Allah bercerita tentang sebuah karya mozaik di istana Kerajaan Teheran. Karya mozaik itu adalah salah satu karya terindah di dunia. Namun, siapa menduga bahwa mozaik itu terbuat dari sebuah cermin pecah. Mulanya, seorang arsitek memesan cermin dari Paris untuk dipasang di tembok istana. Ketika pesanan itu datang, alangkah kecewanya mereka karena cermin itu sudah pecah. Sang kontraktor bermaksud membuang pecahan cermin itu, tetapi si arsitek justru menggunakan pecahan-pecahan cermin itu untuk membuat mozaik indah yang terdiri dari serpihan kaca yang berwarna perak, berkilau, dan memendarkan cahaya.

Kisah Rahab juga serupa mozaik indah. Ia adalah perempuan kafir dan seorang pelacur. Namun, karena imannya kepada Tuhan dan tindakannya yang berani menyelamatkan para pengintai, Rahab diselamatkan. Ketika itu seluruh Yerikho dicekam rasa takut terhadap Israel, tetapi Rahab tidak membiarkan ketakutan maupun masa lalunya yang kelam menghambatnya. Ia berpaling kepada Tuhan. Tuhan pun menghargai iman Rahab. Ia dan seisi keluarganya tidak hanya terhindar dari pemusnahan (Yosua 6:25); ia menjadi leluhur dari Raja Daud dan bahkan masuk ke dalam silsilah Yesus dalam Matius 1.

Setiap kita pernah membuat kesalahan pada masa lalu. Bahkan mungkin, kita punya masa lalu yang begitu kelam. Mungkin kita merasa hidup kita sudah hancur. Namun, kisah Rahab mengingatkan kita; Tuhan sanggup mengubah hidup yang hancur sekalipun, menjadi baru.
Seperti apa pun hidup kita, jika dibawa ke hadapan-Nya, akan diubah menjadi karya seni yang indah dan berharga.

Yesaya 43 : 4
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, .......

RENDAH HATI



"Bagaimana pendapat Anda tentang calon-calon tadi?" Itulah pertanyaan yang dilontarkan seorang wartawan majalah berita kepada seorang wanita muda di Universitas Dartmouth seusai diadakannya acara debat di antara para calon presiden. Wanita muda itu tidak mengucapkan sepatah kata pun mengenai posisi calon-calon itu maupun kemampuan mereka sewaktu berdebat. Ia hanya mengucapkan, "Tak seorang pun di antara mereka yang memiliki kerendahan hati."

Benjamin Franklin, negarawan pertama Amerika, membuat daftar sifat karakter yang hendak ia kembangkan dalam hidupnya. Bila sudah berhasil menguasai satu sifat, ia melangkah pada sifat berikutnya. Menurutnya, ia dapat melakukannya dengan baik, hingga tiba saatnya ia harus mengembangkan kerendahan hati. Setiap kali ia menganggap dirinya membuat kemajuan yang berarti, ia pun berpuas diri dan menjadi sombong.

Kerendahan hati adalah sebuah sifat yang sukar dipahami. Bahkan murid-murid Yesus bergumul dalam hal ini. Tatkala Yesus mendapati mereka sedang berdebat tentang siapa yang terbesar, Dia menanggapi, "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya" . Lalu, Dia menggendong seorang anak kecil dan menunjukkan bahwa kita perlu melayani sesama dengan penuh kerendahan hati seolah kita sedang melakukannya bagi Kristus.

Apabila seorang wartawan berita mendatangi sahabat, tetangga, atau saudara seiman kita, dan bertanya tentang diri kita, akankah mereka menyebut kita rendah hati?

Markus 9 : 35
Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."