"Bagaimana pendapat Anda tentang calon-calon tadi?" Itulah pertanyaan yang dilontarkan seorang wartawan majalah berita kepada seorang wanita muda di Universitas Dartmouth seusai diadakannya acara debat di antara para calon presiden. Wanita muda itu tidak mengucapkan sepatah kata pun mengenai posisi calon-calon itu maupun kemampuan mereka sewaktu berdebat. Ia hanya mengucapkan, "Tak seorang pun di antara mereka yang memiliki kerendahan hati."
Benjamin Franklin, negarawan pertama Amerika, membuat daftar sifat karakter yang hendak ia kembangkan dalam hidupnya. Bila sudah berhasil menguasai satu sifat, ia melangkah pada sifat berikutnya. Menurutnya, ia dapat melakukannya dengan baik, hingga tiba saatnya ia harus mengembangkan kerendahan hati. Setiap kali ia menganggap dirinya membuat kemajuan yang berarti, ia pun berpuas diri dan menjadi sombong.
Kerendahan hati adalah sebuah sifat yang sukar dipahami. Bahkan murid-murid Yesus bergumul dalam hal ini. Tatkala Yesus mendapati mereka sedang berdebat tentang siapa yang terbesar, Dia menanggapi, "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya" . Lalu, Dia menggendong seorang anak kecil dan menunjukkan bahwa kita perlu melayani sesama dengan penuh kerendahan hati seolah kita sedang melakukannya bagi Kristus.
Apabila seorang wartawan berita mendatangi sahabat, tetangga, atau saudara seiman kita, dan bertanya tentang diri kita, akankah mereka menyebut kita rendah hati?
Markus 9 : 35
Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."