Seorang pencuri di New Jersey melakukan pencurian sebanyak 7.000 dolar dalam bentuk perhiasan, koin kuno, dan uang tunai dari seorang janda. Semua barang yang dicuri tersebut merupakan barang-barang peninggalan suaminya yang masih tersisa.
Saat memilah-milah barang curiannya, pencuri itu menemukan beberapa amplop persembahan gereja berisi uang yang akan dipersembahkan wanita itu kepada Tuhan. Tanpa melihat isinya terlebih dahulu, pencuri itu langsung memasukkan semuanya ke dalam amplop lain, menuliskan alamat, lalu mengirimkannya ke gereja wanita itu.
Ketika sang pendeta tahu apa yang telah terjadi, ia berkomentar, "Ini adalah ciri khas kebingungan moral zaman ini. Orang berpikir bahwa mencuri dari janda dan anak-anak dianggap tidak apa-apa, sementara mencuri dari gereja dianggap tindakan tercela."
Pencuri itu mengabaikan satu kebenaran penting: Dosa terhadap sesama adalah dosa terhadap Allah. Mungkin kita semua cenderung berpikir bahwa batas harta kepunyaan Allah berakhir di belakang gereja. Namun, sebenarnya tidaklah demikian. Segala harta benda di dunia ini dan setiap orang adalah kepunyaan Allah. Jika kita menghormati Dia, itu berarti kita juga harus menghormati harta benda yang telah dipercayakan Allah kepada anak-anak-Nya.
Orang yang takut akan Allah dan yang menyadari bahwa berbuat dosa terhadap sesama berarti berdosa terhadap Dia adalah seorang yang bijaksana.
- SEGALA SESUATU ADALAH MILIK ALLAH, KITA HANYALAH PENGELOLANYA -
Roma 11 :36
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!