GURUN PENYIMPANGAN

Dahulu, Muynak merupakan kota pelabuhan nelayan yang berkembang pesat di tepi Laut Aral. Namun kini Muynak hanyalah kota di tepi gurun pasir. Keadaannya menyedihkan dan berbau amis. Lambung kapal yang sudah rusak dan berkarat berderet menutupi bukit-bukit pasir. Padahal dulunya semua kapal itu berlayar di atas permukaan sumber mata air kehidupan di Asia Tengah.

Perubahan itu mulai terjadi sekitar tahun 1960. Saat itu perencana kota pemerintah Uni Soviet mulai membelokkan sumber mata air Laut Aral untuk mengairi perkebunan kapas terbesar di dunia. Tak seorang pun tahu bahwa kelak kebijakan itu ternyata menimbulkan kerusakan lingkungan. Cuaca di situ berubah menjadi sangat panas. Musim bertanam menjadi dua bulan lebih pendek, dan 80 persen tanah perkebunan hancur diterjang oleh badai garam yang berasal dari dasar laut.

Kejadian yang menimpa kota Muynak itu sama seperti dengan apa yang terjadi pada jemaat Efesus. Pada saat jemaat itu mengalami perkembangan rohani yang pesat, para orang percaya di kota Efesus malah mengalihkan perhatian mereka dari Kristus dan menyibukkan diri dengan berbagai pelayanan yang dilakukan atas nama-Nya (Wahyu 2:2-4). Mereka tidak lagi memperhatikan hal terpenting dalam hubungan mereka dengan Kristus, yaitu kasih mereka kepada-Nya.

Tuhan, tolonglah kami untuk segera mengenali dan bertobat dari berbagai hal yang mengalihkan perhatian kami untuk mengasihi-Mu. Alirilah jiwa kami yang gersang ini dengan air hidup-Mu.

Ibrani 12 : 1-2
12:1. Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.