KEGAGALAN SAUL



Saul tahu dia dipilih oleh Tuhan. Tuhan punya rencana dalam hidupnya, tetapi Saul tidak mempunyai karakter untuk mencapai itu.

1 Samuel 13: 13, nabi Samuel berkata kepada Saul:”Perbuatanmu itu bodoh, engkau tidak mengikuti perintah Tuhan Allahmu yang diperintahkanNya kepadamu, sebab sedianya Tuhan mengokohkan kerajaanmu untuk selama- lamanya.”

Saul dipanggil oleh Tuhan (1 Samuel 9: 17), diurapi oleh Tuhan (1 Samuel 10: 1), diubah oleh Roh Allah (1Samuel 10: 6,9,11,12), dipilih oleh rakyat (1 Samuel 10: 24) dan bersumpah untuk taat. Tetapi mengapa Saul gagal?

ADA 4 HAL YANG MENYEBABKAN SAUL GAGAL :

1. Saul tidak taat kepada Firman Tuhan (1 Samuel 13: 1- 13)
Nabi Samuel menyuruh Saul ke Gilgal untuk menunggu dia selama 7- hari disana. Setelah Saul menunggu selama 7- hari, ternyata Samuel tidak kunjung tiba, maka rakyat mulai gelisah dan kemudian meninggalkan Saul. Pada waktu itu pasukan Filistin sedang mengepung bangsa Israel. Karena Samuel belum datang juga, maka Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban yang mana seharusnya bukanlah bagian dia untuk melakukannya.
Disini, Saul tidak taat: Ia mulai dengan otoritasnya sebagai raja dan yang kemudian menggunakan pikirannya atau logikanya sendiri. Pada waktu rakyat pergi meninggalkan Saul pasti mereka mencemooh Saul, dan kecewa terhadap raja yang dikirakan perkasa tetapi ternyata cuma menunggu dan bergantung kepada Samuel.
Jadi, Saul mulai berpikir, akukan raja, dan mengapa aku mesti menunggu samuel, bukankah aku sudah diurapi ?
Akhirnya Saul melanggar perintah Tuhan.

2. Saul sombong (1 Samuel 15: 12)
Sebelum Saul terpilih menjadi raja, Saul adalah orang yang minder. Hal ini terbukti, sewaktu Saul ditemui oleh nabi Samuel untuk diurapi, maka Saul berkata, “Bukankah aku seorang suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel? Dan bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku Benyamin?“(1 Samuel 9: 21). Dan ketika pada waktu diadakan suatu undian, Saul terpilih sebagai orang yang ditunjuk oleh Tuhan, tetapi ia, bersembunyi diantara barang- barang (1Samuel 10: 22). Ini sebagai bukti bahwa Saul, sebelum ia menjadi raja, adalah seorang yang minder.
Setelah ia diurapi, diubah oleh Roh Allah dan diberi kuasa, ia menjadi sombong. Hal ini terbuti dari:
- Saul membangun t untuk tugu peringatan nghormati dirinya sendiri (1 Samuel 15: 12)
- Ketika Saul ditegor oleh Samuel, ia memberikan alasan untuk perbuatannya yang salah serta mencari kambing-hitam: rakyat yang menjadi kambing-hitam (1 Samuel 13: 8- 12; 1 Samuel 15: 14, 15, 21)
- Saul tidak pernah menerima tegoran dengan rendah hati (1 Samuel 15: 30)

Daud telah berbuat dosa yang jauh lebih besar daripada Saul. Tetapi yang membuat Daud selalu diterima dan bahkan menjadi orang yang berkenan di hati Allah adalah kerendahan hati Daud: Ketika ia berbuat dosa (berzinah dan melakukan pembunuhan yang berencana), nabi Natan datang kepada Daud dengan suatu tegoran. Lalu Daud menerima tegoran itu dan merendahkan hatinya di hadapan Tuhan.


3. Saul serakah (1 Samuel 15: 17- 19)
Saul dikenal dengan keserahannya: Seharusnya ia membunuh semua ternak- ternak orang- orang Amalek, tetapi ia memilih ternak yang baik dan membawanya. Solah- olah semua ini ia lakukan untuk Tuhan, yaitu mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan. Tetapi sebenarnya motivasi Saul adalah serakah.

4. Saul takut kepada orang banyak (1 Samuel 15 : 24)
Kejatuhan Saul yang pertama karena rakyat telah meninggalkan dia: Ketika mereka sedang dikepung oleh tentara Filistin, nabi Samuel tidak kunjung datang untuk mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.
Kejatuhan Saul yang kedua adalah ketika rakyat menuntut supaya jarahan orang- orang Amalek tidak dibinasakan, melainkan dibawa pulang. Disini Saul takut terhadap rakyat dan mengizinkan rakyat untuk melakukan hal itu.
Saul melanggar firman Tuhan karena rakyat. Saul tidak masuk dalam rencana Tuhan, disebabkan karena takut kepada orang banyak atau takut dengan apa kata orang terhadap dirinya.

Saul dipanggil oleh Tuhan, diurapi oleh Tuhan, diubah oleh Roh Allah, dipilih oleh rakyat dan bersumpah untuk taat. Tetapi mengapa Saul gagal?
Saul gagal karena karakternya!

Tuhan hanya berpesan kepada Saul, ketika ia terpilih menjadi raja atas Israel yang pertama demikian:


“Hanya takutlah akan Tuhan dan setialah beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu……….Tetapi jika kamu terus berbuat jahat, maka kamu akan dilenyapkan, ……….” (1Samuel 12: 24- 25)

Setelah Saul ditolak oleh Allah, Allah tidak membunuh Saul atau menurunkan Saul dari kursi kerajaannya, atau membuat Saul hidup didalam kemiskinan / melarat, tetapi Saul tetap menjadi raja, dan terus melakukan perang dengan bangsa Kanaan, serta menang, sekalipun diluar rencana Tuhan.

Tetapi, perhatikan baik- baik, didalam 1Samuel 16: 4, dikatakan ”Roh Tuhan telah undur dari Saul dan dia diganggu oleh roh jahat daripada Tuhan.” Apabila roh jahat itu menyerang Saul, maka Saul menjadi gelisah, frustasi, depressi dan tidak merasa ada damai sejahtera dalam hidupnya.

Nabi Yeremia menuliskan bahwa “Rencana Tuhan adalah rencana damai sejahtera” (Yer. 29: 11).

Jadi apabila kita sudah keluar dari rencana Tuhan maka kita akan kehilangan damai sejahtera dalam hati dan digantikan dengan frustasi, gelisah, depressi, cemas, dll.

Hati- hati bagi kita yang sudah keluar dari rencana Tuhan, kegagalan pasti mengikuti ......