BURUNG GAGAK

Dalam sebuah bencana kapal karam, seorang lelaki terdampar di pulau terpencil. Demi bertahan hidup, ia belajar memanfaatkan segala yang ada di pulau itu untuk dimakan. Bahkan dalam upaya melindungi diri, ia berhasil membangun gubuk untuk berteduh. Berbulan-bulan ia bertahan tanpa bantuan siapa pun. Suatu hari, ketika kembali dari berburu, ia mendapati gubuknya terbakar. Dengan badan lemas ia mengeluhkan nasibnya. Namun, ternyata justru dari situ datang pertolongan baginya: asap dari gubuk terbakar itu memberi tanda untuk datangnya kapal penolong.

Bayangkan, pada musim kering, dalam keadaan alam yang gersang ada suara burung gagak. Itu pertanda burung-burung itu mencium bau kematian. Mereka menanti seseorang mati diserbu ganasnya kekeringan, sehingga bangkainya siap disantap. Dan memang ada orang di sana. Elia namanya. Namun, skenario terbalik. Orang itu tidak mati dihajar musim kering yang dahsyat. Ia hidup, tetap minum dan makan. Dan yang paling aneh, burung-burung gagak bukan mau "memakannya", melainkan memberinya makan! Itulah cara unik Tuhan memelihara hamba-Nya. Pembawa bau kematian dijadikan-Nya pembawa harapan akan kehidupan.

Krisis global sekarang ini betul-betul seperti kekeringan yang melanda bumi. Mendatangkan kegersangan jiwa, kelaparan fisik, kepenatan hati, pengangguran, kemiskinan, dan ketakutan. Akan tetapi ingatlah, yang kita pandang buruk dapat menjadi alat Tuhan untuk mendatangkan kebaikan yang tak terduga. Pemeliharaan-Nya atas kita melampaui segala musim dan cuaca. Tetaplah percaya dan berusaha. Tiada yang mustahil bagi Dia.
Matius 6 : 25-34
6:25. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."