Dalam salah satu renungannya di koran Suara Pembaruan, Pdt. Eka Darmaputera mengutip sebuah sajak tentang doa, demikian:
"Aku minta kekuatan agar aku mendapat, Dia memberi kelemahan agar aku taat; aku minta kesehatan agar aku bisa mengerjakan yang lebih besar, Dia memberi anugerah agar aku mengerjakan yang lebih baik; aku minta kekayaan agar aku bahagia, Dia memberi kekurangan agar aku bijaksana; aku minta kuasa agar dipuja sesama, Dia membuat aku lemah agar aku bergantung kepada-Nya; aku minta segala sesuatu agar dapat menikmati kehidupan, Dia memberi kehidupan agar aku menikmati segala sesuatu. Aku tidak selalu memperoleh apa yang aku minta, tetapi doaku selalu dijawab-Nya."
Ya, tidak ada jaminan bahwa semua doa yang kita panjatkan akan terkabul. Memang di dalam Alkitab ada ayat yang berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu". Akan tetapi, ayat tersebut tidak berhenti sampai di situ. Pada ayat selanjutnya dikatakan pula, "Ia akan memberikan yang baik kepada yang meminta kepada-Nya".
Apa yang kita minta dalam doa belum tentu baik, bahkan tidak jarang apa yang sekarang kelihatan baik menurut kita, justru mendatangkan celaka di kemudian hari.
Oleh karena itu, dalam setiap doa kita, iringilah dengan penyerahan diri kepada Tuhan. Bukan kehendak kita yang jadi, tetapi kehendak Tuhan. Dasari dengan keyakinan, bahwa Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk kita.
Matius 7:11
Padahal sebenarnya dunialah yang sedang mencuri tempat di dalam hatinya."
Di dunia ini, kesuksesan dan kemakmuran seseorang umumnya diukur dengan kemapanan pekerjaan dan besar kecilnya penghasilan. Untuk mencapai hal-hal itu, acap kali kita sudah berencana sejak kecil, dengan belajar rajin dan bekerja keras agar dapat masuk ke sekolah unggulan, universitas favorit, dan akhirnya perusahaan yang bergengsi. Ditambah dengan persaingan yang semakin hari semakin ketat, kita pun belajar lebih rajin lagi dengan mengikuti les ini dan les itu-tiada habisnya, memacu diri dengan bekerja lembur, menghadiri malam-malam networking guna mencari peluang bisnis, dan sebagainya.
Pekerjaan yang mapan dan penghasilan yang besar tentu bukan sesuatu yang buruk. Akan tetapi, kita harus sangat berhati-hati saat berusaha mencapai prestasi dan penghasilan yang mapan. Jangan biarkan diri kita menjadi sangat terikat pada hal-hal tersebut, sebab keberadaan kita di dunia hanya sementara waktu. Pemazmur mengatakan usia manusia mungkin tujuh puluh tahun, dan jika kuat delapan puluh tahun. Jadi, kita tak boleh berusaha terlalu keras atau merasa terlalu nyaman di dunia sampai melupakan kehidupan kekal.