Ibunya terus berdoa kepada TUHAN dan memberi keyakinan pada Wilma bahwa ia pasti normal kembali. Di saat yang buruk, kakinya yg lumpuh semakin mengecil dan hanya terjuntai ke bawah tak bereaksi apapun. Namun Wilma terus mengucapkan kata-kata iman & berkata : "Aku akan menjadi wanita tercepat di dunia di lintasan lari." Ia terus mencoba berdiri, walau sudah ribuan kali ia mencoba dan jatuh. Ia tak menyerah.
Pada usia 9 tahun, ia nekat melanggar nasehat dokter dengan membuang tongkatnya dan melangkah untuk pertama kalinya yang menurut dokter-dokter takkan pernah dapat dilakukannya. Selama 3 tahun ia terus mencoba melangkah, berjalan dan berlari.
Dibawah bimbingan Ed, Wilma terus berlatih siang malam, mengatasi berbagai rintangan, bertanding dalam ratusan lomba dan terus melaju hingga akhirnya sejarah mencatat, pada Olimpiade tahun 1960, Wilma Glodean Rudolph, Seorang wanita kulit hitam pertama yg pernah menderita polio & lumpuh, akhirnya menjadi juara Olimpiade dan memenangkan 3 medali emas di lintasan lari 100 meter, 200 meter dan estafet 400 meter. Ia akhirnya menjadi wanita tercepat di dunia di lintasan lari.
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.