HALLOWEEN

Kata Halloween berasal dari kata All Hallows' Eve. Itu merupakan malam sebelum sebuah hari libur keagamaan di negara Inggris pada Abad Pertengahan, yang kemudian dikenal sebagai hari para orang kudus. Hari itu merupakan hari yang dikhususkan oleh gereja untuk mengenang orang-orang kudusnya.

Namun, perayaan Halloween pada zaman sekarang ini lebih mirip dengan kebiasaan-kebiasaan kafir yang berasal dari Eropa Kuno. Orang-orang terpandang pada zaman itu percaya bahwa roh-roh orang mati gentayangan pada malam tanggal 31 Oktober, sehingga mereka menyalakan obor dan meletakkan makanan
bagi pengunjung yang tidak diharapkan ini. Mereka melakukan hal itu karena merasa takut. Mereka berpikir bahwa mereka akan dilukai jika tidak melakukannya.

Alkitab memperingatkan kita untuk tidak bermain-main dengan hal gaib ataupun terobsesi oleh penyihir dan roh orang mati. Lalu apakah yang dapat dilakukan oleh orang-orang kristiani? Seorang pendeta yang kreatif mengadakan pertemuan khusus. Ia meminta beberapa jemaat gereja untuk datang dengan mengenakan kostum pahlawan Alkitab dan orang kudus besar di dalam sejarah gereja. Dengan cara yang dramatis mereka mengingat kecukupan anugerah Allah di dalam hidup umat-Nya.

Ya, teladan para saksi yang seperti awan yang mengelilingi kita, seperti yang disebutkan di dalam Ibrani 12:1, telah menguatkan iman kita. Mengingat mereka di hari Halloween dapat mengingatkan kita akan kemenangan karena kepercayaan kita kepada Tuhan.

Ibrani 12 : 1
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Ibrani 11 : 32
Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak
menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi.

HONOUR YOUR PARENTS

Waktu itu tahun 1727. Di sebuah toko buku kecil di Lichfield, Inggris, seorang pria yang terbatuk-batuk sedang mengepak buku-buku untuk dijual di kios bukunya di pasar, tepatnya di Uttoxeter. Di tengah batuknya, ia menyuruh putranya yang berusia 18 tahun untuk mengantarkan buku-buku itu. Namun si anak muda yang sedang asyik membaca novel klasik Latin itu tidak mengindahkan perintah sang ayah meski ia mendengarnya. Kereta angkutan yang hendak ke pasar telah tiba, dan pria itu berjalan keluar di tengah guyuran hujan sambil membawa sendiri buku-bukunya, dan melakukan perjalanan sejauh 32 km ke pasar.

Lima puluh tahun kemudian seorang pria tua berdiri berjam-jam di tengah guyuran air hujan di sebuah kios buku di Uttotexer. Tatkala badai reda, perlahan ia kembali ke kereta yang menunggunya dan pulang. Di situlah ia menundukkan kepala dan menangis tersedu-sedu. Ia adalah sastrawan yang terkenal dan jenius, Samuel Johnson. Rupanya ia terkenang akan apa yang telah diperbuatnya terhadap sang ayah bertahun-tahun yang lalu.

Menghormati orangtua bukanlah sekadar kewajiban, tetapi merupakan hak istimewa. Sebagai anak, kita menghormati mereka dalam bentuk ketaatan; sebagai orang dewasa, kita menghormati mereka dengan cara menelepon, mengunjungi, serta mempedulikan mereka-yang jelas membutuhkan pengorbanan diri kita. Apabila kita kehilangan kesempatan untuk menunjukkan kasih dan penghormatan kepada mereka, maka kelak kita akan sangat menyesalinya.

Perintah yang harus kita ikuti sederhana: "Hormatilah ayahmu dan ibumu." Allah selalu memberikan ganjaran atas ketaatan .

Efesus 6 : 2 - 3
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

INTERNET

Lewat internet, kini orang bisa belajar tentang apa saja dan bertemu dengan siapa saja yang ia inginkan. Analisis The Washington Post (Maret 2007) menunjukkan, ada 408 juta halaman website membahas soal seks dan 396 juta halaman membahas soal agama. Jadi, seorang anak bisa dengan mudah mendapatkan semua informasi; baik tentang seks maupun Tuhan, hanya lewat komputer di kamarnya. Bahkan ia bisa bergabung dengan kelompok pecandu narkoba, kelompok penggemar pornografi, kelompok religius, atau puluhan ribu kelompok lainnya. Munculnya aksi teroris, misalnya, dipicu oleh adanya website yang mempromosikan cara membuat bom bunuh diri!

Pemazmur menjelaskan bahwa di hadapan kita selalu terbentang dua jalan: jalan orang fasik atau jalan orang benar. Seseorang bisa memilih jalan kefasikan karena daya tarik atau pengaruh orang lain. Ia "berjalan menuruti nasihat" mereka yang mempromosikan gaya hidup melawan kehendak Tuhan. Ia "duduk dalam kumpulan pencemooh"; mendengarkan pendapat mereka yang memandang remeh Tuhan dan tak punya rasa takut kepada-Nya. Dengan bergabung atau bersekutu bersama kelompok itu di dunia maya, iman kita bisa terkikis perlahan-lahan, sampai kita menjadi "sekam yang ditiupkan angin". Orang terhilang yang dimakan setan zaman.

Teknologi modern membuat orang kini jauh lebih mudah untuk berjalan menuruti nasihat orang fasik. Maka, hati-hatilah ketika membuka sebuah halaman website. Sebelum memencet tombol "klik", bertanyalah lebih dulu: ke mana "klik" ini akan menuntun saya? Jalan orang fasik atau jalan orang benar?

Mazmur 1
1:1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 1:4. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. 1:5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; 1:6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.