MELAYANI TUHAN VS MELAYANI DIRI SENDIRI

YUNUS 4 : 1 - 11
1. Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. 2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. 3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." 4 Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" 5. Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. 6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. 8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." 9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"
Perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani diri sendiri sangatlah tipis. Kita bisa saja memakai alasan melayani Tuhan, tetapi sebenarnya kita tengah melayani kepentingan dan kepuasan diri sendiri.

Salah satu cara untuk menguji hal tersebut adalah dengan melihat respons yang kita berikan tatkala pelayanan kita tidak dihargai oleh orang lain, atau tatkala pendapat dan keinginan kita dalam pelayanan tidak diterima. Apabila respons kita adalah marah,bahkan sampai mengundurkan diri dari pelayanan, itu berarti kita tidak sedang melayani Tuhan tetapi melayani diri sendiri.

Salah seorang tokoh Alkitab yang pernah bersikap demikian adalah Yunus. Yunus marah tatkala melihat bahwa apa yang Tuhan lakukan ternyata tidak sesuai dengan keinginan dirinya (ayat 1). Yunus kecewa tatkala Tuhan mau mengampuni Niniwe, musuh besar bangsa Israel ketika itu. Akan tetapi, Tuhan tidak membiarkan Yunus terus menerus larut dalam kemarahannya. Tuhan menghibur dan mengubah sikap hati Yunus melalui tumbuh dan matinya sebuah pohon jarak.

Tuhan mengajarkan bahwa yang seharusnya Yunus layani adalah keinginan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Niniwe. Bukan keinginan hati Yunus yang menghendaki agar bangsa itu dihukum saja. Sikap hati yang lebih mementingkan keinginan Tuhanlah yang seharusnya dimiliki oleh setiap hamba-Nya.

Salah satu kesalahan yang kerap dihadapi para pelayan Tuhan adalah tatkala ia tidak lagi bisa membedakan mana keinginan Tuhan dan mana keinginan diri sendiri.

Sementara ini siapa yang kita layani ? TUHAN atau diri kita sendiri ?

MELAYANI BERARTI MENGERJAKAN URUSAN TUHAN BUKAN URUSAN KITA


MENGAMPUNI TANPA MELUPAKAN



Kejadian 50 : 15 - 21
15 Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya."
16 Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan :

17 Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya.
18 Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu."
19 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
21 Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.

Kepada seseorang yang pernah disakiti atau dikecewakan orang lain, kita kerap memberi nasihat seperti ini, "Sudah, lupakan. Yang lalu biarlah berlalu. Tidak usah diingat-ingat. Toh diingat pun tidak ada gunanya."
Sebuah nasihat yang baik dan kedengaran bijak, tetapi sebetulnya tidak tepat. Sebab tidak mungkin kita melupakan kesakitan dan kepahitan yang pernah kita alami. Betapa yang namanya pengalaman buruk, atau "kesakitan" yang ditimbulkan orang lain pada masa lalu tidak bisa kita hapus dari ingatan kita. Itu sudah menjadi sejarah hidup kita.

Yang bisa kita lakukan bukan melupakannya, melainkan mengingatnya dengan cara baru. Bukan menghapusnya dari ingatan kita, tapi memaknainya dari sudut pandang iman. Inilah yang dilakukan oleh Yusuf. Ia pernah begitu dibenci saudara-saudaranya. Mereka menganiaya, bahkan menjualnya sebagai budak. Ia kemudian bekerja di rumah Potifar. Difitnah oleh istri Potifar, lalu dipenjarakan. Sampai akhirnya ia menjadi orang penting di negeri Mesir.

Namun, Yusuf tidak membenci dan menyimpan dendam pada saudara-saudaranya. Saat mereka datang dalam posisi sebagai orang-orang yang meminta pertolongan, Yusuf menerimanya dengan tangan terbuka. Padahal, sebagai orang yang sangat berkuasa di Mesir, Yusuf bisa saja membalas perlakuan buruk mereka terhadapnya dulu.

Yusuf tidak melupakan perbuatan buruk saudara-saudaranya di masa lalu. Ia melihatnya dengan cara baru dari sudut pandang Allah. Ia bekata, "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan" (ayat 20). Dan, pengampunan pun terjadi.

TOKOH TERBESAR



Ia anak orang sederhana dan lahir di desa terpencil. Ia bertumbuh di desa, di mana Ia membantu sang ayah-si tukang kayu. Tiga tahun Ia menjadi pengkhotbah keliling. Tak punya kantor. Tak pernah menulis buku.

Ia tak pernah belajar formal untuk meraih gelar tertentu. Ia tak pernah ke luar negeri. Paling jauh Ia pergi tak lebih dari 200 mil dari tempat ia dilahirkan. Ia tak pernah mempromosikan diri atau berusaha menjadi tenar. Ia tak punya surat kepercayaan selain keberadaan diriNya sendiri. Ia penuh mukjizat, tetapi juga sangat radikal dan berani melawan arus tradisi serta kebiasaan. Ia baru berumur 33, ketika masyarakat menentangnya. Sahabat-sahabatnya melarikan diri. Ia diserahkan kepada musuh-musuhnya dan harus mati di kayu salib, di antara dua penjahat.

Dua puluh abad telah berlalu, tetapi hingga kini Ia tetap menjadi figur sentral dari sejarah umat manusia. Tokoh terbesar yang tak surut sepanjang zaman. Dari semua tentara, presiden, ilmuwan, politikus, ekonom, seniman, dan tokoh besar lain, belum pernah ada yang memengaruhi umat manusia, sebesar pengaruh yang Ia berikan.

Jika demikian, mengapa kita meragukan Yesus sebagai Tuhan yang mampu menolong kita? Mengapa kadang kita lebih memercayai perkataan manusia daripada perkataan-Nya? Tokoh terbesar itu selalu ada dan tetap ada, bahkan begitu dekat dengan kita. Kita patut bangga memiliki Allah seperti Dia. Izinkan Dia melakukan banyak hal di hidup kita, dan miliki banyak pengalaman besar bersama-Nya. Yesus bukan hanya tokoh historis, Dia Allah yang hidup !


Roma 10 : 9
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

UPAH YANG ADIL



Matius 20 : 1-16

1. "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. 4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.

5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. 8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. 9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.

11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati ? 16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Umumnya orang berpendapat bahwa banyak bekerja tentu akan banyak mendapat; banyak berprestasi pasti juga banyak mendapat. Firman Tuhan hari ini barangkali akan membuat kita bertanya, "Apakah Tuhan adil?"Dia memberi upah yang sama untuk jerih payah yang berbeda. MengapaYesus berkata demikian? Apakah pantas? Sebuah pernyataan yang sulitdipahami secara konkret, meski kalimatnya jelas dan lugas.

Setidaknya ada dua penjelasan mengenai hal ini.

Pertama, itu tak adil menurut kita karena kita berfokus pada upah-bukan Sang Tuan yang kitalayani. Bukankah motivasi kita dalam melayani semestinya untuk SangTuan? Fokusnya tak boleh pada diri sendiri, tetapi pada Sang Tuan.Sama seperti saat kita punya kesempatan melayani seorang raja,bukankah itu merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai? Berpijak pada pandangan tersebut, kita akan memahami bahwa upah bukanlah halyang terutama; bukan pada apa yang kita dapat, tetapi pada yang bisa kita beri.

Kedua, apabila kita protes, bukankah itu tandanya kita merasa iri hati ? (ayat 15). Seperti perumpamaan tentang anak yang hilang ( Lukas 15:11-32 ) - ketika si sulung memprotes kemurahan hati sang ayah kepada adiknya. Si sulung merasa ayahnya berlaku tidak adil karena ia sudah setia dan bekerja keras. Kita adalah manusia berdosa yang telah di selamatkan Tuhan dari sengat maut. Itu sebabnya Tuhan berhak atas hidup kita sepenuhnya, berhak memberikan apa pun yang pantas danperlu kita peroleh.

Baiklah kita fokus pada apa yang harus kita kerjakan dan berikan, bukan pada apa yang bisa kita peroleh.

BERITAKAN KABAR BAIK



Kubilai Khan adalah kaisar terbesar dalam sejarah Mongolia setelah Jenghis Khan, kakeknya. Pada abad ke-13, Kubilai Khan menerima kedatangan para pedagang Eropa. Setelah berbincang, kaisar tertarik dengan iman kristiani. Jadi, ia meminta agar ada seratus misionaris yang dikirim ke Mongolia untuk mengajar tentang Yesus. Namun, gereja di Eropa tak merespons. Mereka terlalu sibuk dengan urusan internal gereja, sehingga hanya ada dua misionaris yang dikirim, yaitu Nicholas dan William. Mereka pun tidak sampai ke Mongolia karena tak tahan menghadapi situasi perang yang sedang terjadi di Asia Tengah. Mongolia pun gagal dimenangkan bagi Kristus.

Kelalaian gereja pada masa lampau juga masih kerap terjadi pada zaman ini. Orang kristiani terlalu sibuk dengan urusan internal gereja. Akibatnya, gereja makin tertutup terhadap dunia di sekelilingnya karena "temboknya" semakin tinggi. Dan "tembok" itu membuat kita lupa bahwa semestinya kita ini menjadi pembawa berita baik bagi mereka yang masih banyak berdiri "di luar tembok".

Kita mesti meneladani semangat pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Ia berusaha membagikan Injil di tempat-tempat yang belum pernah mendengar nama Yesus. Inilah yang semestinya menjadi kerinduan setiap gereja. Kiranya setiap gereja kita terus setia melakukan hal ini. Urusan internal gereja memang tak dapat diabaikan, tetapi jika itu membuat gereja berhenti memberitakan Injil, perlahan-lahan gereja akan "mati" karena tak memenuhi tugas yang diembannya. Apakah gereja tempat Anda beribadah adalah gereja yang memberitakan Injil Kristus ?


Matius 28 : 19 - 20
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

IRONIS


Ironis adalah sebuah keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan hati dan pikiran kita. Setiap orang selalu mengharapkan yang terbaik untuk dirinya, oleh karena itu pasti mempunyai impian atau keinginan yang baik pula.
Tetapi, seringkali kita menjumpai bahwa apa yang terjadi tidaklah sesuai dengan harapan kita. Kadang, kita bahkan bertanya-tanya, bukankah Tuhan berkata bahwa Ia selalu menyertai kita ? Namun mengapa keadaan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan ?

Dalam Ayub 1:1 dikatakan bahwa: “Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur. Ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Tetapi, jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, yang terjadi pada Ayub adalah ironis. Anak-anaknya mati, harta bendanya habis, ia terkena penyakit, bahkan istrinya menyuruhnya untuk mendustai Tuhan.
Terkadang kita juga berada di posisi seperti itu. Kita sudah taat dan beribadah pada Tuhan, doa puasa, pelayanan, menabur, memberi perpuluhan, dan setia pada Tuhan. Tetapi yang terjadi adalah ironis, kita tetap saja mengalami masa-masa sulit. Banyak orang yang mengalami kejadian ironis lalu berpaling dan meninggalkan Tuhan. Namun Ayub tetap setia.

Mengapa kejadian ironis diijinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita ?

1. Ayub 42:5 ”Hanya dari kata orang saja aku mendengan tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” Ayat ini berbicara mengenai pengenalan. Mungkin selama ini kita mengetahui tentang Tuhan dari kotbah-kotbah para pendeta, dari buku-buku rohani, dari persekutuan-persekutuan yang kita ikuti, dll. Tetapi, pada kenyataannya tidak selalu seperti itu. Tuhan ingin mengajarkan pengenalan itu secara pribadi. Karena, tingkat pengenalan kita akan Tuhan mempengaruhi:

􀂏 Kedalaman hubungan kita untuk membentuk dasar yang kuat di dalam Tuhan. Sedalam apa kita mengenal Tuhan kita? Jika pengenalan kita hanya sebatas mujizat, maka suatu saat pasti kita akan kecewa karena Tuhan kita bukanlah Yesus Kristus, tetapi mujizat itu sendiri.

􀂏 Sikap hati kita. Jika seseorang mengenal Yesus dengan sungguh-sungguh, maka ia akan mempunyai sikap yang berbeda pada Tuhan dan sesamanya. Sikap berbicara tentang keseriusan kita mengikuti Tuhan. Serius berarti melibatkan seluruh kehidupan kita dan berfokus hanya pada Tuhan.

Ayub menemukan mutiara yang terpendam itu, yaitu pengenalan akan Tuhan. Tingkat pengenalan akan Tuhan mempengaruhi tingkat keberanian iman kita. Jika kita menghadapi tantangan, maka tingkat pengenalan itulah yang akan menentukan. Kita mengenal Tuhan yang akan selalu menyertai kita, bukan meninggalkan kita.
2. Matius 18:19-20 ”Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Ayat ini berbicara mengenai hubungan. Tuhan mau mengajarkan mengenai hubungan.
Mengapa iblis selalu mengacaukan hubungan antar manusia dan hubungan antara manusia dengan Tuhan ? Karena hubungan adalah substansi dasar dalam hidup. Jika kita tidak punya hubungan dengan Tuhan, maka kita tidak akan punya akses untuk mengenal Dia.
Yang menjauhkan kita dari Tuhan adalah dosa, oleh karena itu Yesus datang dan mati di kayu salib untuk memulihkan hubungan itu. Tuhan yang memiliki inisiatif untuk memperbaiki hubungan itu karena Dia benar-benar perduli. Tuhan juga berkata agar kita tidak menjauhkan diri dari persekutuan.
Hubungan itu menghidupkan, membuat orang bergairah, menguatkan, dan menyembuhkan.
Oleh karena itulah, iblis selalu berusaha menyuntikkan kebencian untuk menjauhkan kita dari orang lian. Oleh karena itu kita harus menjaga hubungan baik dengan Tuhan agar hubungan kita dengan sesama juga bisa terjaga dengan baik.

3. Kejadian 1:25-28 ”...Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya... (ayat 27). Ayat ini bicara mengenai potensi ilahi. Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambarNya, oleh karena itu potensi ilahi pasti ada dalam setiap kita. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, potensi ilahi itu hilang. Namun, akhirnya Yesus datang untuk memiulihkan potensi itu dalam diri setiap kita. Potensi ilahi itu sendiri diperlengkapi dengan :

􀂏 ”Allah memberkati mereka...” (ayat 28). Hal pertama yang diberikan adalah berkat. Berkat itu sendiri adalah kemampuan ilahi untuk menjadi berhasil. Berkat tidak selalu berbicara tentang materi atau kekuasaan (hal ini adalah sisi lain dari berkat). Pertanyaannya adalah: Mengapa kita tidak bisa berhasil? Hal itu adalah karena kesalahan kita sendiri. Kesuksesan tidak dilihat dari apa yang kita miliki, tetapi dari pengaruh Kerajaan Allah yang kita bawa bagi orang-orang di sekitar kita.

􀂏 ”...berkuasalah...” (ayat 28). Kita juga diberi kuasa / anointing. Tuhan mendesain kita untuk mengatasi permasalahan, bukan diatasi permasalahan. Setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Kita semua punya kuasa untuk mengatasi itu, tetapi kebohongan yang iblis berikan adalah: minder, ketidakpercayaan diri bahwa kita mampu mengatasi masalah itu.
Kita semua punya potensi ilahi yang harus kita kembangkan. Jangan sampai suatu saat Tuhan datang dan meminta potensi itu.

4. Ulangan 8:2-3 ”...Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kau kenal, dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan.”
Tuhan ingin merendahkan hati kita dan membentuk hati hamba. Kemurnian hati harus muncul dalam setiap hati umat Tuhan. Jika ada yang murni, pasti juga ada yang palsu. Jangan sampai kita menjadi orang Kristen palsu. Karunia, urapan, atau kuasa tidak menarik hati Tuhan. Yang paling menarik hati Tuhan adalah kemurnian hati. Jangan sampai kita tersandung karena kepalsuan. Suatu saat yang murni dan yang tidak murni pasti akan dipisahkan. Tuhan memang penuh kasih, tetapi ketegasanNya tidak bisa ditawar.

Sekalipun kita sedang dalam keadaan yang ironis. Sekalipun tampaknya Tuhan tidak menolong kita sekarang, mari kita terus memiliki hati yang mengasihi Tuhan. Tuhan sedang mencari keempat hal itu dalam hidup setiap kita.

LOVE



Kita adalah representasi / wakil dari Kerajaan Allah di muka bumi. Kita tidak hanya mewakili suatu gereja atau denominasi saja, tetapi mewakili Kerajaan Allah.

Saat kita menjadi representasi dari seseorang, maka kita harus mencerminkan orang yang kita wakili itu. Dan kita adalah representasi Allah.

Alkitab berkata bahwa "God is love", bukan Allah mempunyai kasih, tetapi Allah adalah kasih. Jika kita tidak bisa menunjukkan kasih, maka kita gagal menjadi representasi dari Allah karena Allah adalah kasih itu sendiri.

Inti dari semuanya adalah kasih.

Dalam hidup ini, kita harus mengutamakan hal yang utama atau first thing first! Tetapi, celakanya banyak orang Kristen yang membangun hal-hal yang tidak utama dan menelantarkan hal-hal yang utama.


Matius 22:36-40 menyebutkan bahwa: "...Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Oleh karena itulah, seharusnya parameter yang digunakan untuk melihat apakah kita berada di jalur yang benar atau tidak adalah: kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Jika demikian, maka dosa yang terutama dan utama adalah: tidak mengasihi Tuhan dan sesama.
1 Korintus 13:1-3 berkata: "...Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna ..." (ayat 2).

Wahyu 2:2-5 juga mengatakan hal yang sama, bahkan dikatakan bahwa: "...Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu, ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya jikalau engkau tidak bertobat."

Kehilangan kasih berarti kejatuhan, dan jika kita tidak bertobat maka kaki dian kita akan diambil. Kaki dian melambangkan revival atau kebangunan rohani. Jadi, jika kita tidak mengasihi, maka kita tidak akan mengalami kebangunan rohani.

Jika mengasihi ternyata begitu penting, lalu mengapa kita susah melakukannya?

Roma 12:2 mengatakan bahwa: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu..."

Perubahan fisik dan perilaku kita tergantung oleh pemikiran kita. Mengapa kita tidak bisa berubah? Mengapa kita tidak bisa mengasihi? Karena paradigma kita belum berubah, kita belum menerima paradigma yang baru.

Ada tiga paradigma baru yang harus kita miliki agar kita bisa mengasihi, yaitu :

1. Melepaskan kasih.
Kita sudah memiliki kasih di dalam diri kita, kita hanya perlu melepaskannya saja. Jangan bersikap seolah-olah kita masih belum memiliki kasih.

Roma 5:5 menyebutkan bahwa: "...karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan pada kita."

Saat Yesus dan Roh Kudus masuk ke dalam hati kita, kasih itu telah dicurahkan. Dalam bahasa aslinya, berarti: dicurahkan habis-habisan atau dicurahkan sampai habis.

Kasih itu sudah ada dalam diri kita, tetapi mengapa kita masih susah untuk mengasihi ? Hal itu karena kita belum melepaskan kasih.

Melepaskan kasih hanya perlu satu hal, yaitu : keputusan.

Mengampuni adalah salah satu proses melepaskan kasih. Kasih yang kita miliki sebesar kasih Allah, potensi itu sudah ada dalam diri kita, kita hanya perlu berlatih untuk melepaskannya.

Untuk mengampuni, kita hanya butuh keputusan untuk melepaskan atau mengalirkan kasih kepada orang yang bersalah kepada kita. Keputusan berbeda dengan perasaan. Perasaan selalu mengikuti keputusan.

Perasaan menggoda kita dan sering berlawanan dengan iman. Perasaan tidak pernah kekal, karena kasih bukanlah perasaan tetapi keputusan.


Ada tiga sumbat yang membuat kita tidak bisa mengasihi. Dalam 1 Timotius 1:5 dikatakan: "Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas."
kita belum memiliki ketiga hal itu, maka kita tidak akan bisa mengasihi.

Hal yang pertama adalah hati yang suci, artinya kita tidak menympan akar pahit dalam hati kita. Kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita, karena jika tidak demikian maka Bapa yang di Surga juga tidak akan mengampuni kesalahan kita.

Kedua adalah hati nurani yang murni. Bereskan jika kita punya salah (restitusi). Jika kita melakukan kesalahan dan belum meminta maaf, maka kita tidak akan memiliki hati nurani yang murni.

Hal ketiga adalah iman yang tulus ikhlas, selalu ingat bahwa seringkali iman berlawanan denga perasaan.

2. Menyerahkan kuasa.
Kita tidak bisa mengasihi dan berkuasa secara bersamaan. Saat kita mengasihi, kita harus melepaskan kuasa. Dalam Perjanjian Lama, Allah menunjukkan kekuasaannya, tetapi dalam Perjanjian Baru, Allah menunjukkan kasihNya.

Yesus tidak menganggap kesetaraanNya dengan Allah sebagi milik yang harus dipertahankan. Yesus datang ke dunia sebagai manusia, berupa hamba yang bisa mati di kayu salib. Ia kehilangan kuasa untuk menunjukkan kasihNya kepada kita. Semakin besar pengorbanan yang diberikan, maka semakin besar kasih yang ditunjukkan.

Ibu Teresa adalah seorang wanita yang sudah tua dan lemah, tetapi ia bisa menguasai dunia dengan kasihnya. Ia berkata: "kasih yang sejati harus menimbulkan rasa sakit, dan tanpa berani menderita, kita hanya melakukan tindakan sosial saja, bukan tindakan cinta."

Semakin kita ingin mengendalikan orang lain, maka semakin kita tidak bisa mengasihi. Oleh karena itu, lepaskanlah kuasa yang ada pada kita.

3. Kolose 3:23 "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia"
Jika kita melakukan segala sesuatunya dengan segenap hati seperti untuk Tuhan, maka kita dapat melakukannya dengan bebas.

Alkitab berkata bahwa apapun yang kau lakukan untuk saudaramu, berarti kau melakukannya untuk Tuhan. Jika kita gagal mengasihi sesama yang kelihtan, maka kita juga gagal mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan.

KIAMAT 2012


Film 2021 sudah / sedang diputar di bioskop-bioskop di Indonesia. Film yang berdurasi 2,5 jam sangat seru dan menegangkan. Sungguh menggugah melihat jalan-jalan di Los Angeles dan Las Vegas terbelah karena gempa ….. ada lava, tsunami.
Kehancuran bumi dilukiskan seolah-olah benar-benar terjadi. Film ini setidaknya berhasil mempertontonkan kepada manusia gambaran kehancuran bumi ini. Bumi ini memang sudah tua.

Sekarang pertanyaannya, akankah hal itu akan terjadi pada tanggal 12 Desember 2012 ?

Markus 13:32
Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.

Akankah suatu saat di masa yang akan datang bumi ini akan hancur / kiamat seperti digambarkan dalam film 2012 ?

II Petrus 3 : 10
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.


Apakah bumi akan hancur karena air atau api pada waktu kiamat ?

Kejadian 9:11
Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.

Yesaya 66 : 15
Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.

Sekarang telah jelas, bahwa hari kiamat akan datang dan tidak ada seorangpun yang mengetahui harinya. Bumi bukan musnah karena AIR BAH lagi seperti terjadi pada masa nabi Nuh tetapi oleh API.

Persoalannya bukan pada kapan hari kiamat akan terjadi, melainkan apakah kita sudah siap bila sewaktu-waktu hari itu tiba.

SUDAH SIAPKAH SAUDARA ?

Matius 24 : 42 - 44
42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.

SURAT DARI AYAH

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab.


Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu.

Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan putus asa !!! Bangkitlah !!!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. demikian juga dirimu.

Engkau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

AKU sering melihat melihatmu marah ketika kamu melihat orang lain berhasil. Untuk apa kamu menginginkan keberhasilan orang lain?

Bukankah AKU sudah menyediakan suksesmu sendiri ?

Kamu tidak pernah mengejarnya, jadi kamu tidak pernah bisa memilikinya. Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karya-Ku yang luar biasa atas hidup orang lain.

Jadilah seperti air.. Selalu mengalir... melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas. Anak-Ku, jangan mau dikalahkan oleh keadaan, tetapi kalahkan keadaaan.

Anak-Ku yang terkasih, jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik. Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman. Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu !

Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu. Bukankah untuk itu kau hidup ? Untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU ?

Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU.

Anak-Ku, ingatlah hal ini baik-baik. Aku selalu mebuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya.

AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis. AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !

Ayah yang selalu mengasihimu,
Yesus Kristus


Matius 28:20 b
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.